Pyongyang Berencana Mengirim Pasukan Korea Utara untuk Membantu Operasi Militer Rusia di Ukraina 

Aboluowang.com

Korea Utara mulai mengirim pasukannya untuk membantu operasi militer Rusia di Ukraina. Ada perkiraan bahwa Korps Teknik Korea Utara akan tiba di wilayah Donetsk bulan depan. Hal ini memicu kekhawatiran dunia mengenai keterlibatan Pyongyang dalam konflik di Ukraina.

Pada 26 Juni, Keamanan Pertahanan Asia melaporkan bahwa seminggu setelah Rusia menandatangani perjanjian pertahanan dengan Korea Utara, Pyongyang mengumumkan rencananya mengirim pasukan militer ke Ukraina untuk mendukung operasi militer Rusia di Ukraina.

Korps Teknik Korea Utara akan membantu operasi militer Rusia di wilayah Donetsk.

Pasukan tersebut diperkirakan akan tiba di Donetsk bulan depan, sehingga meningkatkan kekhawatiran dunia mengenai meningkatnya keterlibatan Pyongyang dalam konflik Rusia di Ukraina.

Seperti biasa, Amerika Serikat mengancam Korea Utara atas pengiriman pasukannya ke Ukraina.

Washington mengatakan, pasukan Korea Utara yang dikirim ke Ukraina akan “dibantai” dan mempertanyakan apakah Pyongyang tidak salah mengambil keputusan mengirim pasukannya untuk membantu operasi militer Rusia di Ukraina.

Juru bicara Kementerian Pertahanan AS mengatakan : “Jika saya adalah personel militer Korea Utara, saya akan mempertanyakan apakah keputusan mengirim pasukan ke Ukraina untuk berpartisipasi dalam perang ilegal di Eropa Timur itu dapat dibenarkan.”

Politico Europe melaporkan pada 26 Juni bahwa Sekretaris Jenderal Pers Pentagon Pat Ryder pada konferensi pers hari Selasa mengatakan, bahwa jika Pyongyang memutuskan untuk mengirim pasukannya ikut berperang demi Rusia di Ukraina, maka pasukannya hanya akan dijadikan sebagai umpan meriam.

“Jika saya seorang manajer personel militer Korea Utara, saya akan mempertanyakan keputusan saya mengirim pasukan untuk dijadikan umpan meriam dalam perang ilegal mereka dengan Ukraina. Kami telah melihat kerugian yang dialami pasukan Rusia dalam perang Ukraina”, kata Ryder.

Strategi militer Rusia selama perang dengan Ukraina adalah menggunakan keunggulan militernya untuk mengalahkan Ukraina. Meskipun menderita kerugian besar selama invasi itu, tetapi mereka mampu dengan cepat menggantikan pasukan yang berada di garis depan.

Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menandatangani perjanjian kemitraan strategis yang komprehensif, sebuah kesepakatan bahwa kedua negara akan memberikan bantuan militer satu sama lain jika salah satu pihak diserang.

Menurut perjanjian tersebut, ketika salah satu pihak terlibat dalam keadaan perang karena invasi asing, pihak lain harus segera memberikan bantuan militer dan bantuan lainnya dengan seluruh kekuatannya.

Reuters yang mengutip laporan dari stasiun TV Korea Selatan melaporkan, bahwa perjanjian tersebut tidak menyebutkan perang yang sedang terjadi, dan saat ini tidak ada tanda-tanda bahwa Korea Utara akan mengirim pasukan, namun Pyongyang berencana mengirim Korps Teknik ke wilayah pendudukan Ukraina untuk pekerjaan rekonstruksi. Menurut stasiun TV Korea Utara, pasukan yang dikirim ke Ukraina mungkin bekerja sebagai pekerja di luar negeri untuk mendapatkan devisa bagi Korea Utara yang perekonomiannya tidak berkembang lantaran sanksi internasional.

Pyongyang telah memasok senjata ke Rusia sejak tahun 2023, meski negara tersebut tidak mengirimkan pasukan tempurnya dalam jumlah besar ke wilayah konflik yang berada di luar Semenanjung Korea.

Pada Februari tahun ini, pihak berwenang Ukraina melaporkan bahwa Ukraina telah menembak jatuh setidaknya 20 unit rudal balistik buatan Korea Utara yang digunakan Rusia dalam serangan berskala besar terhadap Ukraina sejak tahun lalu. The Washington Post melaporkan bahwa Korea Utara telah memasok lebih dari 11.000 kontainer berisi amunisi ke Rusia sejak musim gugur tahun lalu. (sin)

Lihat berita aslinya : North Korea Begins Sending Troops to Assist Russian Military Campaign in Ukraine