Mereka Melarang Smartphone di Sekolah, Hasilnya Mencakup Lebih Banyak Sosialisasi, Lebih Sedikit Gangguan, Lebih Sedikit Penindasan

EtIndonesia. Sebagai langkah berani, sekolah-sekolah di Belanda telah melarang ponsel pintar, sehingga menghasilkan perubahan positif yang luar biasa dalam perilaku dan interaksi siswa.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Radboud University Nijmegen, kebijakan baru ini telah menghasilkan peningkatan sosialisasi, pengurangan gangguan, dan penurunan perundungan di kalangan siswa.

Larangan tersebut, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari, telah menunjukkan manfaat yang signifikan, meskipun terdapat beberapa tantangan praktis.

Studi ini mensurvei sekitar seribu siswa di dua sekolah di Nijmegen sebelum dan tiga bulan setelah pelarangan ponsel pintar.

Lebih dari separuh siswa melaporkan bahwa mereka sekarang lebih banyak terlibat dalam percakapan dengan teman dan teman sekelas.

Selain itu, 40% siswa menyebutkan bahwa waktu istirahat mereka menjadi lebih menyenangkan, hal ini menunjukkan adanya pergeseran ke arah interaksi sosial yang lebih bermakna selama waktu senggang.

Guru juga melaporkan bahwa siswa lebih perhatian dan fokus pada pekerjaan mereka di kelas.

21% siswa mengatakan gangguan mereka kini berkurang. Meskipun angka ini mungkin tampak lebih rendah dari perkiraan, pemimpin penelitian Loes Pouwels berpendapat bahwa siswa mungkin masih menemukan gangguan di laptop mereka. Meskipun demikian, pengurangan gangguan terkait telepon merupakan kemajuan yang patut dicatat.

Studi tersebut juga mengungkapkan penurunan perilaku intimidasi online. Perilaku yang tidak diinginkan seperti mengambil foto secara diam-diam dan membagikannya kepada siswa lain juga berkurang. Namun di sisi lain, siswa mengatakan bahwa mereka lebih sering mengalami perundungan fisik dan kini orang-orang lebih banyak berbicara satu sama lain, sehingga timbul lebih banyak pertengkaran.

Siswa juga melaporkan hilangnya manfaat praktis dari memiliki ponsel pintar di sekolah, seperti kemudahan memeriksa perubahan jadwal dan tetap dapat diakses oleh orangtua mereka.

Tantangan-tantangan ini menyoroti perlunya sekolah menemukan keseimbangan antara meminimalkan gangguan dan menjaga saluran komunikasi praktis tetap terjaga. (yn)

Sumber: sunnyskyz