Menangkal Tiongkok dengan Strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat

 Antonio Graceffo

Strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat untuk melawan rezim Tiongkok mengalami kemajuan, dengan aliansi yang dibangun dan diperluas. Akan tetapi, masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan karena Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus bersaing untuk mendapatkan pengaruh dan kendali di kawasan ini.

Indo-Pasifik, yang membentang dari garis pantai Pasifik Amerika Serikat hingga Samudra Hindia, merupakan titik fokus persaingan ketat antara Amerika Serikat dan Tiongkok. 

Saat ini, Amerika Serikat memegang dominasi di kawasan ini, yang merupakan rumah bagi lebih dari setengah populasi dunia, hampir dua pertiga produk domestik bruto global, dan tujuh militer terbesar di dunia, menurut Gedung Putih. Oleh karena itu, kawasan ini menjadi tempat konsentrasi tertinggi personel dan pangkalan militer AS di luar Amerika Serikat.

Gedung Putih meluncurkan “Indo-Pacific Strategy – IPS pada 11 Februari 2022, yang bertujuan untuk mempromosikan kawasan yang bebas dan terbuka, meningkatkan kerja sama keamanan, dan melawan pengaruh PKT.

Dokumen IPS menyatakan, “Dari pemaksaan ekonomi Australia hingga konflik di sepanjang Garis Kontrol Aktual dengan India hingga meningkatnya tekanan terhadap Taiwan dan penindasan terhadap negara-negara tetangga di Laut Tiongkok Timur dan Selatan, sekutu dan mitra kami di kawasan ini menanggung sebagian besar biaya perilaku berbahaya RRT.”

RRT  merujuk pada nama resmi  komunis Tiongkok, Republik Rakyat Tiongkok.

IPS menyatakan bahwa sejak akhir Perang Dunia II hingga runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat terfokus pada Perang Dingin dengan Rusia. Sekarang, realitas geopolitik telah menggeser prioritas Amerika Serikat untuk melawan rezim Tiongkok di Indo-Pasifik.

IPS dirancang untuk mendorong kolaborasi dengan sekutu, mitra, dan institusi di dalam dan di luar kawasan untuk meningkatkan kemakmuran dan menjaga stabilitas. Strategi ini menggarisbawahi komitmen Washington untuk mempertahankan tatanan internasional berbasis aturan dan melawan pengaruh PKT yang meningkat. Strategi ini bertujuan untuk mencapai hal ini melalui peningkatan kemampuan militer, aliansi yang kuat, dan inisiatif ekonomi.

Kawasan Indo-Pasifik dibentuk oleh pemain utama seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, India, Australia, Korea Selatan, Inggris, Prancis, dan ASEAN. Strategi Amerika Serikat berfokus pada menjaga stabilitas regional, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan melawan pengaruh PKT melalui aliansi seperti Quad (Australia, India, Jepang, dan Amerika Serikat), AUKUS (Australia, Inggris, dan Amerika Serikat), dan Five Eyes (Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat).

PKT menggunakan pengaruhnya melalui investasi ekonomi dan tindakan militer, seperti the Belt and Road Initiative (BRI) dan tindakan agresif di Laut Tiongkok Selatan. Selain itu, Beijing berusaha mencari negara-negara Indo-Pasifik yang bersedia menandatangani perjanjian keamanan dan menjadi tuan rumah pangkalan militer Tiongkok. Jepang, kekuatan ekonomi utama, memainkan peran penting dalam kerangka kerja multilateral dan sering kali bertindak sebagai proksi yang lebih netral untuk kepentingan AS, sehingga membuat negara-negara Asia lainnya merasa tidak terlalu terancam dan lebih nyaman untuk menyelaraskan diri dengan kebijakan regional.

IPS telah berhasil memperkuat hubungan dan aliansi. Sejak tahun 2022, Amerika Serikat telah memperkuat perjanjian pertahanan dengan Jepang, Australia, Filipina, Korea Selatan, dan Papua Nugini, meningkatkan kemampuan dan kerja sama militer untuk melawan pengaruh regional PKT dan memastikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Selain itu, tahun ini, pengelompokan minilateral baru yang disebut “Squad” – termasuk Australia, Jepang, Filipina, dan Amerika Serikat – dibentuk untuk lebih meningkatkan keamanan dan kerja sama regional.

