SIPRI : Tiongkok Terus Mengekspansi Persenjataan Nuklirnya Melebihi Kecepatan Negara Lain

Laporan terbaru : Ekspansi senjata nuklir Tiongkok melebihi negara lain

NTD

Pada  Minggu (16 Juni) Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (Stockholm International Peace Research Institute. SIPRI) di Swedia merilis laporan tahunan yang menyatakan bahwa Tiongkok terus memperluas persenjataan nuklirnya, tidak hanya lebih cepat dibandingkan negara-negara lain, tetapi juga untuk pertama kalinya menempatkan hulu ledak nuklir miliknya pada level “siaga tempur tingkat tinggi”.

Laporan memperkirakan jumlah hulu ledak di persenjataan nuklir Tiongkok telah meningkat dari 410 pada Januari 2023 menjadi 500 pada  Januari 2024, dan mungkin masih terus bertambah.

Laporan menyebutkan bahwa meskipun jumlah persediaan senjata nuklir Tiongkok masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Rusia, berdasarkan perkembangan, Tiongkok mungkin akan memperluas jumlah rudal balistik antarbenua dalam dekade berikutnya, dan bahkan melampaui Amerika Serikat dan Rusia. 

Menurut data yang ada, jumlah hulu ledak nuklir di dunia diperkirakan mencapai 12.121 unit per Januari tahun ini, dimana 2.536 di antaranya telah dinonaktifkan tetapi tidak sepenuhnya dibongkar selama Perang Dingin. Selain itu ada 3.904 hulu ledak nuklir yang masih terpasang pada rudal dan pesawat, dan sekitar 2.100 buah hulu ledak berada pada level “siaga tempur tingkat tinggi”.

Laporan juga menyebutkan bahwa hampir semua hulu ledak yang ditempatkan dalam level “siaga tempur tingkat tinggi” adalah milik Amerika Serikat dan Rusia. Namun, ini adalah pertama kalinya Tiongkok menempatkan sejumlah kecil hulu ledak nuklirnya yang dipasang pada rudal sebagai hulu ledak level “siaga tempur tingkat tinggi” selama masa damai alias tidak ada peperangan.

Mantan Sekretaris Partai di Tibet Wu Yingjie dipecat, dunia luar berfokus pada dua hal

Wu Yingjie, mantan wakil ketua eksekutif Partai Komunis Tiongkok dan sekretaris partai Daerah Otonomi Tibet, diberitahu oleh Komisi Pusat Inspeksi Disiplin pada 16 Juni bahwa dirinya sedang diselidiki atas dugaan “pelanggaran serius terhadap disiplin dan hukum”. Dengan demikian ia menjadi kader pimpinan pusat ke-33 yang akan diperiksa pada tahun 2024.

Komisi Pusat Inspeksi Disiplin tidak merinci keterlibatan Wu Yingjie, namun karena dia cukup lama bertugas di Tibet, dan sudah 2 tahun pensiun, jadi berita tersebut menarik perhatian masyarakat.

Wu Yingjie yang pernah terlibat dalam penganiayaan Falun Gong, mendapat sanksi dari Amerika Serikat.

Menurut Minghui.org, ketika Wu Yingjie menjabat sebagai sekretaris Komite Partai Tibet dari tahun 2016 hingga 2021, praktisi Falun Gong setempat dianiaya dengan kejam. Dia terdaftar sebagai orang utama yang bertanggung jawab setidaknya terhadap 2 kasus penganiayaan Falun Gong.

Pada 9 Desember 2022, menjelang Hari Hak Asasi Manusia Internasional, Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan pengenaan sanksi terhadap 65 individu dan entitas Tiongkok, termasuk Wu Yingjie, dan Zhang Hongbo, Direktur Kepala Keamanan Publik Tibet.

Komentator independen Cai Shenkun mengatakan di platform “X” hari itu bahwa Wu Yingjie diketahui memiliki hubungan dengan Hu Chunhua, Wakil Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok.

Hu Chunhua dianggap sebagai panji terakhir dari faksi Liga Pemuda Tiongkok, ia juga seorang penerus yang ditunjuk oleh Hu Jintao. Lantaran pernah selama 2 kali bertugas di Tibet sehingga ia memiliki ikatan emosional dengan Tibet.

Cai Shenkun percaya bahwa kasus dugaan pelanggaran disiplin yang menimpa Wu Yingjie itu bertalian dengan tujuan pihak penguasa ingin menutup kesempatan bagi  Hu Chunhua untuk muncul kembali di atas panggung politik. (sin)