EtIndonesia. Tur media baru-baru ini memberikan masyarakat gambaran sekilas tentang kehidupan narapidana di Jepang. Gambar salah satu sel penjara yang menampung orang asing di Penjara Fuchu di Jepang menunjukkan bahwa sel tersebut tampak seperti sebuah flat kecil namun nyaman.
Penjara ini telah menambahkan banyak pilihan untuk mengakomodasi narapidana asing, namun masih cukup ketat dibandingkan dengan penjara pada zamannya.
Penjara Fuchu di Tokyo adalah penjara khusus pria yang menampung sekitar 1.200 narapidana. Ini adalah penjara pertama di Jepang yang membentuk divisi internasional yang bertujuan untuk mendukung kehidupan narapidana asing. Divisi ini bertanggung jawab atas tugas-tugas seperti menafsirkan berbagai bahasa hingga menyelidiki perlakuan terhadap tahanan asing.
Menurut Japan Times, terdapat 353 narapidana asing di Penjara Fuchu pada Desember 2023. Narapidana Tiongkok adalah kelompok terbesar, yaitu sekitar 20%.
Untuk mengakomodasi populasi asing, Penjara Fuchu sering memberikan selnya sendiri kepada narapidana asing, sementara sebagian besar populasi Jepang tinggal di sel bersama. Hal ini untuk menghindari bentrokan budaya, kata pihak Lapas. Narapidana asing bahkan diberikan pilihan untuk menggunakan tempat tidur dibandingkan kasur futon biasa.
Cara lain penjara mengakomodasi narapidana asing adalah dengan memberi mereka pilihan makanan seperti makanan halal atau vegetarian. Sesi doa bulanan, surat kabar berbahasa asing, dan pilihan untuk menelepon keluarga mereka di luar negeri juga ditawarkan kepada narapidana asing.
Meskipun penampilannya bersih dan seperti hotel, rutinitas sehari-hari para narapidana sangat ketat. Dalam film dokumenter Prancis “Enquête sur les jails et la justice du Japon”, para narapidana terlihat mengikuti aturan sehari-hari yang sangat ketat.
Para narapidana memulai harinya dengan sarapan, kemudian mereka harus membersihkan selnya secara menyeluruh. Dalam gaya tentara, segala sesuatunya harus berada pada tempatnya masing-masing. Sprei harus dilipat secara merata dan setiap sprei harus diletakkan dalam urutan tertentu. Penjaga akan memeriksa apakah semuanya beres, dan kesalahan akan dihukum.
Mereka kemudian menghabiskan hari mereka di bengkel di mana mereka akan melakukan berbagai tugas, mulai dari membuat furnitur hingga memperbaiki mobil. Namun, mereka harus melakukan ini dalam keheningan karena berbicara dengan narapidana lain tidak diperbolehkan selama jam-jam tersebut.
Di malam hari, mereka memiliki waktu senggang di mana mereka bisa melakukan hal-hal seperti karaoke. Narapidana juga didorong untuk belajar di luar jam kerja. Kemudian lampunya padam tepat pada jam 9 malam.
Aturan ketat ini sulit diterapkan bahkan bagi narapidana Jepang. “Sejujurnya, sangat sulit untuk tidak bisa berbicara secara normal,” kata seorang narapidana. (yn)
Sumber: mustsharenews