Praktisi Falun Gong Jiang Honglu Meninggal Dunia Setelah Ditembak dan Dipenjara Secara Tidak Adil Selama 14 Tahun

NTD

Seorang praktisi Falun Gong Jiang Honglu di Tiongkok meninggal dunia setelah ditembak dan dipenjara secara tidak adil selama 14 tahun.

Jiang Honglu, seorang praktisi Falun Gong berusia 66 tahun dari Kota Mishan, Heilongjiang, meninggal dunia secara tidak adil pada  27 Januari 2024. Berita ini baru keluar beberapa hari yang lalu.

Semasa hidupnya, Jiang Honglu mengalami penganiayaan kejam seperti ditembak dan kedua bola matanya dicungkil. Dia dijatuhi hukuman berat dan keluarganya dihancurkan.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah praktik mendalam pada pikiran dan tubuh yang didasarkan pada prinsip-prinsip universal tentang Sejati-Baik-Sabar yang diperkenalkan oleh Master Li Hongzhi pada Mei 1992.

Penganiayaan terhadap Falun Gong yang sedang berlangsung di Tiongkok, yang dimulai pada Juli 1999 oleh mendiang mantan pemimpin komunis Tiongkok, Jiang Zemin. Puluhan ribu praktisi telah ditangkap, disiksa, dan dibunuh karena berpegang pada prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Di luar perbatasan Tiongkok, Falun Gong telah mendapatkan daya tarik di lebih dari 100 negara, menerima banyak penghargaan sejak tahun 2000. Meskipun demikian, para praktisi terus menghadapi penganiayaan di Tiongkok.

Menurut Minghui.org, Jiang Honglu adalah seorang karyawan di Bagian Pemeliharaan Jalan Raya Taiping di Stasiun Manajemen Jalan Raya di Kota Mishan, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok.  Setelah  20 Juli 1999, dia berulang kali dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok.

Pada  12 Februari 2002, hari pertama Tahun Baru Tiongkok, Jiang Honglu turun ke jalan untuk mengklarifikasi fakta kebenaran tentang Falun Gong dan menulis slogan dalam bahasa mandarin yang artinya dalam bahasa Indonesia “Falun Dafa Baik, Sejati-Baik-Sabar Baik.” Meng Qingqi, Du Yongshan dan lainnya dari Bagian Keamanan Politik Biro Keamanan Umum mengejarnya dengan mobil dan memukulnya dengan kejam. Meng Qingqi menembaknya sembilan kali, mengenai kaki kirinya.

Setelah Jiang Honglu jatuh tersungkur, Meng Qingqi dan yang lainnya menyusulnya dan memukulnya dengan keras dengan popor senapan mesin ringan, gagang pistol, dan pentungan. Meng Qingqi menendang kepalanya dengan keras, membuat dua bola matanya keluar.

Polisi takut dia akan tewas di sana, jadi mereka membawanya ke rumah sakit, memborgol tangannya ke tempat tidur, dan meminta dokter untuk memasukkan kedua bola matanya ke dalam rongga matanya  dan membungkusnya dengan selimut, beserta kasur. Dia dibawa kembali ke pusat penahanan dan anggota keluarganya tidak diizinkan untuk mengunjunginya.

Kemudian, dia dijebak oleh polisi dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara. Dia dianiaya secara brutal di penjara.

Ketika masa penganiayaan berakhir pada  2016 dan dia kembali ke rumah, dia menderita gejala sisa yang parah dan akhirnya meninggal dunia secara tidak adil.

Pada Peringatan 35 Tahun Tragedi Pembantaian 4 Juni, PKT Memberlakukan Kontrol Ketat terhadap Berbagai Kampus dan Melarang Semua Kegiatan Bersama-sama

Pada peringatan tragedi pembantaian Tiananmen, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia mengadakan kegiatan untuk mengenang para korban dan menyerukan kepada dunia untuk tidak melupakan Tragedi Tiananmen. Di Tiongkok, tanggal 4 Juni telah menjadi “hari sensitif” bagi PKT, dan pihak berwenang melarang segala aktivitas berkabung secara pribadi, termasuk memasang foto peringatan secara online.

Menjelang tragedi pembantaian 4 Juni, sejumlah pemberitahuan dari universitas-universitas di Tiongkok beredar di platform media sosial luar negeri, yang mengatakan bahwa kegiatan perkumpulan dilarang keras pada tanggal 4 Juni, semua kegiatan kelas harus dilaporkan satu minggu sebelumnya, kegiatan keagamaan dilarang keras, dan pembentukkan organisasi keagamaan dilarang keras serta penyiaran agama juga dilarang keras.

Ada juga pemberitahuan yang mengharuskan wali kelas dan guru untuk mendesak para siswa agar tidak memposting informasi online apa pun, termasuk pemberitahuan, di akun resmi departemen, Douyin, akun video, dan platform lainnya.

Seorang aktivis gerakan mahasiswa  1989 mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa pemberitahuan tersebut memang benar dan  terjadi setiap tahun. Pihak berwenang terutama ingin mengontrol universitas, mengharuskan mereka untuk mengontrol siswa secara ketat dan melarang kegiatan kelompok sekitar  4 Juni. Tahun ini menandai hari jadinya yang ke-35 dan kontrolnya bahkan lebih ketat.

Pengusaha Zhang Shengqi juga mengatakan bahwa pemberitahuan semacam itu dikeluarkan setiap tahun, dan tidak hanya di universitas, tetapi juga unit bisnis, departemen pemerintah, termasuk perusahaan serta sekolah akan ada pemberitahuan internal semacam itu. (Hui)