Epidemi terus menyebar di seluruh daratan Tiongkok, tetapi Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus menutupi dengan rapat-rapat terhadap situasi ini dan menyembunyikannya dari publik. Baru-baru ini, orang-orang di banyak tempat mengungkapkan bahwa epidemi dan efek samping dari vaksin telah menyebabkan klinik demam di rumah sakit penuh sesak, dan sering terjadi kasus orang yang jatuh tersungkur dan mengalami kematian mendadak
Li Yun/Xiong Bin/Gao Yu
Pada akhir April 2024, Zhang di Changsha, provinsi Hunan, mengatakan kepada NTD bahwa penyebaran epidemi dan efek lanjutan dari vaksin telah menyebabkan rumah sakit di sana penuh sesak setiap hari.
“Baru-baru ini ada banyak pasien yang terinfeksi, terutama bulan ini. Ada begitu banyak mengalami demam, batuk-batuk dan pusing. Banyak dari mereka tetap terinfeksi setidaknya selama 15 hari. Virus ini pada dasarnya sama dengan virus covid yaitu sakit tenggorokan, seperti diiris silet,” kata Zhang.
Zhang juga menuturkan bahwa rumah sakit mengalami infeksi silang, dan semua klinik demam penuh, dengan banyak orang pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang semakin memburuk.
“Anda dapat dengan bebas pergi ke rumah sakit di daratan untuk melihat, di sana ada lautan manusia, penuh sesak dan tidak dapat masuk. Rumah sakit di sini penuh, dan ada banyak orang. Mereka lari ke rumah sakit, rumah sakit tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa memberi Anda sedikit infus , atau memberi obat anti inflamasi dan sebagainya, menghibur Anda, pada kenyataannya, tidak ada bantuan sama sekali,” ujarnya.
Zhang mengungkapkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah orang yang menderita infark miokard, infark otak, kematian mendadak dan pingsan di pinggir jalan.
“Kami di sini banyak sekali, seperti beberapa orang yang berjalan di jalan, atau sendirian berjalan di jalan raya dengan kejang-kejang tubuh yang tidak dapat dijelaskan, yaitu, banyak orang jatuh tersungkur, sangat aneh, anggota badan kejang-kejang tanpa henti. Berapapun usianya, anak muda juga banyak, remaja juga banyak, karena banyak di sekolah yang berjatuhan karena kejang-kejang,” katanya.
Zhang telah melihat banyak kasus kematian mendadak karena kehilangan kesadaran hingga jatuh tersungkur tetapi tidak ada yang datang untuk memberikan pertolongan pertama.
“Bagaimanapun, ada beberapa orang di pinggir jalan, di stasiun kereta api, dan di jalan pejalan kaki, yang entah bagaimana jatuh ke jalan dan tidak bisa diselamatkan sama sekali. Di Tiongkok Anda tidak tahu, sekarang orang Tiongkok yang jatuh ke jalan, tidak ada yang berani menghampiri untuk menolong. Itu terjadi di sini sepanjang waktu. Anda akan diperkarakan karena menyelamatkan nyawa seseorang, dan setelah Anda dituntut, Anda pergi ke pengadilan untuk mengajukan pengaduan, dan hakim berkata, “Anda tidak jatuh ke jalan, jadi mengapa Anda menyentuhnya? Orang yang menyelamatkan nyawa korban bahkan didenda dengan jumlah yang sangat besar. Hakimnya sangat jahat, dia memutuskan bahwa siapa pun yang jatuh ke jalan, Anda tidak bisa menyelamatkannya,” ungkapnya.
Zhang mengungkapkan bahwa banyak orang meninggal dunia karena pilek dan demam yang berkembang menjadi paru-paru putih, termasuk beberapa teman dan kerabatnya.
“Bagaimanapun, ada banyak orang dengan penyakit serius yang juga sekarat. Jumlahnya lebih banyak di Tiongkok dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Vaksin-vaksin di Tiongkok, terutama vaksin sinovac, cukup berbahaya. Orang-orang sekarang memiliki banyak penyakit, pada dasarnya banyak penyakit jantung, kanker, kanker paru-paru, TBC yang sangat serius, banyak orang, seluruh negeri pada dasarnya seperti ini,” tegasnya.
