Pada Minggu 26 Mei lalu, Hamas menembakkan serangkaian roket ke arah Tel Aviv, Israel. Ini adalah pertama kalinya dalam empat bulan Tel Aviv terkena serangan roket jarak jauh dari Hamas. Pada hari yang sama, Israel mengatakan telah menghancurkan markas keamanan Hamas di Gaza utara
oleh Yu Liang
Pada Minggu, Tel Aviv, Israel, kembali membunyikan sirene serangan udara. Pasukan Pertahanan Israel mengatakan Hamas menembakkan sebanyak delapan roket dari kota Gaza Salafa, tiga di antaranya ditembak jatuh oleh sistem Iron Dome dan lima di antaranya mendarat di area terbuka.
Sebuah rumah di pinggiran Tel Aviv rusak akibat jatuhnya pecahan peluru dan dua orang mengalami luka ringan. Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Narkis Bezalel, warga Tel Aviv berkata: “Tiba-tiba terdengar suara keras di dalam ruangan, dan ada asap, api, dan debu di mana-mana.”
Kota Rafah saat ini menjadi fokus operasi militer Israel dan perhatian dunia internasional. Pasukan Pertahanan Israel yakin Hamas memiliki simpanan roket yang disembunyikan di Rafah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menyatakan bahwa Israel harus mengambil alih Rafah, mencapai perdamaian di Gaza dan menyelamatkan sandera yang diculik Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant di Gaza Minggu lalu menegaskan bahwa tentara Israel bertekad untuk melenyapkan kehadiran militer terakhir Hamas di Rafah. Ia mengatakan, sangat penting untuk mengontrol wilayah Rafah dan menghilangkan terowongan dan infrastruktur Hamas.
Selama beberapa minggu terakhir, IDF telah menemukan terowongan Hamas dan sejumlah besar senjata, termasuk roket dan peluncur, di Rafah.
Ketika pasukan Israel bergerak maju di Rafah, hampir satu juta warga Gaza telah meninggalkan kota tersebut.
Pada Minggu, tentara Israel mengatakan mereka melakukan puluhan pertemuan jarak dekat dengan elemen Hamas selama operasi di Jabaliya, Gaza utara, dan akhirnya menghancurkan markas keamanan Hamas di sana. (Hui)