Katabella Roberts
Sebuah kapal perang Angkatan Laut AS yang berlayar di Laut Merah menembak jatuh sebuah drone buatan Iran yang menurut para pejabat diluncurkan dari Yaman pada 29 November, demikian menurut Pentagon.
Kapal perusak rudal kelas Arleigh-Burke, USS Carney, menembak jatuh drone KAS-04 buatan Iran sekitar pukul 11.00 waktu setempat karena mendekati kapal Angkatan Laut di dekat selat Bab el-Mandeb, sebuah jalur perairan yang menghubungkan Laut Merah dengan Teluk Aden di dekat Laut Arab, demikian ungkap Komando Sentral AS (U.S. Central Command/CENTCOM) dalam sebuah pernyataan.
Laut Merah merupakan rute perdagangan utama untuk pengiriman dan transfer pasokan energi.
Menurut CENTCOM, “pesawat tanpa awak,” atau drone, diluncurkan dari bagian Yaman yang dikuasai oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran, yang baru-baru ini masuk ke dalam konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung; awal bulan ini mengklaim telah meluncurkan rudal balistik dan drone satu arah ke arah Israel.
“Meskipun tidak diketahui tujuannya, pesawat tak berawak itu mengarah ke kapal,” kata CENTCOM.
USS Carney sedang mengawal kapal pendukung tempur cepat Komando Lintas Laut Militer dan kapal lain yang membawa peralatan militer dan kru ke wilayah tersebut ketika pesawat tak berawak itu mendekat, kata para pejabat AS.
“Pada saat penembakan, USS Carney sedang mengawal USNS SUPPLY (Oiler) dan kapal berbendera dan berawak AS lainnya yang membawa peralatan militer ke wilayah tersebut,” tambah mereka.
Tidak ada korban luka pada personel AS dan tidak ada kerusakan pada kapal AS yang dilaporkan setelah insiden tersebut.
Insiden pada Rabu menandai kedua kalinya dalam beberapa minggu terakhir bahwa para pejabat AS telah menembak jatuh drone di Timur Tengah yang diyakini diluncurkan oleh pemberontak yang didukung Iran di Yaman.
Tepat seminggu yang lalu, USS Thomas Hudner, yang juga merupakan kapal perusak Angkatan Laut, mencegat beberapa pesawat tak berawak yang ditembakkan ke arah kapal tersebut saat berada di Laut Merah. Militer AS mengatakan bahwa pesawat-pesawat tak berawak tersebut diluncurkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.
Drone dan Rudal ‘Ditembakkan ke Arah Israel’
Pada Oktober, para pejabat mengatakan bahwa USS Carney menembak jatuh beberapa pesawat tak berawak dan rudal jelajah yang diduga ditembakkan oleh Houthi dari pantai Yaman Barat ke arah Israel.
“Tindakan ini merupakan demonstrasi arsitektur pertahanan udara dan rudal terintegrasi yang telah kami bangun di Timur Tengah dan kami siap untuk memanfaatkannya kapan pun diperlukan untuk melindungi mitra kami dan kepentingan kami di wilayah penting ini. Tidak ada korban di pihak pasukan AS dan tidak ada yang kami ketahui di pihak warga sipil di lapangan,” ujar sekretaris pers Pentagon Brigjen Pat Ryder kepada para wartawan pada saat kejadian.
Manuver yang ‘Tidak Aman’
Sehari sebelum insiden pada Rabu, Washington menuduh Teheran menerbangkan pesawat tak berawak dalam jarak 1.500 meter dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower yang sedang melakukan operasi penerbangan di perairan internasional di Teluk Arab.
Dalam sebuah pernyataan, para pejabat Angkatan Laut mengatakan bahwa pesawat tanpa awak Iran mengambil “tindakan tidak aman dan tidak profesional” di dekat kapal, dan menambahkan bahwa “beberapa kali peringatan dan peringatan tidak digubris oleh Iran.”
“Kelompok Serangan Kapal Induk Dwight D. Eisenhower (IKECSG) sedang melakukan operasi penerbangan rutin di perairan internasional Teluk Arab Tengah ketika mendeteksi sebuah pesawat tanpa awak (UAV). UAV itu secara visual diidentifikasi sebagai pesawat Iran. Titik terdekatnya dengan IKE adalah sekitar 1.500 meter,” kata Kepala Komando Pusat Angkatan Laut AS, Laksamana Muda Brad Cooper.
Para pejabat senior menambahkan bahwa pesawat tak berawak itu telah “melanggar tindakan pencegahan keselamatan” dengan tidak menjaga jarak lebih dari 10 mil laut dari kapal.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan dan tidak ada pesawat yang rusak dalam insiden itu.
Amerika Serikat berada dalam kondisi siaga tinggi terhadap aktivitas kelompok-kelompok yang didukung Iran dan telah berusaha untuk meningkatkan postur militernya di Timur Tengah setelah konflik Israel-Hamas, yang mengancam untuk mendestabilisasi wilayah yang lebih luas.
Dalam sebulan terakhir saja, Washington telah mengirimkan sejumlah besar kekuatan angkatan laut ke Timur Tengah, termasuk dua kapal induk, kapal-kapal pendukungnya, dan ribuan tentara AS. (asr)
Associated Press dan Reuters berkontribusi dalam laporan ini.