Seorang Anak Kecil Membawa Ayahnya yang Buta ke Warung Mie, Berteriak Memesan 2 Mangkuk Mie Daging Sapi, dan Diam-diam Bilang Hanya Satu Mie Daging

EtIndonesia. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun membawa ayahnya yang buta ke sebuah warung mie. Dia dengan hati-hati mempersilakan ayahnya duduk terlebih dahulu.

Kemudian dia pergi ke penjual dengan suara yang keras memesan mie: “Bos, minta dua mangkuk mie daging sapi,” dan diam-diam memberitahu bos bahwa mangkuk untuknya diganti dengan mie biasa.

Ternyata untuk menghemat uang, dia sendiri ingin makan mie biasa, tetapi tidak ingin ayahnya tahu.

Tak lama kemudian, pemilik warung menghidangkan satu mangkuk mie biasa di depan anak laki-laki itu, dan satu mangkuk mie sapi di depan ayahnya.

Anak laki-laki itu memberikan sumpit kepada ayahnya dan mengingatkan: “Ayah, mienya sudah datang, hati-hati panas.”

Namun, sang ayah tidak segera makan mie, melainkan menggunakan sumpit untuk meraba-raba dalam mangkuk, mengambil daging sapi dan meletakkannya di mangkuk anaknya, dengan serius berkata: “Kamu makan lebih banyak, belajar yang rajin, agar kelak menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.”

Sang anak sambil mengiyakan, dan diam-diam mengembalikan daging sapi yang diberikan ayahnya ke mangkuk ayahnya lagi.

Ayahnya makan mie dengan puas, sambil tersenyum berkata: “Warung ini benar-benar baik, semangkuk mie dengan banyak daging sapi.”

Anak itu mengiyakan: “Iya, sampai mangkukku tidak muat lagi.”

Percakapan ini kebetulan didengar oleh istri pemilik warung, kemudian dia meminta suaminya, untuk membawakan sepiring daging sapi ke meja mereka.

Anak itu dengan lembut berkata kepada istri pemilik warung: “Bibi, kami tidak memesan daging sapi.”

Istri pemilik warung tersenyum dan berkata: “Sepiring daging sapi ini dari bibi, tidak perlu bayar.”

Setelah ayah dan anak itu selesai makan, anak kecil itu mengeluarkan wadah yang digunakan untuk roti sarapan pagi, memasukkan sepiring daging sapi yang tidak disentuh itu, mungkin sebagai persediaan untuk besok. Kemudian dia menggandeng ayahnya perlahan-lahan berjalan pulang.

Tidak lama kemudian, istri pemilik warung merapikan piring dan sumpit, dan menemukan setumpuk uang receh di bawah piring, uang lima ratusan, seribuan!

Melihat bayangan mereka yang semakin jauh, tidak tahu harus berkata apa, air mata di sudut matanya pun tak tertahankan mengalir.

Mungkin dia tidak tahu pekerjaan apa yang akan dilakukan anak kecil ini kelak, tetapi pasti dia akan seperti yang diharapkan ayahnya, menjadi seseorang yang berguna bagi masyarakat. (yn)

Sumber: .uos.news