Tagihan Warga Meroket, Meteran Gas Pintar Tiongkok Menimbulkan Kecurigaan Tentang Adanya Praktik  Kecurangan 

Xin Ning dan Cathy Yin-Garton

Penduduk di Provinsi Sichuan dan Kota Chongqing, Tiongkok, mengatakan bahwa tagihan listrik dan gas mereka meroket setelah meteran gas alam yang ada diganti dengan meteran gas pintar. Para pelanggan menyampaikan keluhan mereka secara online, yang memicu kemarahan publik di berbagai kota.

Pada akhir tahun 2023, Chongqing Gas Group Corp Ltd meng-upgrade sejumlah besar rumah tangga ke meteran gas pintar. Dengan penduduk yang melebihi 32 juta jiwa, Chongqing merupakan salah satu dari empat kotamadya yang dikelola langsung oleh pemerintah pusat Tiongkok. Setelah memasang meteran baru, penduduk mulai melaporkan pada “Platform Tata Kelola Online Chongqing” bahwa tagihan gas mereka mulai meroket meskipun tidak ada perubahan dalam pola penggunaan.

Sejak Februari tahun ini, jumlah keluhan terkait secara bertahap meningkat, melibatkan banyak distrik dan kabupaten seperti Jiulongpo, Yubei, Nan’an, Beibei, Jiangjin, dan Yongchuan di Chongqing. Pada April, keluhan pelanggan meningkat secara signifikan, menduduki peringkat teratas di antara pencarian teratas di internet untuk wilayah tersebut.

Selanjutnya, penduduk di berbagai wilayah di Provinsi Sichuan juga menuduh bahwa tagihan gas mereka meningkat secara signifikan di Chengdu, Nanchong, Neijiang, Zigong, Mianyang, Ziyang, Deyang, dan Guang’an. Pada 22 April, di platform “Mempertanyakan Tata Kelola Pemerintahan di Sichuan” milik Pemerintah Provinsi Sichuan, masalah tagihan gas yang sangat tinggi terus dilaporkan oleh masyarakat.

Pada  17 April, penulis naskah terkenal Li Yaling memposting di Weibo-nya yang menyatakan bahwa dia telah berada di Hainan selama dua bulan. Setelah kembali ke Chengdu, ia menemukan bahwa ia telah ditagih karena mengonsumsi lebih dari 177 Ccf gas saat ia tidak berada di rumah.

Setelah unggahan Li, para tetangganya memeriksa tagihan mereka dan terkejut ketika mendapati tagihan mereka juga lebih tinggi dari biasanya. Menurut People’s Daily, salah satu tetangganya, yang telah berada di Amerika Serikat selama tiga bulan, mendapati bahwa ia ditagih lebih dari 2.000 yuan (Rp 4,4 juta) untuk penggunaan gas ketika ia bepergian. Tetangga kedua, yang mengaku jarang memasak, mendapati bahwa meteran gasnya mencatat konsumsi gas sebesar 127 Ccf pada Maret. Tetangga ketiga juga mendapati bahwa tagihan  Maretnya telah meningkat 50 persen dari pembayaran yang dilakukan pada  Maret tahun sebelumnya.

Penduduk di beberapa daerah di Sichuan melaporkan secara online bahwa mereka menerima tagihan gas sebesar 3.000 yuan (Rp 6,6 juta) untuk rumah-rumah baru yang belum dihuni dan masih dalam tahap renovasi interior. Beberapa pemilik rumah terkejut ketika mengetahui bahwa mereka telah mengonsumsi 177 Ccf gas selama tahap renovasi.

Kekhawatiran akan Naiknya Tagihan Gas Terus Berlanjut

Diskusi yang sedang berlangsung mengenai tagihan gas yang meroket telah menarik perhatian luas, bahkan sampai ke luar wilayah Chongqing dan Sichuan. Orang-orang dari berbagai daerah melakukan audit mandiri, dan menemukan anomali tagihan yang serupa.

