EtIndonesia. Dalam pertunjukan bakat dan tekadnya yang menakjubkan, Ashwath Kaushik yang berusia delapan tahun dari Singapura telah mengukir namanya dalam sejarah catur dengan menjadi pecatur termuda yang pernah mengalahkan seorang grandmaster dalam catur klasik.
Prestasi luar biasa terjadi di Burgdorfer Stadthaus Open ke-22 di Swiss akhir pekan lalu, di mana Ashwath menang atas Grandmaster kawakan Jacek Stopa yang berusia 37 tahun dari Polandia.
“Rasanya sangat menarik dan luar biasa, dan saya merasa bangga dengan permainan saya dan cara saya bermain, terutama karena saya sempat lebih buruk pada satu titik tetapi berhasil bangkit dari situ,” kata Ashwath kepada Chess.com.
Perjalanan Ashwath ke dunia catur dimulai sejak usia dini, ketika ayahnya, Sriram Kaushik, mengungkapkan bahwa ia mempelajari aturan permainan pada usia empat tahun, berkat ChessKid.
“Dia mengambilnya sendiri, bermain dengan kakek dan neneknya,” jelas Sriram Kaushik.
Kecintaan anak ajaib ini terhadap permainan ini terlihat jelas dalam dedikasinya, menghabiskan hingga tujuh jam sehari untuk mendalami seluk-beluk catur.
Menurut ayahnya, Ashwath tidak hanya memainkan permainan tersebut tetapi juga memecahkan teka-teki yang panjang dan rumit secara visual.
Ashwath menyelesaikan turnamen di posisi ke-12 setelah kalah dalam pertandingan terakhirnya melawan IM (International Master) Harry Grieve.
Ketika ditanya apakah ia berniat untuk terus bermain secara kompetitif, ia menjawab: “Ya, sampai saya menjadi juara dunia.”(yn)
Sumber: sunnyskyz