Liu, seorang warga di Suzhou, Provinsi Jiangsu, juga mengungkapkan kepada NTD bahwa banyak orang di daerah tersebut yang menderita demam dan pilek serta ada lebih banyak anak yang sakit.
“Rumah sakit penuh dengan orang-orang, ada tempat tidur tambahan di lorong-lorong dan orang-orang sekarat setiap hari, bagaimanapun juga, semua jenis penyakit. Rumah sakit tidak mau mengakui bahwa itu disebabkan oleh vaksin, rumah sakit mengakui bahwa ini tidak sama dengan yang diakui oleh pemerintah,” katanya.
Liu mengatakan bahwa banyak orang yang telah terinfeksi penyakit ini menjadi sakit parah dan meminta untuk melakukan tes COVID, tetapi para dokter tidak memberitahukan kepada mereka apa penyakitnya setelah menjalani tes PCR.
“Mereka hanya membantu Anda melihat, mengalami radang anti-inflamasi, menggantungkan infus, minum obat. Seorang teman yang menderita paru-paru putih, berusia di bawah 50 tahun, telah dirawat di rumah sakit selama hampir sebulan, namun tidak kunjung membaik. Dia telah mendapatkan tiga kali suntikan vaksin, dan dia merasa tidak enak badan setelah itu. Pada dasarnya, orang yang telah divaksinasi memiliki efek samping, seperti lengannya sakit, punggungnya sakit, paru-paru putih, paru-paru tidak nyaman, dan ada nodul di paru-parunya. Pokoknya masalah ini yang keluar, daya tahan tubuh juga buruk, awalnya pilek tiga atau lima hari sembuh, sekarang sampai setengah bulan, 20 hari masih belum bisa sembuh,” kata Liu.
Wang, seorang penduduk di Baoding, Provinsi Hebei, juga mengungkapkan bahwa banyak orang yang menderita berbagai macam penyakit aneh, banyak orang-orang yang meninggal dunia secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.
“Di Perusahaan, teman saya meninggal lima atau enam orang, semuanya masih muda dan kuat, berusia lebih dari empat puluh tahun. Serangan jantung sudah terlambat untuk diselamatkan, dokter datang dan dia sudah tiada. Mereka pasti sudah divaksinasi. Mereka melakukan banyak vaksinasi, dan mereka tidak akan mengizinkan Anda bekerja jika Anda tidak melakukannya. Pertama kali kematian banyak orang, banyak orang yang mengatakan tidak pada kematian,” ujarnya.
Li, seorang warga Handan, Provinsi Hebei, menunjukkan bahwa banyak orang meninggal dunia karena penyakit mendadak di sana, yang sebagian besar adalah pendukung dan anggota Partai Komunis.
“Ada banyak dari mereka sekarang, tetapi semuanya tidak dapat dijelaskan. Ada lebih banyak anak muda berusia tiga puluhan dan lima puluhan, tetapi mereka semua tiba-tiba pergi, dan jumlahnya terus bertambah. Kebanyakan dari mereka telah dicuci otaknya untuk waktu yang lama dan tidak bisa mengubah haluan,” ungkapnya.
Pada Agustus tahun lalu, pendiri Falun Gong, Master Li Hongzhi, memperingatkan bahwa Epidemi terutama menargetkan Partai Komunis, serta mereka yang secara membabi buta mengikuti PKT, membela PKT, dan bekerja untuk PKT. Banyak orang, termasuk banyak anak muda, telah meninggal dunia sejauh ini.
Guru Li juga menjelaskan bagaimana orang-orang di dunia dapat mencari nasib baik dan menghindari kemalangan: “Manusia seharusnya dengan tulus bertobat kepada Dewa, “diri saya ada kesalahan di mana, mohon diberikan kesempatan untuk berubah”, ini barulah caranya, ini barulah obat mujarab.” (Hui)