Oleh Christopher Balding
Presiden Amerika Serikat Joe Biden baru-baru ini mengumumkan bahwa ia akan mengenakan tarif baru terhadap barang-barang Tiongkok dan mempertahankan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump. Mari kita kesampingkan politik dan fokus pada dampak dan tujuan tarif baru tersebut.
Hal pertama yang perlu ditekankan adalah tarif-tarif baru ini akan berdampak sangat kecil baik terhadap perdagangan Tiongkok atau perekonomian Amerika Serikat yang lebih luas. Tarif-tarif baru tersebut hanya sebesar 4 persen impor Tiongkok tahun lalu dan hanya 0,07 persen total produk domestik bruto Amerika Serikat.
Ketika ditanya apakah tarif tersebut akan menyebabkan inflasi, Menteri Keuangan Janet Yellen menjawabnya hal tersebut tidak akan terjadi, di mana hal ini memang benar hanya karena tarif-tarif yang dikenakan relatif terhadap aktivitas perdagangan atau ekonomi adalah minimal.
Yang lebih penting adalah jenis barang yang diputuskan oleh Presiden Biden untuk dikenakan tarif. Untuk berbagai barang mulai dari kendaraan listrik hingga perlengkapan medis dan baja, tarif baru ini tampaknya tidak memiliki tema atau fokus tertentu selain barang tersebut merupakan barang yang, karena berbagai alasan, menimbulkan kekhawatiran untuk industri dan pemerintah Amerika Serikat.
Misalnya, pemerintahan Biden mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap sarung tangan lateks medis dari Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir, impor Tiongkok telah bertahan lebih dari 90 persen pangsa pasar sarung tangan lateks medis ini dan produk medis terkait.
Masalah ketergantungan yang berlebihan ini menjadi jelas selama pandemi COVID-19 ketika Tiongkok, terkadang, secara efektif memeras Amerika Serikat. Dengan menerapkan tarif terhadap barang-barang Tiongkok, pemerintah berharap para produsen Amerika Serikat dan negara-negara asing akan mengambil pangsa pasar yang lebih besar.
Pemerintah juga mengenakan tarif pada produk-produk seperti panel surya dan derek yang dipasang di pelabuhan, dan kendaraan listrik. Padahal Presiden Biden menggunakan sebuah hukum perdagangan yang fokus dalam meliput praktik perdagangan tidak adil dan pelanggaran perjanjian perdagangan, produk-produk ini menghadirkan risiko keamanan nasional yang jelas. Misalnya, tahun lalu, FBI mengumumkan telah menemukan perangkat elektronik pengumpul intelijen pada derek buatan Tiongkok.
Kendaraan listrik menghadirkan risiko serupa. Penelitian saya sendiri sebagai pendiri New Kite Data Labs telah menulis mengenai data yang dikumpulkan oleh mobil bermesin pembakaran dan kendaraan listrik buatan Tiongkok yang berlokasi di dalam dan di luar Tiongkok. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mobil modern dan motor listrik diisi dengan sensor-sensor elektronik yang mengumpulkan sejumlah besar data yang memantau dan mengendalikan segala sesuatu mulai dari operasi-operasi yang bersifat internal dan eksternal untuk mobil tersebut. Hal ini termasuk sistem seperti koneksi internet onboard, rem, lokasi, aktivitas suara, dan bahkan lingkungan eksternal, seperti rintangan, batas kecepatan, dan data lainnya.
Harapan dasarnya adalah produsen Amerika Serikat dan asing akan membeli produk pesaing baik dari produsen dalam negeri atau luar negeri non-Tiongkok. Namun, diperlukan lebih banyak kebijakan daripada sekadar mengenakan tarif pada sejumlah kecil barang produk Tiongkok untuk mengubah lingkungan perdagangan dan ekonomi dalam bertransaksi dengan komunis Tiongkok.
Misalnya, beberapa perusahaan Tiongkok telah membangun pabrik-pabrik di luar negeri, dengan harapan dapat mengekspor produk berisiko yang sama ke Amerika Serikat dari negara-negara seperti Meksiko, di mana kami memiliki sebuah perjanjian perdagangan yang sudah ada. Dengan hanya mengubah lokasi manufaktur tidak mengubah risiko produk tersebut jika masih diproduksi oleh sebuah perusahaan yang dikendalikan Partai Komunis.
Amerika Serikat belum memprioritaskan, mengerjakan, atau mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk membuat perubahan-perubahan mendasar yang bertahan lama terhadap aktivitas ekonomi yang akan menghadirkan sebuah visi baru dan mengubah fondasi abad ke-21. Hal ini dapat memprioritaskan standar teknologi ramah lingkungan bagi produsen di negara-negara sekutu dan memblokir impor oleh perusahaan daripada sumber manufaktur.
Pada akhirnya, tarif-tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Biden hanyalah sebuah langkah ke arah yang benar. Tarif-tarif tersebut bukanlah tujuan. Amerika Serikat membutuhkan kebijakan-kebijakan yang lebih luas untuk menghadapi tantangan Tiongkok. (Vivi)
Christopher Balding adalah seorang profesor di Universitas Fulbright Vietnam dan Sekolah Pascasarjana Universitas Peking di Sekolah Bisnis HSBC. Ia berspesialisasi dalam ekonomi Tiongkok, pasar keuangan, dan teknologi. Sebagai rekan senior di Henry Jackson Society, dia tinggal di Tiongkok dan Vietnam selama lebih dari satu dekade sebelum pindah ke Amerika Serikat