Oposisi Serbia terus turun ke jalan untuk memprotes pemilu yang tidak adil pada Selasa (26 Desember) malam. Sementara itu, aksi mogok makan pemimpin oposisi memasuki hari kesembilan. Komisi Eropa mengeluarkan pernyataan pada Selasa yang menyerukan agar penyimpangan pemilu diselidiki dan ditangani
Li Mei dan Tian Yuan
Ribuan warga Serbia turun ke jalan di ibu kota Beograd pada Selasa (26/12) malam dalam cuaca yang sangat dingin untuk memprotes pemilu yang tidak adil di depan gedung Komisi Pemilihan Umum setempat.
Pada 17 Desember, dalam pemilihan parlemen Serbia, Partai Progresif Serbia yang berkuasa memenangkan 47% suara dan memperoleh lebih dari separuh kursi di parlemen.
Liga Anti-Kekerasan Serbia, yang menempati posisi kedua dalam pemilu tersebut, menuduh partai yang berkuasa melakukan penipuan suara secara luas, namun mereka membantahnya.
Seorang kandidat oposisi Vladimir Obradovic berkata: “Ini bisa berlangsung satu, tiga, tiga puluh atau tiga ratus hari, tapi kami tidak akan mengakui pencurian (pemilu) dan hak suara warga Beograd akan dipertahankan!”
Proses pemungutan suara dianggap “tidak adil” oleh Misi Pengamatan Pemilu Uni Eropa. Tim pengamat pemilu internasional dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa meyakini adanya penyimpangan seperti pembelian suara dan kecurangan suara dalam pemilu.
Komisi Eropa mengeluarkan pernyataan pada Selasa yang mengatakan “keluhan mengenai penyimpangan pemilu perlu diselidiki dan diselesaikan dengan tepat.”
Setelah pemilu, setidaknya enam anggota Kongres, termasuk pemimpin oposisi Marinika Tepic, melakukan mogok makan di dalam gedung parlemen.
Pemimpin oposisi Serbia Marinika Tepic berkata: “Tidak, saya pasti tidak akan pergi dari sini sebelum Sabtu (23 Desember). Saya tidak akan berkompromi dengan siapa pun.”
Setelah sembilan hari mogok makan, kesehatan Tepic memburuk dan dia diberi cairan infus dua kali sehari. Dia menyerukan pemilu baru dan menuduh pihak berwenang memasukkan orang mati ke dalam daftar pemilih dan mengimpor pemilih dari Bosnia dan Kosovo.
Marinika Tepic berkata: “Kami meminta peninjauan kembali proses pemilu ini karena ada begitu banyak bukti bahwa pemilu tersebut telah dicuri.”
Oposisi Serbia mengadakan protes setiap hari di depan gedung komisi pemilihan. Pada Minggu ( 24 Desember) malam, sebanyak 38 pengunjuk rasa diamankan polisi. (Hui)