Mantan Pejabat Komisi Pusat Inspeksi Disiplin Tiongkok Mengungkap 3 Isu yang Paling Ditakuti Petinggi PKT

NTD

Berbagai tanda menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) sedang terjerumus ke dalam krisis pemerintahan yang sangat serius. Wang Youqun, seorang mantan pejabat Komisi Pusat Inspeksi dan Pengawasan Disiplin Partai Komunis Tiongkok menjelaskan, bahwa saat ini, ada 3 isu yang menimbulkan ketakutan ekstrem para petinggi PKT, yakni takut terhadap pemberontakan dan kudeta militer, takut dengan ketidaksetiaan anggota partai, dan takut terhadap kebebasan dan demokrasi Taiwan.

Pemerintah Tiongkok tidak berdaya menangani perekonomian dan keuangannya yang terus memburuk. Walaupun ada sejumlah tindakan yang diambil, tetapi keberhasilannya menimbulkan keraguan dunia luar. 

Pada 14 Juni tahun ini, otoritas Partai Komunis Tiongkok menerbitkan obligasi negara khusus yang berjangka waktu ultra panjang, yakin setengah abad. Dan, baru-baru ini, Direktorat Jenderal Pajak Tiongkok menginformasikan bahwa pihaknya sedang melakukan pengusutan kembali pembayaran pajak individu mau pun perusahaan Tiongkok selama 30 tahun terakhir untuk dimintai pelunasannya jika memang dinilai ada kekurangan setor. Hal ini menimbulkan kepanikan masyarakat.

Artikel tulisan Wang Youqun yang diterbitkan “The Epoch Times” pada 25 Juni menyebutkan, PKT terus melakukan kesalahan dalam langkah untuk menangani masalah dalam dan luar negeri demi “melindungi, mempertahankan kekuasaan dan mencegah kejatuhan Partai Komunis Tiongkok”. Misalnya, dalam urusan dalam negeri, mereka menerbitkan obligasi untuk memperoleh dana pinjaman dari masyarakat yang baru akan dibayar 50 tahun kemudian, dan mengorek siapa yang kurang bayar pajak selama 30 tahun terakhir untuk mendapat masukan uang. Dalam hal diplomasi, mereka menolak berpartisipasi dalam KTT perdamaian Ukraina yang diadakan Barat di Swiss, tetapi ingin menyelenggarakan KTT perdamaian Ukraina yang dipimpin sendiri oleh PKT. Ini semua adalah upaya tidak populer yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok yang sedang berada dalam krisis menyeluruh yang parah, dan tidak lagi memiliki tanggapan yang bijaksana atau sehat.

Artikel tersebut menyebutkan, bahwa saat ini Partai Komunis Tiongkok sama sekali tidak peduli dengan resesi ekonomi, kesulitan penghidupan masyarakat, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, kecuali keseluruhan perhatiannya ditujukan terhadap perselisihan internal partai dan pihak eksternal. Di permukaan, PKT menampakkan dirinya seakan sangat kuat, tetapi di dalam hatinya PKT sudah sangat lemah.

Dari 17 hingga 19 Juni, Partai Komunis Tiongkok mengadakan Konferensi Kerja Politik Komisi Militer Pusat di Yan’an. Dalam pidatonya, Xi Jinping mengatakan : “Kepemimpinan absolut Partai atas militer harus selalu ditegakkan guna memastikan bahwa senjata selalu berada di tangan orang-orang yang setia dan dapat diandalkan.”

Wang Youqun menjelaskan bahwa ada tiga ketakutan ekstrem yang dihadapi petinggi PKT saat ini, yaitu : takut terhadap pemberontakan dan kudeta militer, takut dengan ketidaksetiaan anggota partai, dan takut terhadap kebebasan dan demokrasi Taiwan.

Takut terhadap pemberontakan dan kudeta militer

Wang Youqun percaya bahwa masalah “kepemimpinan absolut” Xi di militer belum benar-benar dirasakan aman. Dan masalah “kesetiaan absolut” tentara terhadap Xi masih diragukan, dan Xi masih khawatir dengan pemberontakan militer.

Mengapa Xi khawatir dengan pemberontakan militer ? Pertama adalah, sebelum Xi berkuasa pada tahun 2012, ia tidak memiliki pengalaman dalam memimpin pasukan dalam perang, tidak memiliki koneksi yang luas di militer, tidak memiliki dasar yang kuat, dan tidak memiliki kinerja yang benar-benar dapat meyakinkan militer. Kedua, Setelah Xi berkuasa dan untuk merebut kekuasaan atas militer yang berada di tangan mantan pemimpin PKT Jiang Zemin dan kroni-kroninya, Xi menggunakan anti-korupsi untuk menyelidiki dan menindak sekelompok “harimau militer”, dan langsung memotong jalur “rezeki” dan jalan mundur banyak jenderal senior.

Sejak tahun lalu, setidaknya belasan pejabat militer telah ditangkap, termasuk jenderal dari Angkatan Roket, Departemen Pengembangan Peralatan dan dinas militer lainnya, serta pejabat senior di industri militer. Ini termasuk dua mantan komandan Angkatan Roket, Li Yuchao dan Zhou Yaning, serta Menteri Pertahanan Li Shangfu.

Artikel Wang Youqun menunjukkan bahwa penyelidikan dan penuntutan terhadap kelompok jenderal senior oleh “Pasukan keluarga Xi” ini akan memberikan dampak buruk lebih besar kepada Xi Jinping, dibandingkan dengan para jenderal senior yang dipromosikan oleh faksi Jiang yang diselidiki dan dituntut oleh Xi dalam 10 tahun terakhir, karena masalah loyalitas “Pasukan keluarga Xi”, apakah mereka tidak berontak ? Xi pun merasa ngeri memikirkannya.

