Monica O’Shea
Sebuah laporan baru dari University of Melbourne menunjukkan bahwa warga muda Australia yang berusia antara 15 dan 24 tahun lebih kesepian dibandingkan warga lanjut usia di Australia yang berusia di atas 65 tahun.
Penelitian tersebut memperhitungkan data dari 2001 hingga 2021, yang melacak lebih dari 17.000 orang di lebih dari 9.000 rumah.
Para peneliti menemukan bahwa dari 2001 hingga 2009, mereka yang berusia di atas 65 tahun adalah yang paling kesepian, namun pada 2021, tren ini telah berbalik.
Ferdi Botha, salah satu penulis studi Household, Income and Labour Dynamics in Australia (HILDA), mengatakan, ada “tren yang jelas” di mana generasi muda menjadi lebih kesepian dan merasa lebih terisolasi.
“Jika tidak ada tindakan atau kebijakan yang diterapkan untuk melakukan intervensi, kita mungkin melihat kesepian dan tekanan psikologis meningkat pada generasi muda dan hal ini dapat menyebabkan penurunan kesejahteraan mental dan fisik serta masalah sosial yang lebih luas lainnya,” katanya.
Botha mencatat bahwa kesepian meningkat selama pandemi COVID-19 pada 2020 hingga 2021, namun sudah ada tren jangka panjang di kalangan anak muda.
“Kesepian meningkat dalam dua tahun pertama pandemi COVID-19, namun bagi kaum muda, terdapat tren peningkatan yang terlihat dalam jangka panjang. Mungkin hal ini sebagian disebabkan oleh pertumbuhan ponsel pintar dan penggunaan media sosial,” katanya.
Perempuan dalam kelompok usia 15 hingga 24 tahun ditemukan sebagai kelompok yang paling kesepian, dengan rata-rata skor kesepian sebesar 3,3, sedangkan laki-laki memiliki skor 3,0. Sementara itu, pada kelompok perempuan dan laki-laki berusia 65 tahun ke atas, skornya masing- masing adalah 2,6 dan 2,4.
“Dulu orang lanjut usia adalah orang yang paling kesepian, namun ada titik balik pada 2008 hingga 2009 ketika kita melihat tingkat kesepian pada kelompok usia 15 hingga 24 tahun mulai meningkat. Sejak itu, terjadi peningkatan terus-menerus,” kata Botha.
Saat menjelaskan meningkatnya rasa kesepian, Botha mengamati bahwa mungkin saja generasi muda sekarang lebih cenderung “melaporkan dan mengakui bahwa mereka memiliki masalah emosional”, dan menambahkan, “Itu adalah hal yang baik.” “Tingkat kesepian yang lebih tinggi mungkin ada hubungannya dengan generasi muda yang tidak memiliki banyak teman saat ini. Mungkin generasi muda saat ini tidak memiliki tingkat hubungan sosial seperti yang dimiliki orang tua atau kakek- nenek mereka pada usia tersebut,” ujarnya.
“Media sosial juga dapat membuat Anda merasa sangat sendirian—Anda menelusuri akun media sosial seseorang dan semua orang berada di sebuah pesta atau tampak menjalani kehidupan yang menyenangkan dan sebaliknya Anda berada di sana, di rumah dan sendirian.”
Tingkat Tekanan Psikologis
Para peneliti menemukan, tingkat tekanan psikologis menurun seiring bertambahnya usia. Remaja berusia antara 15 dan 24 tahun memiliki rata-rata skor kesusahan tertinggi pada 2021.
Mereka juga menemukan bahwa tekanan psikologis secara keseluruhan telah meningkat seiring waktu, menurut data.
Perempuan lebih mengalami tekanan psikologis dibandingkan laki-laki antara 2007 dan 2021. Pada laki-laki, tekanan psikologis meningkat sebesar 51 persen dalam jangka waktu tersebut. Namun, di kalangan perempuan, angkanya meningkat sebesar 63 persen.
Tekanan psikologis pada kaum muda berusia 15 hingga 24 tahun meningkat menjadi 42,3 persen pada 2021, lebih dari dua kali lipat dibandingkan 18,4 persen yang tercatat pada 2011.
Studi tersebut juga menemukan, 14,1 persen orang berusia di atas 15 tahun pernah mencoba rokok elektronik.
Lebih lanjut, penelitian ini menemukan bahwa pernikahan telah menurun dari 56,3 persen pada 2001 menjadi 50,3 persen pada 2021. Hubungan tanpa ikatan pernikahan telah meningkat dari 9 persen menjadi 14,7 persen dalam jangka waktu ini. (eko)