Laporan Warganet Tiongkok Tentang Depresi Perekonomian Hingga Sepinya Pusat Perbelanjaan

Li Yun/Xiong Bin/Gao Yu – NTD

Ekonomi Tiongkok terus memburuk, berbagai sektor terperosok dalam keterpurukan, banyak pabrik dan perusahaan tutup dan bangkrut, serta banyak pusat perbelanjaan di kota-kota yang sepi dan hening. Warga Tiongkok mengatakan bahwa sekarang banyak orang yang menganggur, bisnis hancur, bahkan untuk makan saja sulit, apalagi punya uang untuk berbelanja di mal.

Seperti dinukil NTDTV, Jumat (28/6/2024) pembawa acara siaran langsung Tiongkok “Xiao Wang Ye” mengatakan: “Apakah kalian menyadari sebuah fenomena, mal yang dulu penuh sesak dengan orang-orang sekarang kosong, masuk ke dalam terasa sangat menyedihkan dan sepi, selain pegawai toko, hanya ada pengelola mal. Menurut kalian, ke mana semua orang sekarang?”

Ia yang melaporkan dari Shenzhen berkata: “Ini sekitar pukul 06.00 sore. Saya melihat pemandangan ini di Wanda Plaza di Pinghu, Shenzhen. Toko-toko hampir kosong dan sepi.”

Ekonomi Tiongkok yang suram membuat banyak pusat perbelanjaan di kota-kota besar menjadi sepi.

“Situasi ekonomi secara keseluruhan tidak baik. Rasanya tahun ini sangat sulit untuk menghasilkan uang, apa pun yang dilakukan sulit. Perusahaan saya juga bangkrut. Supermarket besar itu juga bangkrut. Intinya, ekonomi benar-benar kacau. Di Shanghai, banyak perusahaan dan pusat perbelanjaan yang tutup. Banyak toko serba ada yang sudah buka selama 10-20 tahun sekarang tutup, begitu banyak pusat perbelanjaan yang bagus akhirnya semuanya tutup,” kata seorang bos perusahaan pakaian di Shanghai,  Li.

Seorang pembawa acara siaran langsung di Shanghai mengeluhkan bahwa pusat kedua di Shanghai, Xinzhuang, sekarang sangat terpuruk, dan pusat perbelanjaan Zongsheng World Mall di depan stasiun sekarang menjadi sepi.

Pembawa acara siaran langsung di Shanghai itu  berkata, “Selesai sudah, Zongsheng di Xinzhuang akan bangkrut… Bisa dilihat bahwa sekarang Zongsheng banyak tutup toko, dan di mal yang luas ini, jumlah pedagang lebih banyak daripada pelanggan. Sekarang kalau Anda melihat, mal yang luas ini sudah kosong, tidak ada orang.”

Seorang pembawa acara siaran langsung di Zhejiang mengatakan bahwa ketika sebuah mal di Hangzhou dibuka, banyak orang datang, tetapi sekarang sepi sehingga sulit dipercaya.

Pembawa acara siaran langsung di Zhejiang berkata, “Di sinilah Yipeng Shopping Center, begitu masuk ke dalam mal, bisa dilihat mal yang luas ini hanya ada beberapa orang yang berseliweran, beberapa lantai di atas sepertinya sudah tutup tokonya.”

Pegawai negeri di Lanzhou,  Wang, mengatakan bahwa berbagai sektor sedang melakukan pemotongan gaji dan PHK, sehingga orang-orang tidak punya uang dan pusat perbelanjaan serta toko-toko pun menjadi sepi.

Wang, pegawai negeri di Lanzhou berkata, “Situasi ekonomi tidak baik, sekarang mal sangat sepi, tidak ada orang, banyak yang tutup. Sekarang situasinya memang tidak baik, tidak optimis. Gaji kami di sektor pemerintahan seringkali tidak dibayarkan tepat waktu, tertunda dua hingga tiga bulan adalah hal yang biasa. Beberapa keluarga kesulitan dengan cicilan rumah dan mobil, ini  bisa menjadi masalah.”

Sejumlah warga mengatakan,  banyak orang  menganggur di rumah. Namun demikian,  mereka harus membayar cicilan rumah dan mobil, bahkan untuk makan pun menjadi masalah.

“Situasi ekonomi tidak baik, banyak orang tidak bisa menemukan pekerjaan. Di keluarga saya, dua orang juga pergi ke Guangdong, tetapi semuanya menganggur, tidak bisa menemukan pekerjaan. Untuk makan saja, kami menggunakan tabungan. Dulu daerah ini sangat ramai, sekarang hampir tidak ada pabrik lagi. Banyak toko di sepanjang jalan yang mencari penyewa, dulu banyak orang tetapi sekarang tidak ada, rasanya sangat suram,” ujar seorang warga Guangxi,  Li.

Seorang karyawan supermarket di Beijing,  Zhang, berkata, “Setelah Tahun Baru, semuanya mulai menurun, orang-orang menurunkan pengeluaran, tidak lagi berbelanja. Banyak toko di mal yang tutup, ada beberapa tempat yang kosong. Ada beberapa toko di mal besar, yang tidak menghasilkan uang, akhirnya tutup. Seperti di tempat ramai di Beijing, banyak yang tutup, seperti Sanlitun yang terkenal itu sekarang tidak bisa bertahan.”

Pada 21 Juni, seorang warga Weihai, Shandong, nona Zhang, berkata bahwa dia baru saja mengunjungi sebuah mal, hanya ada dia sendiri di sana, lalu dia pergi ke jalan dan memotret toko-toko yang tutup di sepanjang jalan.Seorang wanita di Weihai, Shandong, Nyonya Zhang, berkata, “Sekarang bisnis ini, yang satu susah dikerjakan, yang lain juga susah dikerjakan. Toko fisik ini cepatlah bangkit kembali, setiap hari ini terlalu merosot.”

Seorang pensiunan di Guangdong, Tuan Zeng, berkata, “Seperti toko anak saya, semuanya sudah tutup, tidak bisa bertahan lagi, tidak ada cara lain, situasi ekonominya buruk, jadi bagaimana? Kami sudah pensiun, mereka hanya bergantung pada kami sekarang.”

Terlepas kesulitan yang dihadapi warga Tiongkok, pada  25 Juni, Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang masih menyatakan pada upacara pembukaan “Forum Davos Musim Panas 2024” bahwa ekonomi Tiongkok pada kuartal kedua diperkirakan akan terus stabil dan membaik, dan ia yakin dapat mencapai target ekonomi tahunan sebesar 5%.

Bos supermarket di Suzhou, Tuan Chen, berkata, “Situasi ekonomi tidak baik, bisnis juga tidak baik, perusahaan juga tidak baik, sekarang daya beli sangat rendah, populasi yang berpindah juga sedikit. Bukankah banyak orang yang melompat dari gedung atau jembatan? Mereka tidak bisa membayar beberapa ribu yuan, jadi mereka putus asa dan melompat.”

Pembawa acara siaran langsung di Shenzhen berkata, “Bisnis sekarang, toko fisik sekarang sangat sulit dijalankan. Sewa tidak bisa dihindari, biaya tenaga kerja juga tidak bisa dihindari, uang dari mana? Jika Anda tidak bisa pensiun lebih cepat, bagaimana Anda bisa terus hidup? Sungguh sulit untuk hidup.”  (Hui)