Luo Tingting/Wen Hui
Baru-baru ini varian KP.2, jenis mutasi dari virus COVID-19 yang lebih menular, telah menyebar di banyak negara di seluruh dunia. Untuk pertama kalinya, pejabat PKT mengakui bahwa provinsi Guangdong telah terinfeksi dan kasus KP.2 lokal telah terdeteksi, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Varian KP.2 yang Lebih Menular Menyebar di Tiongkok
KP.2, sub-cabang generasi ketiga dari varian Omicron JN.1, sangat menular dan pertama kali terdeteksi di India pada 2 Januari tahun ini.
Pada awal Mei, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan sub-varian KP.2 sebagai varian bermutasi yang berada dalam pengawasan. Saat ini, varian KP.2 mewabah di banyak negara di seluruh dunia.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat merilis data pada 10 Mei lalu bahwa varian KP.2 telah menggantikan JN.1 sebagai jenis yang paling banyak ditemukan di Amerika Serikat.
Menurut Global News, KP.2 telah menjadi dominan di Kanada, di mana ia menyumbang 26,6% dari semua kasus COVID-19 pada 28 April, lebih banyak daripada sub-varian JN.1 lainnya.
Kasus pertama infeksi KP.2 terdeteksi di Provinsi Guangdong, Tiongkok, pada 14 Mei, Biro Nasional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Partai Komunis Tiongkok mengumumkan bahwa varian KP.2 telah terdeteksi untuk pertama kalinya di Guangdong pada 11 Maret. Pada 12 Mei, total 25 sekuens KP.2 telah terdeteksi. Karena Partai Komunis Tiongkok telah menutupi kebenaran tentang wabah ini, ada kemungkinan lebih banyak pasien di Tiongkok yang telah terinfeksi varian KP.2.
Zhao Wei, direktur Pusat Penelitian Keamanan Hayati di Sekolah Kesehatan Masyarakat di Southern Medical University, mengatakan kepada portal kesehatan People’s Daily bahwa kemunculan jenis baru yang bermutasi menunjukkan bahwa virus COVID-19 belum hilang dan virus tersebut masih bermutasi.
Zhao Wei mengatakan bahwa strain KP.2 lebih mudah menular, dan gejala klinisnya tidak berbeda dengan strain sebelumnya, patogenisitas virus tidak meningkat secara signifikan, dan tingkat penyakit yang parah kemungkinan tidak akan meningkat. Namun, orang lanjut usia dan orang yang mengalami gangguan sistem imun masih berisiko mengalami kasus yang parah, sehingga mereka perlu melakukan tindakan pencegahan.
Semakin banyak penduduk Tiongkok yang meninggal dunia akibat penyakit ini, dan para pejabat merahasiakan berita ini
Para pejabat telah mengakui bahwa varian KP.2 beredar di Tiongkok, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Faktanya, epidemi telah menyebar di Tiongkok, dan selama liburan May Day tahun ini, orang-orang di banyak tempat mengatakan bahwa klinik rawat jalan rumah sakit penuh sesak, lebih banyak orang meninggal dunia dan beberapa rumah duka mulai bekerja lembur, tetapi para pejabat memblokir berita tentang wabah tersebut.
Wang, seorang warga Beijing, mengatakan kepada New Tang Dynasty TV, “Tempat tidur rumah sakit sangat sempit sehingga orang-orang tidur di koridor. Ada lebih banyak penyakit pernapasan dan pembuluh darah otak saat ini.
Wang, seorang penduduk Nanjing bahwa dirinya telah berada di rumah sakit akhir-akhir ini karena keluarganya dan ia sendiri telah terinfeksi COVID, ia telah mendapatkan dua suntikan vaksin COVID dan ketika ada angin sepoi-sepoi, dirinya langsung sakit dan mengalami masa pemulihan yang lama.
Lu, seorang penduduk provinsi Anhui, mengatakan bahwa ibunya telah dirawat di rumah sakit selama lebih dari 20 hari setelah tertular penyakit tersebut, yang merupakan kasus paru-paru putih yang serius.
Wang, seorang penduduk Jilin, yang menderita penyakit kronis menuturkan, epidemi ini sangat serius di seluruh negeri, dan rumah sakit di daratan Tiongkok selalu penuh dengan orang dan banyak yang meninggal dunia secara tiba-tiba terkait dengan vaksin.
Wang menjelaskan, ia sering pergi ke rumah sakit, melihat bahwa rumah sakit penuh dengan orang-orang, banyak di antaranya memiliki gejala yang mirip dengan gejala flu COVID. Pihak berwenang tidak menyebutkan epidemi tersebut, tetapi banyak orang mengenakan masker atas kemauan mereka sendiri.
Wong mengungkapkan, “Banyak pengemudi taksi yang masih mengenakan masker. Ketika kami naik taksi, kami secara khusus bertanya kepada pengemudi taksi apakah epidemi ini semakin parah dan saya mendengar salah satu dari mereka berkata, ‘Ini lebih buruk, saya berkecimpung dalam industri taksi, bagaimana mungkin saya tidak tahu? Saya sudah pergi ke rumah sakit setiap hari sejak lama.”
Wen, seorang penduduk Chengdu, mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok telah merahasiakan berita tentang wabah dan kematian terkait. “Kami tidak memiliki siapapun di sini untuk melakukan tes kematian mendadak, dan beritanya dikontrol dengan lebih ketat, jadi kami tidak melaporkannya, dan pihak rumah sakit pun mengetahuinya dan tidak akan mengatakan apa-apa.
Menanggapi banyaknya pasien yang meninggal akibat infark serebral dan infark jantung di Tiongkok, Dong Yuhong, seorang ahli virologi dan penyakit menular di Eropa, mengatakan kepada NTD, “Wabah COVID-19 di Tiongkok sebenarnya tidak pernah berhenti. Karena ini adalah fitur yang sangat besar dari virus ini, virus ini akan menyerang otot jantung manusia, atau pembuluh darah manusia, yang menyebabkan radang pembuluh darah, yang mengakibatkan gangguan pembekuan darah, yang dapat dengan mudah menyebabkan penggumpalan darah. Jika gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah otak, maka itu adalah infark otak dan stroke.”
Sejak awal epidemi, Guru Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, memperingatkan dalam artikel “Rasional” : wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT.
Guru Li Hongzhi juga memberikan petunjuk cara berlindung: Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan. Dewa akan mulai memberantasnya, dan mereka yang berdiri di pihaknya juga akan disingkirkan.” (Hui)