Gao Yu (nama samaran), seorang penduduk Yangzhou, Provinsi Jiangsu, menceritakan kepada The Epoch Times pada 21 April keterkejutannya ketika menemukan tagihan gas rumah tangganya meningkat lebih dari dua kali lipat dari 156 yuan atai Rp 346 ribu menjadi lebih dari 300 yuan atau Rp 666 ribu  pada Januari, sebuah lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meskipun telah menyampaikan kekhawatirannya kepada pembaca meteran, yang meyakinkannya bahwa tidak ada masalah,  Gao awalnya mengaitkan lonjakan tersebut dengan pola penggunaannya sampai ia menemukan banyak pengalaman serupa secara online.

Demikian juga, Li Yu (nama samaran) dari Xiaogan, Provinsi Hubei, mengatakan bahwa ia mengamati meteran gasnya mencatat penggunaan meskipun hanya menggunakan air keran, sebuah fenomena yang tidak pernah terdengar sebelumnya. Jika sebelumnya 500 yuan (Rp 1,1 juta) pada kartu gas prabayarnya cukup untuk satu tahun, sekarang, setelah mengisi ulang sebesar 1.000 yuan (Rp 2,2 juta), kartu tersebut hampir tidak bisa bertahan selama enam bulan.

Chang Hua (nama samaran) dari Nanjing, Provinsi Jiangsu, mencatat adanya ketidaknormalan setelah penggantian meteran pada  November lalu, dengan tagihan gas keluarganya melonjak dari rata-rata bulanan sebesar 40 hingga 50 yuan menjadi lebih dari 940 yuan atau Rp 2.09 juta selama empat bulan setelah penggantian, atau meningkat lima kali lipat. Para tetangganya juga menyampaikan keluhan yang sama.

Dengan ketidakpuasan atas tagihan gas yang terlalu tinggi yang mencapai batas kritis, pihak berwenang mendapat tekanan untuk merespons.

Pada 13 April, pemerintah kota Chongqing mengumumkan pembentukan sebuah tim yang ditugaskan untuk menyelidiki Chongqing Gas Group, Kaiyuan Gas, dan beberapa perusahaan terkait lainnya. Selanjutnya, pada  19 April, Ketua Che Dechen dari Chongqing Gas Group diberhentikan. Pihak berwenang mengakui adanya masalah seperti pembacaan meteran yang salah, estimasi yang melanggar hukum, dan ketidaksesuaian siklus penagihan. Para pejabat Chengdu menjamin pengembalian dana penuh untuk kelebihan biaya gas yang telah dikonfirmasi oleh beberapa perusahaan gas yang terlibat.

Terlepas dari jaminan dari para pejabat, publik tetap ragu. Beberapa pelanggan berpendapat bahwa pengembalian biaya yang berlebihan seharusnya menjadi praktik standar dan bukannya digambarkan sebagai bantuan, dan menganjurkan agar pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tuduhan kriminal. Pelanggan lain menyamakan pembebanan biaya gas yang berlebihan secara sistematis dengan kejahatan terorganisir, dan mempertanyakan perbedaan antara tindakan tersebut dengan penipuan.

Keuntungan Perusahaan Gas Melonjak dengan Dukungan dari Perusahaan BUMN Terbesar

Menurut laporan dari media Tiongkok, Time Weekly, catatan keuangan Chongqing Gas Group mengungkapkan kinerja yang kuat pada tahun 2023. Pendapatan operasional mencapai 1,4 miliar dolar AS, menandai peningkatan 17,26 persen dari YoY, dan laba operasional mencapai 78,5 juta dolar AS, naik 28,86 persen. Volume penjualan gas selama periode ini melonjak menjadi 3,496 miliar meter kubik, mengalami peningkatan sebesar 240 juta meter kubik, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 0,69 persen.

Pada kuartal keempat tahun 2023, Chongqing Gas mencapai pendapatan operasional sebesar $428 juta dan laba operasional sebesar $36 juta. Sebagai perbandingan, selama kuartal keempat tahun 2022, perusahaan mencatat pendapatan operasional sebesar $ 346 juta dan laba operasional sebesar $ 2,9 juta. Khususnya, pada kuartal keempat tahun 2023, Chongqing Gas menyaksikan peningkatan pendapatan operasional sebesar 23,59 persen YoY dan lonjakan luar biasa sebesar 1127 persen dalam laba operasional, yang mewakili peningkatan lebih dari 11 kali lipat.