Ada diskusi yang sedang berlangsung tentang perluasan kerangka kerja Quad dan AUKUS. Konsep “Quad Plus” bertujuan untuk memasukkan negara-negara tambahan seperti Korea Selatan, Vietnam, dan Selandia Baru, meningkatkan kerja sama dalam berbagai masalah seperti manajemen pandemi dan ketahanan ekonomi.

Demikian pula, “AUKUS Plus” berpotensi melibatkan negara-negara seperti India, Jepang, dan Korea Selatan, memperluas cakupan aliansi ini untuk mengatasi tantangan keamanan dan teknologi regional secara komprehensif.

Meningkatnya agresi rezim Tiongkok telah mendorong India untuk lebih dekat dengan Amerika Serikat dalam hal keterlibatan keamanan, sebagaimana dibuktikan dengan meningkatnya hubungan pertahanan New Delhi dengan Washington.

Selain itu, mitra ASEAN umumnya merasa lebih nyaman dengan India dan Jepang dibandingkan dengan Tiongkok, yang dapat mendorong kerja sama dan stabilitas regional yang lebih dalam.

Terlepas dari keberhasilannya, strategi Indo-Pasifik menghadapi kemunduran dan tantangan. Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework – IPEF) Amerika Serikat yang diluncurkan pada Mei 2022, bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi dan mengatasi tantangan di kawasan Indo-Pasifik melalui perdagangan, ketahanan rantai pasokan, ekonomi bersih, dan pilar ekonomi yang adil. 

Namun, organisasi ini menghadapi kritik karena kurangnya pendanaan substansial dan perjanjian perdagangan yang komprehensif, sehingga kurang menarik bagi mitra regional dibandingkan dengan BRI, sehingga mengurangi efektivitasnya dalam melawan pengaruh PKT.

Tantangan lainnya adalah pergeseran beberapa negara dari orbit AS. Perang Israel-Hamas dan konflik Rusia-Ukraina telah merenggangkan hubungan AS dengan beberapa negara Indo-Pasifik. Tiongkok berpihak pada Rusia di Ukraina, sementara India terus berdagang dengan Rusia tetapi semakin banyak membeli senjata dari Amerika Serikat. Dalam konflik Israel-Hamas, Indonesia dan Malaysia telah mengambil posisi menentang Israel.  Myanmar dan Kamboja bersekutu dengan Tiongkok, dan Myanmar juga condong ke Rusia.

Selain itu, negara-negara Kepulauan Pasifik sedang dirayu oleh PKT. Pada tahun 2022, Kepulauan Solomon menandatangani pakta keamanan dengan Tiongkok, termasuk ketentuan untuk potensi pengerahan aset keamanan dan angkatan laut Tiongkok, sehingga menimbulkan kekhawatiran di antara mitra keamanan tradisional seperti Amerika Serikat dan Australia.

Harus dikatakan bahwa meskipun mengalami banyak kemunduran, strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat telah membuat langkah signifikan dalam memperkuat aliansi dan mempromosikan kerja sama multilateral. Indo-Pasifik tetap bebas, dengan Amerika Serikat memegang posisi dominan, tetapi ancaman dari PKT terus berlanjut.

Untuk melawan BRI Beijing, Amerika Serikat perlu meningkatkan investasi dan keterlibatan ekonominya melalui IPEF. Pada saat yang sama, peningkatan agresi rezim Tiongkok secara tidak sengaja mendorong negara-negara untuk lebih dekat dengan Amerika Serikat, melayani kepentingan Amerika di kawasan ini. (asr)

Antonio Graceffo, PhD, adalah seorang analis ekonomi Tiongkok yang telah menghabiskan lebih dari 20 tahun di Asia. Graceffo adalah lulusan dari Shanghai University of Sport, memegang gelar Tiongkok-MBA dari Shanghai Jiaotong University, dan saat ini sedang mempelajari pertahanan nasional di American Military University. Beliau adalah penulis “Beyond the Belt and Road: China’s Global Economic Expansion” (2019).