Trump Akan Mengangkat Elon Musk Sebagai Penasihat Bila Kembali ke Gedung Putih

oleh Chen Ting

Sumber mengatakan bahwa jika Trump berhasil memenangkan pemilu AS  November mendatang dan kembali ke Gedung Putih, besar kemungkinan ia mempertimbangkan untuk mengangkat miliarder Elon Musk menjabat sebagai penasihat kebijakan.

Namun, belum tentu juga, kata orang-orang yang mengetahui masalah ini, karena peran spesifik Elon Musk belum ditentukan. Namun, Elon Musk telah banyak berdiskusi dengan Trump mengenai isu-isu seperti perbatasan AS, imigrasi, dan kebijakan ekonomi.

Pada Rabu (29 Mei), Wall Street Journal mengutip informasi dari beberapa orang yang mengetahui masalah tersebut memberitakan bahwa Elon Musk dan Donald Trump telah berbicara melalui telepon beberapa kali dalam sebulan sejak Maret tahun ini.

Menurut sumber tersebut, bahwa Musk dan Trump menjalin hubungan lebih dekat dalam pertemuan mereka di perkebunan miliarder Nelson Peltz pada Maret tahun ini. Sejak itu, keduanya membahas berbagai isu kebijakan termasuk imigrasi dan ekonomi.

Elon Musk secara blak-blakan berbica soal permasalahan imigrasi ilegal dalam beberapa bulan terakhir dan mengkritik Partai Demokrat karena terlalu memanjakan hal ini.

Sumber juga menyinggung soal Elon Musk telah mengatakan kepada Trump bahwa dirinya berencana menggunakan pengaruhnya untuk membujuk para pemimpin bisnis AS agar tidak mendukung Joe Biden yang ingin kembali mencalonkan diri.

Musk juga sedang mempertimbangkan untuk mendanai “proyek berbasis data guna mencegah penipuan pemilu”.

Trump dan Musk tidak segera membuat pernyataan publik setelah laporan tersebut beredar. Sementara itu, Perwakilan tim kampanye Biden juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pada  Maret tahun ini usai bertemu dengan Trump di Florida, Elon Musk mengatakan bahwa dirinya tidak akan menyumbang dana baik kepada Trump atau Biden. Namun, “Wall Street Journal” mengutip seseorang yang mengetahui pemikiran Musk memberitahukan bahwa tujuan Musk adalah “menggunakan pengaruhnya… untuk membantu Trump mengalahkan Biden dengan menginspirasi dukungan dari sekutu yang berpengaruh”.

Dalam beberapa tahun terakhir, Elon Musk mulai mendukung penuh Partai Republik.

Pada  Maret tahun ini, Musk memposting di media sosial “X” : “Beberapa tahun yang lalu, saya masih 100 persen memilih Partai Demokrat. Sekarang, saya pikir kita memerlukan gelombang merah, jika tidak, Amerika Serikat akan hancur”. Di AS merah mewakili Partai Republik, dan biru mewakili Partai Demokrat.

Elon Musk juga secara terbuka mengkritik kebijakan Biden mengenai kebijakan imigrasi, kendaraan listrik, dan tarif.

Faktanya, semakin banyak taipan teknologi Silicon Valley baru-baru ini mulai mengubah pendirian politik mereka, sehingga Partai Republik secara bertahap mendapatkan dukungan di antara komunitas donor teknologi, yang didominasi oleh Partai Demokrat.

Bulan depan, 2 orang investor teknologi terkemuka akan mengadakan penggalangan dana di San Francisco untuk mendukung Donald Trump.

Menurut undangan yang diperoleh Reuters, makan malam untuk bertemu Trump pada 6 Juni akan dipandu oleh pemodal ventura David Sacks dan Chamath Palihapitiya, serta istri David Sacks, Jacqueline.

Sacks dan Palihapitiya menjadi pembawa acara bersama podcast “All-in”, di mana mereka akan berbicara tentang banyak informasi orang dalam di dunia teknologi, sehingga acara disambut hangat.

Dalam beberapa tahun terakhir, kedua pembawa acara podcast tersebut telah menyatakan pandangan mereka yang lebih konservatif dan mengkritik apa yang mereka lihat sebagai budaya Silicon Valley yang semakin liberal. Sacks adalah teman dekat Elon Musk. Sacks mengatakan dia berharap Trump hadir di acara itu.

Tiket penggalangan dana All-In masing-masing berharga USD.50.000,- dan keanggotaan panitia tuan rumah berharga USD.300.000,- per orang atau USD.500.000,- per pasangan, dengan prioritas pemilihan tempat duduk untuk makan malam dan kesempatan berfoto bersama Donald Trump.

Ini adalah tanda-tanda bahwa budaya di Silicon Valley, yang selama ini dianggap sebagai benteng liberal, mungkin akan berubah seiring upaya Trump untuk memperluas koalisinya dan mencari sumber baru dalam penggalangan dana. (sin)