oleh Xia Yu
Pakar intelijen dan penerbangan Barat mengungkapkan bahwa Rusia tidak ingin melibatkan jet tempur Su-57 yang jumlahnya terbatas dalam perang Ukraina, karena khawatir jika jet tempur yang dibanggakan ini sampai mengalami kerusakan, maka dapat mengganggu reputasinya yang sudah dibangun selama ini.
Namun pada akhir pekan lalu, Ukraina dalam serangan jarak sejauh ratusan mil terhadap sasaran di dalam negeri Rusia, telah mengenai sebuh jet tempur Su-57.
Dalam serangan terhadap lapangan terbang Akhtubinsk Rusia pada Sabtu (8 Juni), Badan Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina (HUR) menulis sebuah pesan di aplikasi Telegram bahwa, sebuah Su-57 terkena serangan militer Ukraina terhadap sasaran di lapangan terbang Akhtubinsk, Rusia yang berjarak sejauh lebih dari 365 mil dari garis depan perang Rusia – Ukraina.
HUR dalam postingan yang juga disertai dengan gambar menyebutkan bahwa jet tempur Su-57 masih terlihat utuh pada 7 Juni, namun pada 8 Juni, lubang bekas ledakan dan bekas kebakaran mengakibatkan badan jet mengalami kerusakan.
Sejauh mana kerusakan yang dialami belum diketahui karena “Epoch Times” tidak dapat segera memverifikasi kebenarannya.
Pernyataan yang diposting oleh Badan Intelijen Militer Ukraina di kabel media sosial tidak merinci bagaimana jet tempur Su-57 tertembak atau unit tentara Ukraina mana yang melakukan serangan.
Menurut citra satelit yang dibagikan oleh Kementerian Pertahanan Inggris, beberapa Su-57 dapat dilihat di Bandara Akhtubinsk pada awal b Desember 2022.
Apakah jet tempur Su-57 terkena serangan tentara Ukraina ?
Reuters mengutip pernyataan seorang blogger populer Rusia yang mendukung perang Rusia di Ukraina melaporkan, bahwa memang benar Su-57 terkena serangan yang diluncurkan dari drone. Blogger yang menamakan dirinya “Fighter Bomber” ini cukup mahir berbicara tentang topik yang berhubungan dengan penerbangan.
“Business Insider” melaporkan bahwa seorang analis dari wadah pemikir Study of War menulis dalam penilaiannya pada 10 Juni : “Blogger militer Rusia mengincar serangan 8 Juni. Mengkritik komando militer Rusia karena tidak membangun hanggar untuk menyembunyikan pesawat Rusia dari serangan Ukraina”.
Analis tersebut menyebutkan, blogger militer “mengklaim bahwa militer Rusia dapat membangun hanggar di setiap bandara militer di Rusia hanya dengan biaya setara satu pesawat Su-57”, dengan perkiraan biayanya USD.35 juta.
Su-57 adalah jet tempur siluman dan multifungsi milik Angkatan Udara Rusia dengan mesin ganda dan kursi tunggal. Juga merupakan jet tempur pertama dari generasi kelima yang diluncurkan Rusia. Nama kode NATO dari jet tempur Su-57 adalah “ Felon” (narapidana). Namun para analis sering mempertanyakan apakah pesawat dibenarkan untuk mengklaim status tersebut, karena tampaknya pesawat tersebut tidak memiliki beberapa kemampuan yang dibutuhkan.
Su-57 mengalami sejumlah masalah teknis, termasuk kemampuan fungsi mesin siluman dan panel di kokpit yang cukup padat sehingga sinyal radar tidak dapat dikurangi secara maksimal. Proses pengembangan Su-57 juga tidak lancar, sampai beberapa kali mengalami penundaan. Pada tahun 2019, sebuah jet tempur Su-57 jatuh.
Pesawat ini pertama kali bertempur di Suriah pada tahun 2018 dan diserahkan kepada pihak militer Rusia pada tahun 2020. Pejabat Kremlin mengklaim bahwa Su-57 telah terlibat dalam pertempuran di Ukraina, namun bukti yang mendukung klaim ini sangat terbatas.
Pakar penerbangan : Rusia tidak mau menggunakan Su-57 dalam pertempuran
Pakar intelijen dan penerbangan Barat mengatakan keengganan Rusia untuk menggunakan Su-57 dalam pertempuran menunjukkan bahwa Rusia mungkin ingin menghindari risiko kerusakan reputasi, hilangnya teknologi sensitif, dan berkurangnya ekspor jika pesawat tersebut sampai tertembak jatuh oleh Ukraina. Selain itu, Rusia mungkin kurang yakin terhadap fungsi siluman yang dimiliki jet tempur tersebut.
HUR mengatakan bahwa Su-57 adalah “jet tempur paling modern” yang dimiliki Rusia, ia mampu meluncurkan rudal Kh-59/69, dan hanya ada “segelintir” pesawat tempur yang saat ini beroperasi. Komando Selatan Ukraina dengan jelas menyatakan bahwa mereka menembak jatuh salah satu dari enam pesawat tempur tersebut pada 8 Juni tahun ini.
Media corong pemerintah Rusia menyebutkan bahwa, militer Rusia berencana akan menempatkan puluhan unit jet tempur Su-57 pada akhir dekade ini, namun tidak jelas apakah rencana ini akan terealisasi.
“Business Insider” melaporkan bahwa Justin Bronk, pakar kekuatan udara dan teknologi di “Royal United Services Institute”, sebuah lembaga pemikir Inggris, mengatakan bahwa serangan 8 Juni oleh militer Ukraina adalah respons terhadap masalah jet tempur SU-57 yang selama ini perkembangannya tersendat-sendat, sekaligus “membuktikan” bahwa jet tempur tersebut nyaris tidak berpengaruh langsung terhadap perang.
Justin Bronk dalam tulisannya pada 10 Juni menyebutkan : “Karena skup armadanya kecil, jadi takut reputasi politik terganggu jika ada yang jatuh tertembak. Ditambah lagi dengan lambatnya pengembangan sistem pesawat, sehingga sejauh ini Su-57 belum mampu memainkan perannya dalam konflik”.
Dia mengatakan bahwa serangan oleh Ukraina itu menunjukkan, bahwa Ukraina memiliki kemampuan serangan jarak jauh yang relatif matang dan berbiaya rendah. Kemampuan yang juga dapat digunakan untuk menyerang pangkalan militer di dalam negeri Rusia. (sin)