Tiongkok Akan Kehilangan Rekor 15.000 Milyuner di 2024

Tujuan utama para imigran Tiongkok yang kaya raya termasuk Amerika Serikat, Kanada, Singapura, dan dalam beberapa tahun terakhir, Jepang

Dorothy Li – The Epoch Times

Sejumlah milyuner diperkirakan akan meninggalkan Tiongkok yang komunis pada tahun ini, sebuah perkembangan yang dapat berdampak ekonomi Tiongkok yang memang sudah berjuang, menurut sebuah laporan baru.

Tiongkok diperkirakan akan kehilangan sekitar 15.200 milyuner pada tahun 2024, atau lebih banyak lagi

dibandingkan negara lain di dunia dan melampaui rekor Tiongkok sebelumnya dari 13.800 jutawan yang ditetapkan pada tahun 2023, menurut sebuah laporan tanggal 18 Juni oleh Henley & Partners, sebuah

konsultan imigrasi investasi Inggris.

Tujuan tradisional teratas bagi orang-orang kaya Tiongkok yang mencari kehidupan lebih baik termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Singapura. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang kaya Tiongkok yang mempertimbangkan pindah ke Jepang.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi dan ketegangan geopolitik adalah salah satu faktor yang mendorong para jutawan Tiongkok mencari cakrawala baru, kata Dominic Volek, kepala klien swasta Henley & Partners, dalam laporan itu.

Eksodus orang-orang kaya Tiongkok dan aset-aset mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya bisa saja  memperburuk tantangan-tantangan perekonomian Tiongkok.

“Pertumbuhan kekayaan secara umum di Tiongkok telah melambat dalam beberapa tahun terakhir, yang berarti arus-arus eksodus keluar ini bisa lebih merusak dari biasanya,” kata analis imigrasi dalam laporan itu.

Perekonomian Tiongkok mengalami pemulihan pasca pandemi yang tidak seimbang, menurut analis Tiongkok. Sementara ekspor Tiongkok dan sektor manufaktur Tiongkok lainnya membaik, permintaan dalam negeri masih lemah, sehingga memicu ketegangan dengan mitra-mitra dagang Tiongkok. Pemerintah negara-negara Barat dan beberapa negara berkembang khawatir akan meningkatnya gelombang impor produk murah buatan Tiongkok yang mereka katakan mengancam pekerjaan dan bisnis di pasar domestik mereka.

Ketika Partai Komunis Tiongkok terus-menerus fokus pada peningkatan produksi di sektor energi alternatifnya, pada bulan Mei Amerika Serikat mengumumkan pihaknya berencana mengenakan tarif 100 persen pada kendaraan listrik diimpor dari Tiongkok pada tahun 2024.

Awal bulan ini, Uni Eropa memberlakukan pungutan impor tambahan terhadap kendaraan listrik buatan Tiongkok. Sebagai tanggapan, Kementerian Perdagangan Tiongkok pada tanggal 17 Juni mulai melakukan penyelidikan anti-dumping terhadap daging babi yang diimpor dari Uni Eropa, meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dengan 27 negara Uni Eropa. Beberapa analis memperingatkan mengenai potensi perang dagang antara Brussels, Washington, dan Beijing yang selanjutnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Sementara itu, sektor real estate, yang pernah menjadi pilar pertumbuhan ekonomi Tiongkok, terus memburuk.

Pada  April, Fitch Ratings merevisi prospek perekonomian Tiongkok dari stabil menjadi negatif, meskipun obligasi Tiongkok tetap berada pada peringkat A+. Fitch Ratings mengutip meningkatnya risiko terhadap sektor keuangan publik Tiongkok seperti yang dilakukan pihak berwenang Tiongkok mengatasi meningkatnya utang pemerintah daerah dan transisi dari sebuah model pertumbuhan yang sangat bergantung pada sektor properti yang bermasalah.

Tujuan Teratas

Sementara Uni Emirat Arab menduduki peringkat sebagai tempat paling menarik di dunia bagi jutawan yang bermigrasi–—terutama karena pajak penghasilan di Uni Emirat Arab adalah nol, gaya hidup mewah, dan program “visa emas” yang memberikan visa izin tinggal jangka panjang dan terbarukan kepada orang asing yang tinggal di negara Teluk tersebut–—para jutawan Tiongkok lebih memilih mencari rumah baru di Amerika Serikat, Kanada, dan negara tetangga Singapura, menurut laporan itu.

Henley & Partners memperkirakan Amerika Serikat akan melihat arus masuk bersih sebesar 3.800 orang yang memiliki kekayaan tinggi, namun Henley & Partners tidak memberikan rincian kebangsaan mereka. Orang-orang yang memiliki kekayaan tinggi mengacu pada orang-orang yang memiliki aset cair yang dapat diinvestasikan sebesar $1 juta atau lebih.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kanada mengalami peningkatan populasi orang Tiongkok “yang bermakna,” khususnya di British Columbia, menurut Misha Glenny, seorang pria jurnalis dan rektor Institut Ilmu Pengetahuan Manusia di Wina.

“Vancouver telah menjadi salah satu tujuan paling diinginkan di Amerika Utara, di mana jumlah penduduknya bertambah lebih dari seperempat juta orang dalam satu dekade terakhir, disertai bermunculannya bisnis-bisnis baru di mana-mana dan biaya-biaya perumahan yang meroket,” kata Misha Glenny di laporan Henley Partners.

Selain tujuan-tujuan tradisional ini, Jepang  muncul sebagai negara baru tujuan imigrasi setelah pandemi COVID-19, menurut laporan tersebut. Miliarder Tiongkok semakin banyak yang menuju ke wilayah-wilayah metropolitan seperti Tokyo.

“Gaya hidup di Jepang adalah sangat menarik… Terlebih lagi, meskipun memiliki masa lalu satu dekade yang sulit, perekonomian Jepang secara keseluruhan menunjukkan tanda-tanda pemulihan,” kata laporan Henley Partners itu. (Vv)