oleh Zhang Ting
Dewan Emas Dunia (World Gold Council. WGC) pada Rabu (31 Januari) merilis laporan yang memperkirakan bahwa permintaan emas tahun ini akan sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik dunia sehingga mendapat “peningkatan yang signifikan”. Tahun lalu (2023) harga emas sebagai safe-haven mencapai rekor tertingginya.
Dewan Emas Dunia (WGC) menyebutkan dalam laporannya, bahwa permintaan emas tahunan tidak termasuk transaksi over-the-counter (OTC) pada tahun 2023 telah mencapai 4,448 ton, meskipun 5% lebih rendah dari permintaan pada tahun 2022, namun dibandingkan dengan rata-rata 10 tahun. Tetap kuat. Jika OTC dan arus inventaris dimasukkan, maka total permintaan emas pada tahun 2023 meningkat sekitar 3% menjadi 4.899 ton, yang merupakan rekor tertinggi dalam sejarah.
Data WGC juga menunjukkan bahwa pertumbuhan permintaan OTC tahunan mencapai 753% pada tahun lalu, level tertinggi setidaknya sejak tahun 2011.
WGC juga mengatakan bahwa konflik yang sedang berlangsung, ketegangan perdagangan dan lebih dari 60 pemilu di seluruh dunia tahun 2024 kemungkinan akan menjadi pendorong bagi investor untuk beralih ke emas, yang memiliki catatan baik sebagai aset safe-haven, sehingga mendukung permintaan emas tahun ini.
Harga rata-rata emas pada 2023 mencapai rekor tertingginya sebesar USD.1,940.54 per ounce, 8% lebih tinggi dibandingkan 2022. Harga emas mencapai rekor sejarah sebesar USD.2,135.39 per ounce pada Desember tahun lalu. Namun sejauh ini harga emas masih bertahan di atas USD.2.000,-.
WGC mengatakan dalam laporannya bahwa seiring bank sentral mulai tahun 2022 terus gencar membeli emas, permintaannya telah mencapai 1.037,4 ton pada tahun 2023, hanya 45 ton lebih rendah dari tingkat rekor pada 2022.
Reuters mengutip ucapan John Reade, ahli strategi pasar WGC memberitakan : Meskipun permintaan (tahun 2023) tidak sekuat tahun 2022, tetapi jauh lebih tinggi dari level sebelum tahun 2022 yang melebihi ekspektasi kami. Ini adalah angka yang sangat mengesankan.
Agence France-Presse mengutip ucapan analis pasar senior WGC Louise Street melaporkan, bahwa permintaan yang kuat dari bank sentral telah memainkan peran pendukung dalam emas.
“Selain kebijakan moneter, ketidakpastian geopolitik sering kali menjadi pendorong utama permintaan emas, dan kami memperkirakan hal ini akan berdampak signifikan terhadap pasar emas pada tahun 2024”.
Begitu pula, kemungkinan penurunan suku bunga the Fed tahun ini juga menjadi pendorong untuk pembelian emas, karena suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan nilai dolar, dan melemahnya nilai dolar membuat emas lebih murah bagi pembeli internasional.
Federal Reserve akan mengumumkan hasil pertemuan pertamanya tahun 2024 pada hari Rabu. Meskipun ada perkiraan bahwa The Fed tidak akan menaikan suku bunga, pernyataan mereka dan konferensi media Ketua Fed Jerome Powell pasti dapat memberikan petunjuk kepada pasar mengenai prospek penurunan suku bunga.
Bloomberg mengutip informasi dari Kepala Strategi Pasar WGC Joseph Cavatoni memberitakan bahwa investor tahun ini mungkin masih akan terus mempercepat penimbunan emas mereka, terutama disebabkan oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan beralih ke kebijakan pelonggaran.
Perkiraan tentang peningkatan perdagangan OTC dan pembelian bank sentral akan memberikan penyeimbang yang penting terhadap pelemahan di sektor lain. Joseph Cavatoni yakin hal ini akan memberikan potensi kenaikan harga emas bahkan sampai melampaui USD.2,200 per ounce.
Survei terbaru Reuters memperkirakan bahwa harga rata-rata emas tahun 2024 adalah USD.2.053,5 per ounce. (sin)