oleh Chen Ting
Mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley yang berada di Israel pada Senin (27 Mei) menyampaikan pendapat soal hubungannya dengan mantan Presiden Donald Trump. Dia mengatakan bahwa demi kepentingan Amerika Serikat, dia pasti akan mendukung dan bekerja sama dengan Trump.
Meskipun selama pemilihan pendahuluan Partai Republik, Trump dan Haley menggunakan retorika sengit untuk mengkritik satu sama lain. Namun beberapa hari yang lalu, Trump mengatakan bahwa menurut dirinya Haley “pasti” akan bergabung dengan timnya dalam beberapa bentuk. Dan Haley juga berjanji akan memilih Trump pada November mendatang.
Ketika ditanya mengenai bagaimana dia akan bekerja dengan Trump di masa mendatang, Haley mengatakan : “elemen emosional dan pribadi harus dihilangkan dari politik”.
“Itulah satu-satunya cara agar Anda dapat melakukan hal yang benar”, kata Haley. “Ini tentang Amerika Serikat. Ini tentang Amerika yang kuat, Israel yang kuat. Ini adalah demi mendapatkan dukungan dari sekutu kita”.
Lebih lanjut Nikki Haley mengatakan, jika membandingkan kebijakan antara Biden dengan Trump, jelas tidak layak untuk mendukung terpilihnya kembali Biden.
“Ketika Anda melihat kebijakan kedua pemimpin tersebut, saya jelas akan mendukung salah satu dari mereka, karena kemampuan mereka jauh”, tambahnya. “Kami memang berdebat sengit dalam kampanye. Jika menurut saya salah satu dari mereka bagus, saya tidak akan mencalonkan diri. Saya mencalonkan diri itu karena saya percaya bahwa saya dapat melakukan yang lebih baik. Namun inilah faktanya, dan ini bukan untuk kepentingan pribadi saya tetapi demi Amerika Serikat”.
Haley menyampaikan pernyataan tersebut pada konferensi pers di kota Sderot, Israel barat.
Selama perjalanannya ke Israel, Haley mengunjungi komunitas yang diserang oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, sebuah pangkalan militer di perbatasan Gaza, dan lokasi kantor polisi di Sderot yang kini hancur.
Haley, yang pernah menjabat sebagai duta besar PBB di era pemerintahan Trump, berbicara positif tentang pengalamannya ini, Ia menekankan bahwa hal itu terjadi karena dirinya mendapatkan kebebasan dalam mengambil keputusan dalam posisi ini.
“Tujuan kami saat itu adalah memastikan kami mengetahui siapa teman dan siapa musuh kami, dan saya pikir dia (Trump) dan saya bekerja sama dengan sangat baik selama periode itu karena dia tidak akan mengintervensi pekerjaan saya”, ujar Haley.
Dia menambahkan : “Anda hanya perlu melihat fakta bahwa dia mengakui kenyataan dan memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan dia mengizinkan saya untuk mencairkan dana UNRWA”.
Pekan lalu Trump mengatakan bahwa Haley adalah “orang yang sangat cakapdalam menjalankan tugasnya”.
Trump dalam wawancaranya dengan “News 12 New York” mengatakan : “Kami menjalani kampanye yang sangat tidak menyenangkan. Tetapi dia adalah orang yang sangat mampu dan saya yakin dia akan bergabung dengan tim kami dalam beberapa bentuk, ini pasti”.
Trump menambahkan bahwa antara dirinya dengan Haley memiliki banyak ide dan wawasan yang sama.
Ketika ditanya pada hari Senin apakah dia akan menjadi pasangan Trump, Haley mengatakan Trump telah menyatakan dengan sangat jelas bahwa dia tidak termasuk di antara para kandidat. “Saya tidak memikirkan hal-hal yang tidak realistis,” katanya.
Dalam kunjungannya ke Israel, Haley enggan berbicara banyak mengenai pemilu presiden AS.
“Hal yang tidak ingin saya lakukan adalah datang ke Israel dan berbicara tentang politik Amerika Serikat”, katanya. “Yang sebenarnya ingin saya lakukan adalah datang ke Israel dan memastikan rakyat Amerika Serikat melihat apa yang saya perlihatkan dan mendengar apa yang saya ucapkan”.
Haley mengkritik Partai Republik dan Demokrat karena gagal memberikan alasan yang kuat untuk mendukung Israel kepada rakyat Amerika Serikat.
“Mereka tidak memberitahu rakyat Amerika Serikat mengapa mereka peduli terhadap Israel. Mereka tidak memberitahu rakyat Amerika Serikat mengapa mereka peduli terhadap Ukraina”, katanya. “Rakyat Amerika Serikat itu cerdas. Ketika Anda memberi mereka informasi dan memberitahu mereka mengapa mereka perlu peduli, mereka juga akan peduli”.
Rabu (22 Mei), Haley mengumumkan bahwa dirinya akan memilih Trump ketika ditanya kandidat mana yang terbaik untuk keamanan nasional.
“Sebagai pemilih, saya akan memprioritaskan presiden yang akan membela sekutu kita dan meminta pertanggungjawaban musuh kita, presiden yang mengamankan perbatasan kita dan tidak memberikan ruang untuk beralasan”, kata Haley. “”kita butuh seorang presiden yang mendukung kapitalisme dan kebebasan. Seorang presiden yang memahami bahwa kita perlu mengurangi utang, bukan menambahnya”.
“Trump tidak sempurna dalam kebijakan ini. Saya sudah mengatakannya berkali-kali. Namun Biden adalah sebuah bencana”, katanya. “Jadi, saya akan memilih Trump”.
“Meski begitu, saya tetap berpegang pada apa yang saya katakan dalam pidato saya menarik diri dari pemilihan pendahuluan. Trump akan lebih bijaksana jika berinteraksi dengan jutaan orang yang memilih saya dan terus mendukung saya, daripada berasumsi mereka akan mendukungnya. Saya sangat berharap dia bisa melakukan hal ini,” kata Haley. (sin)