Selain itu, laporan tengah tahunan perusahaan meteran gas Jinka Smart untuk tahun 2023 menyoroti terminal dan sistem gas domestik pintar sebagai produk dengan pendapatan tertinggi, mencapai $123 juta dalam penjualan, menandai peningkatan 18,32 persen YoY. Penjualan di wilayah timur memberikan kontribusi pendapatan tertinggi, dengan total $70,4 juta. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham perusahaan pada tahun 2023 berkisar antara $52,5 juta hingga $62 juta, yang mencerminkan peningkatan substansial sebesar 40 persen hingga 65 persen YoY.

Penyedia meteran gas pintar baru lainnya, seperti Newtian Technology dan Qianjia Technology, juga melaporkan pertumbuhan pendapatan YoY dalam laporan tahunan 2023.

Informasi yang tersedia untuk umum mengungkapkan bahwa pemegang saham Sichuan Lianfa Natural Gas Co, Ltd termasuk Sichuan Chuangang Gas Co, Ltd dan Chengdu Gas Group Co, Ltd, dengan Chengdu Gas Group dikenal sebagai perusahaan operasi gas perkotaan terbesar di wilayah Chengdu. Chongqing Gas Group Co, Ltd dan Chengdu Gas Group Co, Ltd menghitung China Resources Gas Investment (China) Co, Ltd sebagai salah satu pemegang saham mereka.

China Resources Gas Investment (China) Co, Ltd, yang didirikan pada Januari 2007, dikenal sebagai salah satu operator gas perkotaan terbesar di Tiongkok. Perusahaan ini beroperasi sebagai anak perusahaan dari perusahaan milik negara terbesar di Tiongkok, China Resources Group, dengan investasi yang mencakup lebih dari 100 kota besar dan menengah seperti Nanjing, Chengdu, Wuhan, Chongqing, Suzhou, dan lain-lain. Operasi perusahaan ini mencakup 18 provinsi dan dua kota yang dikelola langsung oleh pemerintah pusat, dengan volume penjualan gas tahunan melebihi sepuluh miliar meter kubik, melayani lebih dari sepuluh juta rumah tangga.

Pelanggan Gas Diancam di Suzhou Setelah Mengunggah Pesan di Internet

Pada  20 April, seorang pelanggan wanita dari Kota Kunshan di Suzhou mengirimkan sebuah artikel online yang menjelaskan masalah penagihan gas di Suzhou, Provinsi Jiangsu. Artikelnya menyerukan penyelidikan dan mendapatkan perhatian yang signifikan secara online. Pada  22 April, karyawan China Resources Gas Suzhou menekannya untuk menghapus tulisan tersebut.

Diduga, lima karyawan perusahaan, bersama dengan pejabat masyarakat, mengunjungi kediamannya untuk menjelaskan alasan di balik kenaikan tagihan gas dan kemudian mengganti meteran gasnya. Setelah kepergian mereka, petugas polisi setempat mengunjungi rumahnya dan kemudian menghubungi majikan suaminya, diduga menekan mereka agar unggahan tersebut dihapus.

Merasa terancam, wanita tersebut mengunggah permintaan maaf secara online dan memohon kepada China Resources Gas untuk menghentikan keterlibatan dengan keluarganya. Seorang reporter dari The Epoch Times berusaha menghubungi wanita tersebut untuk verifikasi lebih lanjut tetapi tidak berhasil.

Ekonom Li Hengqing percaya bahwa insiden ini adalah konflik antara pemerintah dan warganya. Dia mengatakan kepada The Epoch Times bahwa situasinya seperti “bertemu dengan bandit di jalan, di mana orang-orang menyaksikan uang hasil jerih payah mereka dirampas di depan mata mereka.”

Li berkata, “Tanpa perlawanan dari masyarakat, eksploitasi akan terus berlanjut tanpa terkendali.” (asr)