Beberapa hari yang lalu, netizen memposting video yang menunjukkan bahwa nasabah yang menarik uang dari Bank Jilin (Bank of Jilin) harus minta persetujuan dari kantor polisi. Pihak bank juga menegaskan bahwa penarikan memang “melapor” terlebih dahulu ke kantor polisi. Netizen menduga, tidak menutup kemungkinan perbankan di Tiongkok sudah benar-benar krisis likuiditas
oleh Li Chengyu
Pada 11 Juni, seorang netizen memposting video di media sosial yang mengatakan bahwa ibunya pergi ke Bank of Jilin di Kota Changchun, Tiongkok untuk menarik uang dengan membawa bukti berupa kartu bank, KTP, dan dokumen lainnya, tetapi diberitahu oleh petugas bank bahwa perlu dilengkapi juga “izin dari kantor polisi” sebelum permintaannya bisa diproses.
Netizen tersebut mengatakan, karena suku bunga deposito di bank lain lebih tinggi, jadi ibunya ingin menarik dan mentransfer uang simpanannya ke bank tersebut, dan jumlah totalnya kurang dari RMB.100.000,-. Alhasil, permintaan transfer uang itu berhasil terlaksana setelah mereka menunggu lama untuk mendapatkan “izin dari kantor polisi”.
Berita tersebut memicu kemarahan dari kalangan netizen Tiongkok. Mereka mencela : “Mengapa harus minta izin mereka, bukannya itu uang milik diri sendiri yang bebas mau diapakan ?”
Seorang pengacara daratan Tiongkok mengatakan kepada media daratan Tiongkok bahwa menurut “Undang-undang Bank Umum”, bank komersial yang menangani simpanan nasabah harus mengikuti prinsip berupa membebaskan jumlah uang yang mau disimpan, dan memberikan kebebasan dalam penarikan, simpanan diberikan bunga, dan kerahasiaan deposan wajib dijaga. Oleh karena itu, kebebasan penarikan adalah hak dasar penyimpan, dan tidak ada lembaga yang berhak memberikan hambatan selain prosedur hukum.
Pada 12 Juni, staf Bank Jilin Cabang Changchun Zunyi yang terlibat dalam menanggapi pertanyaan media Tiongkok mengatakan, bahwa tindakan tersebut bukan keputusan sepihak dari bank, tetapi berdasarkan permintaan dari kantor polisi di yurisdiksi dengan alasan untuk mencegah penipuan telekomunikasi. Jika penyimpan menarik dana melebihi RMB.20.000,- , staf cabang harus melapor ke kantor polisi. Setelah kantor polisi memverifikasi rekening pelanggan, mereka baru dapat memproses penarikannya.
Customer Service di kantor pusat Bank Jilin juga mengklaim bahwa bank tersebut “tidak memiliki peraturan khusus” mengenai persyaratan penarikan, namun beberapa cabang memiliki peraturan yang relevan “sebagai tanggapan terhadap persyaratan kantor polisi di yurisdiksinya”.
Namun, staf Kantor Polisi Jin’an di yurisdiksi cabang yang terlibat malahan menjawab bahwa “tidak ada peraturan seperti itu, penarikan normal sudah cukup”, “Jika ada kebutuhan untuk penarikan dalam jumlah besar, laporkan ke bank terlebih dahulu, kantor polisi hanya akan memverifikasi uang yang diperoleh dari sumber yang tidak diketahui”.
Aturan ini belum jelas asal mulanya karena antara bank dan kantor polisi berbeda dalam memberikan tanggapan.
Di platform “X” ada netizen yang mengejek : “Karena polisi juga bermarga Partai, jadi ia perlu membantu bank mengatasi krisis dana. Cukup baik mereka memahami semangat yang ada dalam dokumen terbaru bank”.
Seorang blogger keuangan berkomentar bahwa fenomena sulit bagi deposan untuk menarik dananya itu secara terselubung telah menunjukkan bahwa dana likuiditas Bank Jilin sudah jauh berkurang.
Komentar blogger keuangan. (foto dari platform “X”)
Seorang netizen memberikan komentarnya yang berbunyi : “Ini bukan fenomena tersendiri tetapi umum. Hampir semua bank lokal akan mengalami masalah, karena bank tidak berada di luar jalur hukum. Mereka harus menerima kepemimpinan Partai dan melayani “ekonomi lokal (yang sebenarnya adalah dompet pemerintah daerah)”. Jadi dananya sudah ludes bukan tidak mungkin”.
Banyak netizen juga meninggalkan pesan yang mengatakan bahwa sulit untuk menarik dana dari bank di mana pun : “Sekarang bank hanya dapat menarik dana hingga RMB.50.000,-, dan ke mana dana itu dilarikan pun akan dilacak”. “Ini bukanlah fenomena tersendiri tetapi sudah umum”. “Persediaan dana di bank mana pun pasti akan habis”.
Tak jarang terdengar sulitnya menarik uang di bank di berbagai tempat. Banyak bank telah menetapkan batasan untuk transfer dan penarikan lewat ATM, bahkan beberapa bank sampai memblokir kartu ATM nasabahnya tanpa alasan.
Baru-baru ini, sebuah video menunjukkan seorang gadis di sebuah bank di Kota Dongguan, Provinsi Guangdong yang ingin segera mentransfer dana simpannya untuk hal yang sangat urgen (konon untuk menyelamatkan nyawa seseorang). Namun, petugas bank tersebut harus terlebih dahulu menerapkan berbagai persyaratan yang katanya untuk mencegah penipuan. Waktu yang dihabiskan untuk itu sudah lebih dari satu jam dan dananya belum juga bisa dipindahkan, membuat gadis tersebut bingung, panik sampai menangis. (sin)