EtIndonesia. Topik baru berjudul “Dapatkah Airpods menyebabkan tinnitus ?” muncul di halaman Forum Komunitas Apple pada 24 November 2019.
Seorang pengguna Apple mengatakan bahwa setelah menggunakan AirPods selama beberapa waktu, dia merasakan ada suara seperti dering bernada tinggi terdengar di telinganya, dan suara itu tidak kunjung hilang.
Menurutnya, dia selalu berhati-hati dalam melindungi pendengarannya. Dia juga tidak suka mendengarkan suara-suara keras dan selalu menggunakan penutup telinga jika dia mendengar suara yang mungkin bisa merusak pendengarannya. Namun kondisi yang dia alami tidak membaik.
“Saya sekarang menyadari bahwa ketika saya memasang AirPods di telinga meskipun tidak memutar musik apa pun, AirPods mengeluarkan suara bernada tinggi yang menurut saya bahwa suara itu sepenuhnya seperti suara tinnitus, saya percaya bahwa AirPods memang menyebabkan tinnitus saya,” tulis pengguna tersebut.
Sejak postingan tersebut dipublikasikan pada tahun 2019, lebih dari 3.200 orang pengguna Apple telah menjawab : “Begitu juga yang saya alami”.
Julie Prutsman, audiolog dan pendiri Sound Relief Hearing Center, mengatakan bahwa peluncuran headphone nirkabel Apple berdampak jelas pada penggunaan headphone, di mana generasi muda lebih banyak menggunakan headphone nirkabel dibandingkan dengan generasi tua. Selama beberapa tahun terakhir, Julie melihat bahwa semakin banyak anak muda yang mengunjungi kliniknya karena gangguan pendengaran dan tinnitus.
Pada tahun 2021, AirPods dan headphone Apple lainnya menduduki peringkat pertama di pasar headphone dan earbud AS. Pada tahun 2022, melalui survei yang dilakukan Piper Sandler terhadap lebih dari 7.000 orang remaja menemukan, bahwa 72% dari mereka memiliki AirPods.
Audiolog tersebut mengatakan kepada The Epoch Times, bahwa akar permasalahannya bukan terletak pada headphone yang digunakan orang, namun terletak pada fenomena umum, yakni penggunaan headphone yang tidak bertanggung jawab. Fitur nirkabel dan fungsi peredam bisingnya yang baik, serta kualitas suara yang lebih bagus, semakin memperparah frekuensi penggunaannya.
“Ini menjadi masalah yang nyata,” kata Julie Prutsman. “Sayangnya, mereka tidak tahu apa yang bakal menimpa.”
American Orthopaedic Association memperkirakan bahwa 20% remaja AS saat ini akan mengalami gangguan pendengaran, salah satu penyebabnya adalah dampak dari penggunaan headphone.
Sebuah ulasan yang diterbitkan dalam “International Journal of Audiology” menyebutkan bahwa penelitian menemukan sekitar 6% hingga 60% pengguna headphone mengalami gejala gangguan pendengaran, termasuk kesulitan mendengar dan tinnitus.
Pada saat yang sama, semakin banyak remaja yang menggunakan headphone secara rutin. Pada bulan Februari tahun ini, Universitas Michigan melakukan jajak pendapat terhadap orangtua yang memiliki anak berusia 5 hingga 12 tahun, menemukan bahwa dua pertiga dari para orangtua tersebut mengatakan anak-anak mereka menggunakan headphone.
Kebanyakan orang tahu bahwa volume suara yang tinggi dapat merusak pendengaran. Namun, mendengarkan musik bervolume rendah dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan gangguan pada pendengaran, kata ahli THT asal Brasil, dr. Clarice Saba.
Orang-orang memakai headphone di tempat kerja, di rumah, dan bahkan saat tidur. Meskipun suaranya tidak selalu keras, memakai headphone selama berjam-jam jelas dapat membuat telinga bekerja melampaui beban, kata dr. Clarice Saba.
Koklea terletak di dalam telinga kita. Letaknya di belakang gendang telinga dan bertanggung jawab untuk mengubah gelombang suara menjadi sinyal yang kemudian dikirim ke otak. Penggunaan headphone dalam waktu lama dapat menyebabkan stres dan kerusakan sel bagi koklea. Jika beberapa sel koklea ini mati, gangguan pendengaran bisa terjadi.
Julie Prutsman menambahkan bahwa kerusakan yang disebabkan oleh kebisingan “tergantung dosis” dan bersifat kumulatif.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2021 dan hasilnya diterbitkan dalam jurnal Medicine menunjukkan, bahwa satu dari lima orang remaja yang menggunakan headphone di lingkungan yang bising selama lebih dari 80 menit dalam sehari menderita gangguan pendengaran. Risiko mengalami gangguan pendengaran mereka 4,7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menggunakan headphone dalam waktu singkat.(sin/yn)
Sumber: ntdtv