EtIndonesia. Dibuat dari kakao Nacional langka yang dipanen hanya dari 14 perkebunan di lembah Piedra de Plata, Ekuador, cokelat To’ak tidak diragukan lagi merupakan cokelat paling berharga di dunia.
Coklat To’ak paling sering disebut sebagai ‘cokelat termahal di dunia’, dan hal ini secara teknis memang benar, karena coklat batangan kecilnya dapat dijual dengan harga hingga 490 dolar (sekitar Rp 7,7 juta) per batang 50 gram.
Jadi apa yang membuat To’ak begitu istimewa sehingga Anda bahkan mempertimbangkan untuk menghabiskan jutaan rupiah untuk membeli sebatang coklat kecil? Ya, ini bukan hanya satu hal, melainkan kumpulan faktor.
Pertama-tama, perusahaan ini hanya menggunakan kakao Nacional terbaik, varietas kakao kuno yang diklasifikasikan sebagai punah pada tahun 2009. Untungnya, orang-orang di belakang To’ak dapat menemukan beberapa kebun kakao tertua di dunia di Lembah Piedra de Plata, beberapa di antaranya kemudian dikonfirmasi melalui analisis DNA sebagai 100% kakao Nacional.
Menurut Galavante, To’ak membayar harga tertinggi di dunia kepada para petani kakao terpilih, dan hal ini juga menjadi faktor dalam harga produk akhir. Lalu ada proses pembuatan coklat. Biji kakao diseleksi dengan tangan, untuk memastikan hanya biji kakao terbaik yang lolos ke tahap pengolahan.
Selain harganya, To’ak paling terkenal sebagai pionir pemeraman coklat, sebuah proses yang terinspirasi oleh pemeraman minuman beralkohol seperti wiski dan cognac.
“Saat wiski disimpan dalam tong kayu ek, ia mengekstrak senyawa kimia dari kayu dan menariknya ke dalam wiski, yang memberi rasa dan warna,” jelas postingan blog To’ak. Saat pemeraman coklat dalam tong kayu, proses serupa terjadi. Bahkan dalam bentuk padat, coklat memiliki keunggulan menarik dalam mengekstraksi rasa dan aroma dari kayunya: yaitu minyak serap yang secara alami terdapat dalam kakao.”
To’ak telah bereksperimen dengan sejumlah teknik pemeraman, memasukkan coklat ke dalam berbagai jenis tong (bekas cognac, bekas wiski, dll.), serta dalam wadah kayu Ekuador, untuk berbagai periode waktu (dari beberapa bulan sampai delapan tahun). Perusahaan ini juga mencampur coklatnya dengan senyawa aromatik seperti lada Kampot Kamboja, kayu Palo Santo di Ekuador, atau jeruk Galapagos, dan terus bereksperimen dengan cara-cara baru untuk meningkatkan cita rasa coklatnya.
Perlu dicatat bahwa kemasan artistik dan wadah kayu buatan tangan yang digunakan sebagian besar produk To’ak juga menjadi faktor penentu harga coklat tersebut. Perusahaan Ekuador sering mengatakan bahwa mereka menjual pengalaman yang kompleks, dan dilihat dari kesuksesan merek tersebut secara internasional, beberapa orang tidak keberatan membayar jutaan rupiah untuk itu.
Tidak semua orang bersedia membayar lebih dari 60 dolar dan hingga 490 dolar untuk sebatang coklat, jadi kemungkinan besar Anda tidak akan menemukan coklat To’ak di rak supermarket lokal Anda, namun jika itu terdengar seperti sesuatu yang ingin Anda coba, situs web resmi To’ak adalah tempat yang baik untuk memulai.
Karena Anda sudah sampai sejauh ini, Anda pasti penggemar coklat sejati, jadi bisakah kami menarik minat Anda pada beberapa jenis coklat yang tidak biasa, seperti coklat merah muda, atau coklat yang konon dapat meredakan gejala menstruasi? (yn)
Sumber: odditycentral