Sebelumnya, Yuan Hongbing, seorang sarjana hukum yang tinggal di Australia, mengungkapkan dalam program “Forum Elit” baru-baru ini, bahwa sebuah kasus besar telah terjadi di dalam tubuh “Pasukan keluarga Xi”, dimana ada lebih dari 170 orang pejabat PKT di atas tingkat militer binaan Xi Jinping setelah Kongres Nasional ke-20 PKT, semua dinilai bermasalah oleh Xi Jinping sekarang. Kasus tidak loyal ini merupakan pukulan telak bagi Xi.

Takut akan Kesetiaan Anggota Partai

Artikel Wang Youqun menyebutkan bahwa perebutan kekuasaan dan keuntungan serta terlibat dalam perselisihan internal adalah norma dalam politik Partai Komunis Tiongkok. Sejak Xi Jinping berkuasa pada tahun 2012, suara anti-Xi tidak pernah berhenti bergaung baik di dalam mau pun luar partai. Jadi demi menekan suara dan kekuatan para pembangkang, rezim akan menggunakan berbagai cara.

Takut terhadap Kebebasan dan Demokrasi Taiwan

Wang Youqun mengatakan bahwa PKT mengancam akan membunuh siapa saja yang dianggap sebagai “para pendukung kemerdekaan Taiwan”, hal ini selain tidak menunjukkan betapa kuatnya PKT, justru sebaliknya, ancaman tersebut adalah manifestasi dari ketakutan ekstrim PKT terhadap kebebasan dan demokrasi Taiwan.

Ada banyak indikasi yang menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok sedang terjerumus ke dalam krisis pemerintahan yang serius. Sidang Pleno Ketiga Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok ke-20, yang semula diadakan pada musim gugur lalu, ditunda hingga bulan Juli tahun ini karena perbedaan pendapat di antara para pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok mengenai masalah personel dan ekonomi.

Pada 24 Juni, Wang Xiaohong, Menteri Kementerian Keamanan Publik Tiongkok dalam konferensi nasional keamanan publik menekankan, perlunya “menjaga stabilitas”, dan “mempertahankan keamanan politik dengan segenap kekuatan”.

Stephen Roach, mantan ketua Morgan Stanley untuk wilayah Asia yang selama bertahun-tahun memuji perekonomian Tiongkok, sebelumnya menyatakan bahwa “Hong Kong sudah tamat”. Pada 13 Juni, ia menerbitkan sebuah artikel di blognya yang mengatakan bahwa dua kota yakni Beijing dan Hong Kong telah kehilangan antusiasme dan energi aslinya, kini telah digantikan oleh semacam kepasifan, kepasrahan. Dan, generasi mudanya lebih khawatir terhadap masa depan.

“Sebelum Sidang Pleno Ketiga Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, (fenomena ini) mengkhawatirkan”. Stephen Roach mengatakan bahwa baru-baru ini saat bertemu dengan sekelompok pengusaha Tiongkok dirinya mendengar mereka mengeluh soal pemerintah Beijing yang tidak menaruh perhatian cukup terhadap sektor swasta.

Du Wen, mantan pejabat Mongolia Dalam yang belum lama ini memposting sebuah tulisan di media sosial “X” menyebutkan, suasana politik di Tiongkok saat ini sudah sangat janggal. Perekonomian terus menurun, berbagai bentuk penyelamatan sudah dilakukan tetapi pasar perumahan, pasar saham, pasar obligasi, utang daerah, tingkat pengangguran, industri manufaktur, pendapatan penduduk, dan pendapatan pekerja migran … semuanya terguncang, bahkan runtuh dengan kecepatan tinggi.

Artikel tersebut percaya bahwa babak terbaru dari reformasi fungsional Dewan Negara yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok telah menghasilkan penciutan fungsi Dewan Negara dan pembesaran kekuasaan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok. Hal ini tidak diragukan lagi telah menimbulkan guncangan politik. Belum lagi pembersihan dalam tubuh militer Tiongkok yang membuat militer semakin kacau. Kemerosotan ekonomi, tingginya tingkat pengangguran, ketidakadilan peradilan, dan ketidaktahuan politik telah membawa tekanan sosial dan psikologis bagi sebagian besar masyarakat Tiongkok.

Du Wen mengatakan bahwa penyelenggaraan Sidang Pleno Ketiga Komite Sentral PKT sudah semakin dekat, namun semuanya berada dalam krisis. Gejolak politik, ekonomi dan militer di Tiongkok secara langsung mencerminkan bahwa efektivitas kepemimpinan dan kontrol pemerintahan Partai Komunis Tiongkok sedang menurun dengan kecepatan tinggi. Partai Komunis Tiongkok sedang menghadapi situasi keruntuhan yang terbesar sejak tahun 1949.

Pada 21 Juni, komentator politik Chen Pokong mengatakan kepada The Epoch Times bahwa situasi politik Partai Komunis Tiongkok menjadi semakin tidak stabil setelah Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20. Partai tersebut sudah tidak lagi mampu mempersatukan keinginan, anggota tidak lagi memiliki kesatuan pemikiran dan mereka sedang terpecah belah.

Wang Youqun menggambarkan, bahwa di mata PKT semua orang adalah musuh, karena kehilangan rasionalitasnya maka ia bergerak ke arah yang berlawanan, sehingga semakin banyak membuat tindakan bodoh dan kesalahan, serta semakin mempercepat keruntuhan partai. (sin)