Industri Penerbangan Sipil Domestik Tiongkok Rugi RMB.420 Miliar Dalam 4 Tahun Terakhir

oleh Liu Yi

Data terbaru yang dirilis oleh Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok pada 31 Mei 2024 menunjukkan bahwa seluruh industri penerbangan Tiongkok domestik menderita kerugian usaha mereka pada 2023 sebesar RMB.21,07 miliar. Sehingga jumlah kumulatif kerugian yang dialami industri penerbangan sipil Tiongkok domestik dalam kurun waktu 4 tahun terakhir mencapai RMB.420 miliar.

Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok merilis “Buletin Statistik Perkembangan Industri Penerbangan Sipil Tahun 2023” pada 31 Mei tahun ini. Buletin tersebut mencatat bahwa pendapatan operasional seluruh industri pada tahun 2023 adalah berjumlah RMB.1,023731 triliun (1triliun 23miliar 731juta), yang menunjukkan peningkatan sebesar 68,3% YoY, dengan kerugian sebesar RMB.21,07 miliar. Diantaranya, pendapatan dari maskapai penerbangan adalah sebesar RMB.676,10 miliar, dengan kerugian sebesar RMB.5,88 miliar, pendapatan unit bandara sebesar RMB.101,98 miliar, dengan kerugian sebesar RMB.19,89 miliar, pendapatan perusahaan yang dijamin sebesar RMB.245,65 miliar, dengan keuntungan sebesar RMB.4,70 miliar.

Keterangan Foto : Pada 31 Mei, data terbaru yang dirilis oleh Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok menunjukkan bahwa seluruh industri penerbangan menderita kerugian sebesar RMB.21,07 miliar pada tahun 2023. (foto pengumuman)

Menurut data yang dirilis oleh Administrasi Penerbangan Sipil sebelumnya, bahwa pada tahun 2020, semua penerbangan sipil Tiongkok domestik mengalami kerugian operasional sebesar RMB.97,4 miliar, sedangkan maskapai penerbangan merugi sebesar RMB.79,4 miliar. Pada tahun 2021, semua penerbangan sipil domestik rugi RMB.84,2 miliar, dan maskapai penerbangan kehilangan RMB.67,1 miliar. 

Pada tahun 2022, seluruh penerbangan sipil domestik merugi sebesar RMB.21,74 miliar, dan maskapai penerbangan merugi sebesar RMB.177,1 miliar. Secara kumulatif, dalam empat tahun terakhir (2020 hingga 2023) kerugian operasional penerbangan sipil domestik mencapai RMB.420,1 miliar, dan kerugian maskapai penerbangan mencapai RMB.329,6 miliar.

“Civil Aviation Wings”, ahli senior di bidang penerbangan sipil, ahli dalam analisis data laporan keuangan dan penelitian keuangan penerbangan sipil pada 1 Juni menyebutkan : Dibandingkan dengan industri lain, industri penerbangan sipil ini masih dapat dikategorikan sebagai industri kecil, yang pendapatan tahunan dari seluruh industri ini baru mencapai 1 triliun yuan. Padahal di beberapa raksasa industri, 1 raksasa industri saja dapat menghasilkan laba 1 triliun yuan dalam setahun. Jadi kerugian RMB.420 miliar dalam 4 tahun terakhir yang dialami industri penerbangan sipil yang skalanya cukup besar ini cukup mencengangkan.

“Civil Aviation Wings” percaya bahwa industri penerbangan sipil Tiongkok masih menghadapi krisis besar. Pertama-tama, dalam 4 tahun terakhir, tidak ada maskapai penerbangan di Tiongkok yang bangkrut, artinya industrinya belum bersih dan integrasi industri belum tercapai. Hal ini sangat merugikan perkembangan industri penerbangan sipil yang sehat.

Kedua, kerugian yang besar menyebabkan maskapai penerbangan berhutang dalam jumlah besar, dan sebenarnya banyak maskapai penerbangan sudah berada dalam kondisi utang lebih besar daripada aset. Kondisi seperti ini akan sangat sulit bagi maskapai penerbangan dalam waktu singkat untuk mencapai peningkatan kinerja. 

Selain itu, industri penerbangan sipil sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal, seperti naik turunnya harga minyak, nilai tukar, konflik regional, dan perselisihan dagang yang terus berlanjut, yang semua faktor ini akan membawa tantangan besar bagi pemulihan dan pertumbuhan bagi industri penerbangan sipil.

Data yang tercatat hingga akhir tahun 2023 menunjukkan, terdapat 66 maskapai transportasi di Tiongkok, bertambah 4 maskapai dibandingkan akhir 2019. Terdapat 4.270 unti pesawat angkut yang beroperasi tercatat pada akhir tahun 2023, bertambah 452 unit pesawat dibandingkan akhir 2019.


Pada saat yang sama, pangsa pasar dari 3 maskapai penerbangan besar milik negara mengalami penurunan. Dari segi total omzet, China Southern Airlines Group memiliki 25,1%, turun 0,1% dari tahun 2019. China National Aviation Holding memiliki 21,5%, turun 3,1% dari tahun 2019, dan China Eastern Airlines Group memiliki 19,2%, turun 0,3% dari tahun 2019. (sin)