oleh Xiong Bin dan Chen Jie – NTD
Epidemi lanjutan dari virus komunis Tiongkok (COVID-19) masih terus berkecamuk di seluruh Tiongkok. Menurut laporan dari warga di berbagai tempat Tiongkok, bahwa rumah sakit setempat penuh oleh pasien, sampai tempat pembaringan sulit diperoleh, dan tingkat dari kasus kematian mendadak di kalangan orang dewasa muda yang sebab-sebabnya tidak diketahui mengalami lonjakan, termasuk mereka yang berusia 30 hingga 40 tahun. Namun, para pejabat masih terus menyembunyikan situasi epidemi yang menyebabkan kepanikan dan kekhawatiran masyarakat.
Seorang pria warga Kota Xuchang, Henan bermarga Li kepada reporter NTDTV mengatakan pada 25 Februari, bahwa banyak penduduk setempat menderita demam dan pilek. Setiap hari terdapat antrian panjang warga yang hendak berobat di rumah sakit. Gejalanya jauh lebih serius daripada flu biasa, namun para pejabat masih mempertahankan keseragaman informasi yang dikehendaki pihak berwenang yakni pasien terinfeksi virus influenza A. Selain itu, banyak generasi muda yang meninggal mendadak akhir-akhir ini sehingga menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
“Kejadian mendadak, dan jumlah serangan seperti infark miokard, infark serebral, dan penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, sekarang jauh lebih umum ketimbang waktu-waktu sebelumnya. Adapun sejumlah teman yang saya kenal, ada sekitar 10 orang di antaranya sejak bulan bulan Januari hingga awal Februari tahun ini yang kesehatannya tidak perlu dikhawatirkan, semuanya ambruk setelah tertular dan meninggal dunia, Padahal usia mereka masih 50an, 60an, bahkan 30an, dan 40an. Jadi semakin banyak orang yang ketakutan dengan epidemi ini,” kata Mr. Li.
Setiap hari, banyak netizen yang memposting bahwa kerabat atau rekannya meninggal karena serangan jantung di usia muda. Zhao, seorang warga Kota Chongqing, juga mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini lebih banyak anak muda yang meninggal mendadak karena sebab yang tidak diketahui dibandingkan biasanya.
“Sekitar Tahun Baru Imlek, ada beberapa orang yang saya kenal telah meninggal. Teman-teman dari kawan saya yang usianya 30-an meninggal terkena serangan jantung, penyumbatan saraf otak dan lainnya. Dilarikan ke rumah sakit tetapi gagal disembuhkan,” ujarnya.
Shao, warga Kota Xuchang, Provinsi Henan mengatakan bahwa kerabatnya dirawat di rumah sakit karena penyakit paru-paru putih, dan dia melihat banyak pasien paru-paru putih yang meninggal di rumah sakit.
Shao mengatakan : “Bangsal rumah sakit dipenuhi oleh pasien radang paru-paru putih, jumlah kematian akibatnya juga sangat tinggi, beberapa di antara pasien itu usianya masih 40-an”.
Wang, seorang warga Provinsi Shaanxi mengatakan, bahwa epidemi merebak lebih hebat selama periode Tahun Baru, sehingga banyak warga yang terinfeksi virus komunis Tiongkok (COVID-19) meninggal dunia.
Wang mengatakan : “Yang meninggal cukup banyak, ada yang berusia lima puluhan, enam puluhan, tujuh puluhan, dan delapan puluhan. Ada yang meninggal karena infark miokard, ada yang karena infark otak, ada pula yang mengalami pendarahan otak setelah terinfeksi virus komunis Tiongkok (COVID-19)”. (sin)