oleh Li Yan
Uni Eropa dan Australia telah mencapai kesepakatan untuk menggalang kerja sama dan investasi di bidang mineral utama. Ketika Tiongkok mengendalikan rantai pasokan bahan-bahan yang diperlukan untuk manufaktur produk berteknologi tinggi dan ramah lingkungan, negara-negara Barat pun perlu mengambil tindakan untuk mengatasinya.
Para menteri dari Canberra dan Brussels menandatangani nota kesepahaman pada Selasa (28 Mei) untuk kemudian bersama-sama mengembangkan serangkaian “tindakan nyata” selama enam bulan ke depan guna meningkatkan kerja sama dalam proyek-proyek mineral penting.
Menurut Bloomberg, Komisaris Perdagangan Uni Eropa Valdis Dombrovskis melalui sebuah pernyataannya menyebutkan : “Australia adalah mitra yang berpikiran sama dan pemimpin global dalam hal bahan mentah penting”.
“Kemitraan ini menandai langkah maju dalam upaya kami untuk memastikan pasokan bahan mentah penting yang berkelanjutan bagi Uni Eropa, sekaligus mendorong investasi di Australia”.
Komisi Eropa dalam siaran persnya menyebutkan, bahwa kemitraan ini bertujuan untuk mendukung berbagai tujuan bersama atas dasar saling menguntungkan. Secara khusus, hal ini bertujuan untuk memungkinkan Uni Eropa mendiversifikasi pasokan bahan yang dibutuhkan untuk transisi hijau dan digital, sekaligus berkontribusi terhadap pengembangan industri mineral penting dalam negeri Australia. Kemitraan ini mencakup seluruh rantai nilai mineral penting dan strategis, termasuk eksplorasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, daur ulang, dan pengolahan limbah pertambangan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat dan sekutunya telah berupaya mencari sumber alternatif mineral penting seperti litium, kobalt, dan nikel, yang saat ini digunakan untuk membuat peralatan seperti chip komputer, panel surya, dan perangkat keras militer. Namun saat ini Tiongkok mengendalikan sebagian besar pasokannya. Mengingat meningkatnya persaingan strategis antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, Amerika Serikat mungkin akan menghadapi pembatasan ekspor Tiongkok.
Mengingat potensi Tiongkok menggunakan dominasinya di bidang tersebut sebagai senjata untuk melawan Barat, sehingga akses terhadap bahan-bahan penting ini telah menjadi kekhawatiran serius bagi Uni Eropa.
Australia memiliki cadangan mineral penting yang sangat besar yang belum dimanfaatkan dan telah berusaha membangun industri dalam negeri melalui alat pembiayaan dan insentif pajak, termasuk langkah-langkah baru yang diumumkan dalam anggaran bulan Mei.
Berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani pada hari Selasa, Australia dan Uni Eropa akan berupaya untuk mendorong investasi dalam proyek-proyek mineral penting, termasuk usaha patungan dan kolaborasi dalam penelitian dan inovasi.
Uni Eropa juga menggunakan perjanjian perdagangan bebas bilateral untuk memperdalam hubungan perdagangan dan investasi, mendiversifikasi rantai pasokan, dan meningkatkan ketahanan perekonomiannya, khususnya dalam konteks rantai pasokan bahan mentah yang penting, kata Komisi Eropa dalam siaran persnya. Selain itu, Uni Eropa juga telah memiliki jaringan perjanjian perdagangan terbesar di dunia yang mendapat partisipasi dari 74 negara. Perjanjian terbaru dengan Inggris, Selandia Baru dan Chile berisi bab khusus mengenai energi dan bahan mentah. Negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas Uni Eropa – Australia saat ini sedang berlangsung. (sin)