EtIndonesia. ‘Manusia Simpanse’ pertama di dunia sukses setelah dikembangkan di laboratorium, sebelum para ilmuwan menidurkannya tidak lama kemudian.
Seringkali ada anggapan bahwa manusia berevolusi dari kera, namun sekelompok ilmuwan memutuskan untuk mengambil teori tersebut dan mengubahnya menjadi spesies hibrida.
‘Manusia simpanse’ pertama dikembangkan di pusat penelitian pada tahun 1920-an, namun diduga disuntik mati (eutanasia) tak lama setelah muncul masalah etika.
Antrian semua orang bertanya-tanya mengapa mereka tidak bisa memikirkan hal itu lebih awal.
Menurut psikolog evolusioner ternama Gordon Gallup, kejadian tersebut terjadi di laboratorium tempat dia dulu bekerja.
Apa yang disebut ‘Humanzee’ diciptakan di Florida, dan para ilmuwan panik setelah percobaan itu berhasil.
Pada titik ini, Anda mungkin bertanya: “Mengapa ada orang yang mencoba melakukan hal seperti itu?”
Namun, para ilmuwan mengklaim bahwa hal ini dapat berdampak besar pada pertumbuhan organ manusia untuk transplantasi pada monyet di masa depan.
Belum lama ini, seorang ilmuwan Spanyol mengklaim bahwa ia telah berhasil mengembangkan hibrida manusia/monyet pertama di dunia di sebuah laboratorium di Tiongkok.
Menurut Juan Carlos Izpisúa Belmonte, embrio hibrida dapat hidup dan dapat dilahirkan seandainya prosesnya tidak dibatalkan.
Namun, menurut Gallup, praktik menyatukan manusia dengan primata bukanlah hal baru – karena proses tersebut telah dilakukan pada abad ke-20.
Beberapa dekade setelah kejadian tersebut, Gallup mengatakan kepada The Sun: “Salah satu kasus yang paling menarik adalah upaya yang dilakukan pada tahun 1920-an di pusat penelitian primata pertama yang didirikan di AS di Orange Park, Florida.”
“Mereka menginseminasi seekor simpanse betina dengan air mani manusia dari donor yang dirahasiakan dan mengklaim bahwa kehamilan tersebut tidak hanya terjadi tetapi kehamilan tersebut telah cukup bulan dan menghasilkan kelahiran hidup.”
“Tetapi dalam hitungan hari, atau beberapa minggu, mereka mulai mempertimbangkan pertimbangan moral dan etika dan bayi tersebut disuntik mati.”
Tidak hanya itu, seorang anak hibrida dilahirkan dan kemudian dibunuh oleh para ilmuwan yang disebutkan di atas – yang ketakutan dengan apa yang telah mereka lakukan.
Gallup mengatakan bahwa profesor yang memberitahunya bekerja di pusat tersebut sampai pindah ke universitas lain di Atlanta, Georgia pada tahun 1930.
Gordon Gallup dikenal karena mengembangkan teknik ‘pengenalan diri’ yang membuktikan bahwa primata dapat mengidentifikasi dirinya di cermin dan karenanya sadar diri.
Walaupun terdengar gila, para ilmuwan masih menggunakan embrio monyet di laboratorium untuk mempelajari bagaimana organ tumbuh di laboratorium.
Bahkan ada yang berhasil menumbuhkan embrio tua di luar rahim hingga 25 hari.
Kedengarannya seperti beberapa ilmuwan sedang melakukan urusan monyet, ya? (yn)
Sumber: unilad