EtIndonesia. Para arkeolog menemukan DNA kuno dari sisa-sisa kaisar Tiongkok abad keenam yang merupakan penguasa selama zaman kegelapan negara tersebut dan merekonstruksi wajah raja.
Kaisar Wu memerintah sebagian dari dinasti Zhou Utara di Tiongkok. Dia dianggap telah melakukan penyatuan bagian utara Tiongkok kuno selama periode kekacauan.
Pada tahun 1996, para arkeolog menemukan sebuah makam di barat laut Tiongkok. Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Current Biology pada Kamis (28 Maret), para peneliti mempelajari materi genetik yang diambil dari jenazahnya, termasuk tengkorak yang hampir lengkap.
Para arkeolog menyelidiki informasi tersebut untuk memahami penampilan, kesehatan, dan keturunan raja.
Menurut para arkeolog, kaisar adalah bagian dari kelompok nomaden yang jarang dipelajari yang dikenal sebagai Xianbei dan tinggal di daerah yang saat ini merupakan bagian dari Tiongkok utara dan timur laut serta Mongolia.
Para ahli menganalisis urutan genom dari DNA yang menunjukkan bahwa Wu memiliki rambut hitam, mata coklat, dan warna kulit gelap.
Dalam siaran persnya, rekan penulis studi dan profesor di Universitas Fudan di Shanghai Shaoqing Wen berkata: “Beberapa pakar mengatakan Xianbei memiliki penampilan yang ‘eksotis’, seperti janggut tebal, batang hidung mancung, dan rambut kuning.”
“Analisis kami menunjukkan Kaisar Wu memiliki ciri-ciri wajah khas Asia Timur atau Timur Laut,” tambahnya.
Para ahli berharap bahwa DNA kuno juga dapat mengungkap penyebab kematian Raja Wu. Sesuai penelitian, dia meninggal mendadak pada usia 36 tahun.
Jika kematiannya bisa dijelaskan, hal ini akan membantu para sejarawan menyusun ulang teks sejarah seputar penyakit atau keracunan yang disengaja.
Tim gagal menemukan bukti pasti tentang alasan kematiannya. Namun para peneliti mengatakan bahwa mereka menemukan kerentanan genetik terhadap stroke.
Teknik DNA kuno semakin banyak diterapkan oleh para arkeolog untuk mencari informasi mengenai tulang, gigi, artefak, dan kotoran gua.
Informasi genetik yang diperoleh dari sisa-sisa – termasuk tengkorak Wu – digunakan oleh tim untuk membayangkan bagaimana dia muncul dan menciptakan rekonstruksi wajah 3D raja.
Tobias Houlton, dosen identifikasi kraniofasial dan pencitraan forensik di Universitas Dundee mengatakan: “Studi ini… menawarkan wawasan menarik tentang sosok sejarah Kaisar Wu, dengan perkiraan wajah yang disajikan tampak realistis dan meyakinkan.”
“Detail warna (kulit, rambut, dan mata) tidak mungkin diprediksi hanya dari sisa kerangka, sehingga analisis genetik menjadi alat yang berguna,” tambahnya saat berbicara kepada CNN. (yn)
Sumber: wionews