NTD
Padai Minggu (24 Desember) militer Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah menemukan jenazah dari 5 orang sandera yang diletakkan dalam terowongan di Jalur Gaza utara. Rekaman gambar yang dipublikasikan oleh tentara Israel menunjukkan, dalam terowongan terdapat kamar mandi yang berlantai putih dan ruang kerja, serta lorong dengan konstruksi beton berwarna gelap yang menghubungkan kedua kamar tersebut.
Reuters melaporkan, bahwa penyebab kematian dari 5 orang sandera tersebut belum diketahui sampai saat ini. Kepala juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan, otopsi masih berlangsung dan “kami akan memberitahu keluarga mereka, kemudian mengumumkannya kepada publik jika disetujui”.
Dari rekaman video yang dirilis pekan lalu oleh Hamas terlihat bahwa 3 orang sandera yang berada dalam sebuah kamar tidur sempit dengan ubin berwarna putih, tanpa jendela dan stopkontak di dinding masih hidup.
🔴WATCH: IDF soldiers exposed Hamas' northern headquarters.
— Israel Defense Forces (@IDF) December 24, 2023
Dozens of meters deep, the underground headquarters was made up of 2 levels, with an intricate tunnel network—used for directing combat and the movement of terrorists. This network was connected to a shaft leading to… pic.twitter.com/rioSighGz0
Militan Hamas saat itu mengancam akan mengeksekusi para sandera. Setelah Perang Israel – Hamas memasuki pekan ke-12, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa, Israel akan terus mengintensifkan operasi militer. Sedang korban sipil akibat perang di Gaza ini telah membuat negara-negara Barat dan lapisan masyarakat khawatir terhadap keselamatan dari 129 orang sandera yang masih belum dibebaskan oleh Hamas.
Video yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan, insinyur militer yang berada dalam terowongan yang gelap dan berdebu menyebutkan bahwa terowongan itu memiliki dua tingkat, satu berada di bawah tanah sedalam 10 meter, dan yang lainnya memiliki kedalaman sampai berpuluh-puluh meter.
Tentara Israel mengatakan salah satu terowongan mengarah ke tempat kediaman Ahmad Al Ghandour, komandan brigade Hamas di Gaza utara. Hamas telah mengumumkan bahwa Ghandour dan banyak komandan lainnya telah tewas dalam operasi militer Israel pada 26 November tahun ini. Israel menyebut mereka ini telah menjadi target pembunuhan dalam salah satu serangan udaranya.
In a centralized intelligence effort, IDF troops located and recovered the bodies of 5 hostages—abducted during the October 7 Massacre—and brought them back to Israel:
— Israel Defense Forces (@IDF) December 24, 2023
🕯️WO Ziv Dado
🕯️SGT Ron Sherman
🕯️CPL Nik Beizer
🕯️Eden Zacharia
🕯️Elia Toledano
May their memory be a… pic.twitter.com/tq1UlLo8Z2
Rekaman video yang dirilis oleh tentara Israel menunjukkan, sebuah terowongan yang dilapisi ubin putih, kamar mandi yang dirancang serupa dengan perlengkapan mandi dasar, toilet dan wastafel, serta ruang kerja dengan meja samping dan bangku. Terowongan lain terdapat dispenser dan tumpukan peluru.
Rekaman video yang dirilis oleh militer Israel tidak memuat adegan apa pun yang sesuai dengan kamar tidur sandera dalam video Hamas. Meski langit-langit kamar dalam film Hamas juga memiliki ubin berwarna putih, namun desainnya tampak berbeda. (sin)