Gempa bumi terdahsyat di Taiwan dalam 25 tahun terakhir ini telah merusak hampir 100 bangunan, membuat puluhan orang terjebak, dan menewaskan sedikitnya empat orang
Caden Pearson
Taiwan diguncang gempa terkuat dalam 25 tahun terakhir pada Rabu, menyebabkan gedung-gedung runtuh dan tanah longsor menimbun jalan raya dan terowongan, mengakibatkan sedikitnya empat orang tewas dan memicu peringatan tsunami di seluruh wilayah tersebut. Sekitar 700 orang dilaporkan terluka, menurut laporan awal.
Gempa berkekuatan 7,4 terjadi pada pukul 7:58 pagi waktu setempat, sekitar 11 mil (18 kilometer) barat daya kota pantai timur Hualien, pada kedalaman sekitar 21 mil, menurut U.S. Geological Survey (USGS). Gempa tersebut diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 6,5 hanya 13 menit kemudian.
Gempa tersebut menyebabkan kerusakan pada 97 bangunan, empat di antaranya runtuh sebagian, dan menewaskan sedikitnya empat orang, menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional (NFA) Taiwan.
Badan tersebut melaporkan bahwa semua korban tewas dan sebagian besar kerusakan parah pada bangunan terjadi di Kabupaten Hualien, dekat pusat gempa di pantai timur pulau yang jarang penduduknya.
Jumlah korban luka-luka yang dilaporkan terus bertambah, dengan setidaknya satu korban tewas diidentifikasi sebagai pendaki gunung.
Sekitar 77 orang terjebak di dalam berbagai gedung di Hualien ketika beberapa bangunan mengalami kerusakan berat. Upaya penyelamatan dilakukan sepanjang hari pada Rabu waktu setempat.
Sebuah bangunan berlantai lima runtuh di lantai pertama, dan struktur lainnya miring pada sudut 45 derajat.
Evakuasi dari tiga dari empat gedung yang runtuh sebagian berhasil dilakukan. Kru darurat telah menyelamatkan 22 orang dari Gedung Uranus berlantai sembilan, yang condong ke kanan setelah lantai dasarnya runtuh, menurut pejabat setempat. Seorang lagi diperkirakan masih berada di dalam gedung pada saat berita ini diterbitkan.
Tanah longsor juga telah merusak Jalan Raya Suhua, jalan utama di sepanjang pantai timur Taiwan, di beberapa titik. Rekaman video yang ditayangkan di media lokal menunjukkan batu-batu besar berjatuhan dan merusak jalan raya dan terowongan, termasuk salah satunya yang terbelah menjadi dua. Setidaknya 12 mobil rusak, dan sekitar sembilan orang terluka, menurut media setempat.
Sementara itu, di ibu kota Taipei, sekitar 170 mil jauhnya, genteng berjatuhan dari berbagai bangunan tua, dan beberapa kompleks perkantoran yang lebih baru mengalami kerusakan struktural.
Layanan kereta api dihentikan di seluruh pulau yang dihuni oleh 23 juta orang ini, begitu juga dengan layanan kereta bawah tanah di Taipei. Namun, kehidupan di ibu kota dengan cepat kembali normal, dengan anak-anak bersekolah dan perjalanan pagi hari berjalan tanpa gangguan besar.
Penerbangan sempat ditangguhkan namun kemudian dilanjutkan kembali.
Peringatan Tsunami Dibatalkan
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan oleh Taiwan, Jepang, dan Filipina setelah gempa melanda wilayah tersebut. Namun, peringatan ini kemudian dibatalkan.
Taiwan mengalami tsunami yang relatif kecil sekitar (0,5 meter di Chenggong, yang terletak 62 mil di sebelah selatan pusat gempa.
Sementara itu, Badan Meteorologi Jepang melaporkan gelombang tsunami setinggi kurang lebih 30 cm menghantam pantai Pulau Yonaguni sekitar 15 menit setelah gempa. Gelombang serupa juga teramati di Pulau Okinawa, tetapi tidak ada kerusakan yang berarti.
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina memperingatkan mereka yang berada di daerah pesisir untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi setelah gempa, namun pada akhirnya melaporkan bahwa “tidak ada gangguan permukaan air laut yang signifikan” yang tercatat, dan peringatan tersebut kemudian dicabut.
Segera setelah gempa melanda, Pasukan Bela Diri Jepang mengirimkan pesawat untuk menilai dampak tsunami di sekitar wilayah Okinawa dan menyiapkan tempat penampungan bagi para pengungsi.
Meskipun terjadi aktivitas seismik, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik menyatakan bahwa tidak ada ancaman tsunami terhadap Hawaii atau wilayah Pasifik AS di Guam. Kemudian dinyatakan bahwa ancaman terhadap Amerika Serikat telah “sebagian besar telah berlalu.”
Pusat Komando Darurat Taiwan melaporkan bahwa lebih dari 91.000 rumah tangga masih tidak memiliki aliran listrik setelah peringatan tsunami.
Taiwan rentan terhadap gempa bumi karena lokasinya yang berada di Cincin Api Pasifik, yang merupakan rumah bagi gunung berapi paling aktif di dunia dan tempat terjadinya sebagian besar gempa bumi. Getaran gempa disebabkan oleh lempeng tektonik yang saling mendorong satu sama lain, yang mengakibatkan pelepasan energi secara tiba-tiba.
Gempa bumi pada Rabu terjadi akibat patahan terbalik di dekat perbatasan antara lempeng Eurasia dan Laut Filipina, demikian laporan USGS.
Gempa bumi ini diyakini sebagai gempa bumi paling signifikan yang melanda Taiwan sejak gempa bumi pada 1999 yang menyebabkan kerusakan parah. Taiwan berada di sepanjang “Cincin Api” Pasifik, sebuah zona patahan seismik yang mengelilingi Samudra Pasifik di mana sebagian besar gempa bumi di dunia terjadi. (asr)