Buruknya Pengolahan Usus Bebek dan Angsa Terbongkar, Skandal Keamanan Pangan Lainnya di Tiongkok Kembali Menjadi Sorotan

Xia Dunhou dan Li Keyue – NTD

Keamanan pangan dari daratan Tiongkok kembali menjadi sorotan. Pada  Senin 17 Juni, dua perusahaan pengolahan daging di daratan Tiongkok terungkap memiliki masalah keamanan dengan lingkungan produksi usus bebek dan angsa yang tidak higienis dan kedaluwarsa yang mana tetap dipasarkan. Para ahli menunjukkan bahwa ketidakamanan pangan di Tiongkok bersumber dari arahan buruk pejabat pemerintahan  yang merusak integritas paling dasar masyarakat. 

Sebuah video di media sosial  daratan Tiongkok mengungkapkan :  “Ini adalah bagian paling kacau, Anda bisa melakukan apa pun yang Anda suka. Memakai sepatu karet untuk mencuci usus angsa, mengambil bebek mati dari pembuangan air kotor yang mana sempat menjadi tempat buang air seni dan mengembalikannya ke jalur produksi.”

Beberapa hari  lalu, seorang reporter dari media daratan Tiongkok, Beijing News melakukan kunjungan mendadak ke dua perusahaan pengolahan daging di Shandong dan Henan. Hasilnya, mengungkap berbagai kekacauan di pabrik pengolahan usus bebek dan usus angsa. Terlihat usus bebek ditumpuk secara sembarangan di lantai dan air kotor yang digunakan untuk membersihkan lantai bercampur dengan usus bebek. Bahkan, para pekerja langsung mencuci usus angsa dengan kakinya, mengecat usus bebek dengan darah dan mengambil bebek mati dari saluran pembuangan dan mengembalikannya  untuk diproses. Bahkan, seorang pekerja sempat membuang air seni di saluran tersebut. 

Ketika pewawancara yang menyamar bertanya tentang ke mana usus bebek dan  angsa tersebut dikirim, penanggung jawab pabrik mengatakan bahwa usus tersebut sebagian besar dipasok ke restoran hot pot di Chongqing. Sedangkan  tanggal produksi yang tertera pada kemasan dapat diubah sesuka hati.

Penanggung jawab pabrik pengolahan usus itu berkata : “Jika Anda membeli barang beku di pasar grosir, jika Anda beruntung, Anda akan mendapatkan yang disimpan satu atau dua bulan, tetapi ada juga yang sudah disimpan dua atau tiga tahun, tetapi tanggalnya tetap hari ini. Tanggal tersebut dihapus dengan alkohol dan diberi tanggal baru.”

Berita ini menjadi viral di Weibo. Netizen mengatakan, “Sebenarnya meskipun tidak diungkapkan, kami sudah tahu, orang biasa tidak bisa membeli makanan yang bisa dipercaya.” “Kecuali untuk pasokan khusus, tidak ada yang bersih.”

Pekerja perusahaan yang terlibat juga mengungkapkan kepada wartawan bahwa kebersihan pabrik tersebut telah diselidiki dan dihukum berkali-kali, namun tetap dapat beroperasi seperti biasa.

Penanggung jawab pabrik mengakui : “Yang utama aspek kebersihannya tidak memenuhi standar.”

Reporter kemudian bertanya : “Apakah pekerjaan berhenti kemudian?”

Penanggung jawab pabrik : “Kami tidak pernah berhenti bekerja.”

Masalah keamanan pangan di Tiongkok telah terjadi selama bertahun-tahun dan tidak kunjung berhenti, ada beberapa alasan untuk ini.

“Alasan utamanya adalah perusahaan-perusahaan penipu ini telah membentuk aliansi kepentingan dengan birokrasi dan lembaga kekuasaan, sehingga penipuan ini semakin lancar dan semakin parah,” kata komentator politik Tang Jingyuan.

Dari beras beracun, susu formula beracun, hingga usus bebek dan angsa yang tercemar tahun ini, semuanya mencerminkan masalah moral yang hilang.

Tang Jingyuan menambahkan: “Setelah Deng Xiaoping memulai reformasi dan keterbukaan, uang menjadi segalanya, terutama di era Jiang Zemin dengan semboyan ‘mendapatkan kekayaan diam-diam’. Akibatnya, setiap industri, dari atas ke bawah, telah benar-benar menghancurkan moral dasar. Ini sebenarnya telah menjadi masalah sistemik dalam sistem Tiongkok, yang disebabkan langsung oleh sistem tersebut.”

Bai, seorang warga daratan Tiongkok  mengungkapkan bahwa dia hanya membeli sayuran dari petani  dan tidak lagi mempercayai otoritas pengawas Tiongkok.

“Saya tidak makan apa pun yang diverifikasi oleh pemerintah. Kehidupan rakyat biasa di negara kami sangat menyedihkan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata,” ujarnya. (Hui)