Polisi Amerika Serikat terus membersihkan kampus-kampus dan menangkap banyak orang karena “protes anti-Semit” pada Kamis 2 Mei 2024. University of California, Los Angeles, mengatakan bahwa insiden tersebut akan diselidiki secara menyeluruh
Zhao Fenghua dan Yu Wei – NTD
Pada Kamis pagi, polisi California memasuki alun-alun pusat Universitas California, Los Angeles (UCLA) dan membongkar paksa kamp demonstran pro-Palestina. Setidaknya sebanyak 132 orang ditangkap.
Polisi menembakkan senter ke udara, dan botol-botol air dilemparkan ke arah petugas, namun tidak ada petugas yang terluka.
Polisi menggunakan alat berat, termasuk forklift, untuk membersihkan kamp demonstran anti-Semit pada hari itu.
Pada Rabu (1 Mei), Kepolisian Kota Los Angeles turun tangan setelah terjadi bentrokan selama tiga jam antara demonstran pro-Palestina dan kontra-demonstran di kampus tersebut.
Mahasiswa Johann Arevallo: “Saya tidak bisa masuk ke perpustakaan, dan saya akan menghadapi ujian akhir, dan semester ini akan berakhir dalam satu setengah bulan. Ini mempengaruhi kuliah dan saya tidak bisa belajar.”
Rektor UCLA, Gene Block mengeluarkan pernyataan bahwa insiden tersebut akan diselidiki secara menyeluruh dan unsur-unsur kekerasan yang terlibat dalam demonstrasi tersebut akan ditangkap, dideportasi dan dikeluarkan.
Gubernur California Richard Newsom juga mengutuk kekerasan tersebut dan mengatakan bahwa di bawah hukum, hak kebebasan berbicara tidak termasuk hasutan untuk melakukan kekerasan, vandalisme, dan tindakan yang melanggar hukum di dalam kampus.
Di Universitas Columbia di New York, sekelompok pengunjuk rasa pro-Palestina berbaris di luar kampus pada Rabu dan menyatakan bahwa protes tidak akan berhenti.
Pada Selasa (30 April) malam, polisi New York City memasuki universitas, membongkar perkemahan yang telah berlangsung selama dua minggu, memulihkan ketertiban di Gedung Hamilton, dan melakukan penangkapan.
Di Dartmouth College, salah satu sekolah Ivy League di kota kecil Hanover, New Hampshire, polisi memasuki kampus pada Rabu dan membongkar tenda-tenda para demonstran anti-Semit, dan menangkap sekitar 90 orang.
Sementara itu, keluarga dari para sandera Israel yang diculik oleh Hamas berkumpul di luar Kementerian Pertahanan Israel pada hari Kamis, sambil memegang foto-foto keluarga mereka dan menuntut agar pemerintah membawa mereka pulang sesegera mungkin.
“Kami ingin semua orang mendengar suara kami dan memberikan tekanan sebanyak yang mereka bisa untuk mewujudkan kesepakatan (gencatan senjata) dan membawa pulang orang-orang yang kami cintai,” ujar Amir Alfassa, seorang anggota keluarga dari seorang yang disandera Hamas.
Pada 7 Oktober tahun lalu, 253 warga Israel disandera oleh Hamas, dan 130 orang lainnya diyakini masih ditahan di Gaza. (Hui)