oleh Xie Yizhe
Ketika ancaman dari PKT dan Rusia terus meningkat, Amerika Serikat telah mengambil keputusan besar. Pranay Vaddi, pejabat senior pengendalian senjata di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, menyatakan bahwa untuk mengekang meningkatnya ancaman dari Tiongkok, Rusia, dan musuh lainnya, Amerika Serikat kemungkinan akan mengerahkan lebih banyak senjata nuklir strategis dalam beberapa tahun ke depan.
Amerika Serikat dan NATO baru-baru ini mengizinkan tentara Ukraina menggunakan senjata Barat untuk menyerang pangkalan rudal dan area perakitan militer di Rusia, sehingga sangat merugikan tentara Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam tidak mengesampingkan penggunaan senjata nuklir untuk melakukan serangan balik.
Pranay Vaddi mengatakan dalam pidato pengendalian senjata pada hari Jumat (7 Juni) bahwa Amerika Serikat akan mengubah strateginya. Kepada Asosiasi Pengendalian Senjata Vaddi mengatakan bahwa jika Tiongkok dan Rusia masih tidak membatasi persenjataan mereka, Amerika Serikat akan meningkatkan penyebaran senjata nuklir dalam beberapa tahun ke depan.
Vaddi menegaskan, jika tiba saatnya diperlukan peningkatan penempatan senjata nuklir, Amerika Serikat harus sepenuhnya siap dan melaksanakannya. Vaddi percaya bahwa dengan lebih banyak senjata nuklir, Amerika Serikat dapat menghalangi lawan-lawannya dan melindungi rakyat dan sekutunya.
Sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dihancurkan oleh dua rudal ATACMS Ukraina. (foto dari militer Ukraina)
Pranay Vaddi mengatakan bahwa meskipun Amerika Serikat mulai mengubah strateginya, tetapi Presiden Biden tetap berkomitmen pada peraturan pengendalian senjata internasional dan non-proliferasi yang bertujuan untuk mengekang penyebaran senjata nuklir. Vaddi mengatakan Amerika Serikat perlu mengubah strateginya. tetapi Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara semuanya memperluas persenjataan nuklir, mereka terus mengabaikan masalah pengendalian senjata.
Vaddi mengatakan bahwa Tiongkok, Rusia, Korea Utara, dan Iran terus memperburuk ketegangan regional dan bekerja sama satu sama lain dengan cara yang melanggar perdamaian. Tindakan keempat negara tersebut menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat dan sekutunya. Vaddi mencontohkan bahwa keempat negara ini saling berbagi teknologi rudal dan drone, bahkan Rusia terbukti menggunakan drone Iran, artileri dan rudal Korea Utara untuk menyerang Ukraina.
Vaddi akhirnya mengatakan, jika lawan Amerika Serikat terus meningkatkan senjata nuklirnya, Amerika Serikat terpaksa juga harus menyesuaikan strateginya dan menjaga stabilitas melalui pencegahan.
Pranay Vaddi, pejabat senior pengendalian senjata di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, baru-baru ini mengklaim bahwa Amerika Serikat mungkin akan mengerahkan lebih banyak senjata nuklir strategis dalam beberapa tahun mendatang. (foto Wikipedia)