oleh Wang Yanqiao dan Xiong Bin
Tidak sebagai biasanya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing (CDC Beijing) baru-baru ini mau mengakui bahwa COVID-19 sedang menyebar kembali di Tiongkok. Namun karena PKT selalu menyembunyikan fakta epidemi tersebut, situasi sebenarnya bisa jadi lebih serius daripada yang diberitakan secara resmi.
Komisi Kesehatan Beijing baru-baru ini melaporkan bahwa JN.1 merupakan strain mutan utama yang sedang berada dalam periode penyebaran saat ini.
Banyak warga Beijing mengungkapkan bahwa epidemi yang menyebar saat ini tidak kalah serius, sehingga banyak warga yang meninggal dunia secara mendadak.
Mr. Wu, seorang warga Beijing mengatakan : “Ruang gawat darurat (di rumah sakit mana pun) saat ini penuh sesak dengan pasien tua maupun muda. Seorang teman saya yang berusia 60-an tahun meninggal mendadak”.
Wang Chao (nama samaran), warga Beijing menuturkan : “Lima, enam orang kenalan saya yang selama ini cukup sehat, tiba-tiba meninggal dunia. Yang tertua baru 60 tahun, lainnya sekitar 40 hingga 50-an (tahun)”.
Selain di Beijing, banyak rumah sakit di tempat-tempat lainnya juga dipenuhi dengan pasien kasus paru-paru putih, angka kematian mendadak juga terus meningkat.
Mr. Zhang, seorang warga desa di Provinsi Hebei mengatakan : “Dalam keluarga saya ada 2 orang yang terkena paru-paru putih. Coba Anda lihat sekarang cukup banyak kasus pendarahan otak, infark miokard, dan infark serebral yang menyerang pasien. Di desa kami, satu orang yang masih berusia 50-an tahun tiba-tiba meninggal dunia, ada lagi seorang pria berusia 40-an (tahun) menderita pendarahan otak”.
Mr. Mo, seorang penduduk Desa Qianxinan, Guizhou mengatakan : “90% penduduk di sini menderita demam dan pilek. Belasan orang telah meninggal dalam bulan ini. Wajarkah jika belasan orang dari populasi desa yang hanya sekitar 800 hingga 900 orang meninggal dalam waktu hampir bersamaan ?”
Wang Xin (nama samaran), seorang pengusaha perlengkapan pemakaman di Kota Daqing, Provinsi Heilongjiang mengatakan kepada reporter NTDTV pada 13 Maret, bahwa sejak merebaknya virus komunis Tiongkok (COVID-19), banyak warga lokal telah meninggal dunia, termasuk kaum muda yang usianya baru 30-an.
Wang Xin mengatakan : “Setiap desa di tempat kami memiliki lokasi pemakamannya sendiri. Perbukitan di sini sekarang penuh dengan kuburan anggota warga, kegiatan perusahaan pemakaman jadi sangat padat.”
Banyak warga yang mengatakan bahwa karena PKT tidak mau berterus terang, atau menyembunyikan fakta tentang epidemi ini, sehingga kasus infeksi lokal dan kematian terus meningkat, jauh melebihi angka yang dilaporkan secara resmi.
Wang Chao (nama samaran) mengatakan : “Saya hanya ingin tahu laporan resmi yang jujur, tanpa rekayasa dari pihak berwenang, berapa sebenarnya orang yang meninggal dunia ? Banyak praktik (PKT) yang sangat tercela, sehingga mereka tidak berani mempublikasikannya. Lantaran mereka tidak berani mempublikasikan secara jujur di depan umum, maka akan membuat warga semakin berspekulasi dan curiga, bukan ?” (sin)