Analisis : Tidak akan Ada Kebijakan Substantif Lahir di Sidang Pleno ke-3 PKT Guna Pemulihan Ekonomi

 oleh Tang Rui dan Gao Yu

Pada Kamis (27 Juni) Biro Politik Partai Komunis Tiongkok (PKT) melalui rapat menetapkan penyelenggaraan Sidang Pleno Ketiga Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok pada 15 Juli tahun ini. Para analis berpendapat bahwa jika dilihat dari nada pertemuan tersebut, besar kemungkinan tidak akan melahirkan kebijakan ekonomi substantif guna pemulihan ekonomi yang saat ini sedang terpuruk. 

Sidang Pleno Ketiga Komite Sentral PKT biasanya dianggap oleh dunia luar sebagai pertemuan penting yang menentukan arah perekonomian Tiongkok.

Li Hengqing, ekonom di Institut Informasi dan Studi Strategis di Washington, D.C. mengatakan : “Sejak Kongres Nasional ke-20, perekonomian Tiongkok berada dalam kondisi penurunan yang sangat menyolok, jadi Sidang Pleno Ketiga ini sangatlah penting bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan demi pemulihannya”.

Meskipun tema pertemuan hari itu adalah “Mengkaji mengenai reformasi yang lebih mendalam dan komprehensif”, tetapi ​​isi dari pertemuan tersebut justru kurang mengangkat isu-isu ekonomi tetapi menekankan prinsip pelaksanaan reformasi dan perlunya mematuhi “kepemimpinan partai”. Para analis percaya bahwa hal ini akan menyebabkan dunia luar semakin kehilangan kepercayaan terhadap pasar ekonomi Tiongkok.

Zhang Tianliang mengatakan : “Jadi, karena harus memegang teguh kepemimpinan partai, berarti partai tidak mungkin mendelegasikan kekuasaan, sehingga pasar masih akan diatur oleh partai. Oleh karena itu kita tidak perlu menaruh harapan akan lahirnya kebijakan yang menuju reformasi ekonomi atau keterbukaan”.

Saat ini, perekonomian Tiongkok berada dalam kesulitan yang menyebabkan krisis utang, pasar real estat jatuh, penarikan modal asing. Sehingga gulung tikar terjadi di mana-mana baik dari perusahaan industri hingga perdagangan, dan tingkat pengangguran terus meningkat.

Penyiar langsung di Kota Wuxi mengatakan : “Gelombang PHK tahun ini lebih mengerikan. Beberapa perusahaan bahkan memberhentikan 70% karyawannya”.

Ekonom Li Hengqing mengatakan : “Karena perekonomian Tiongkok saat ini sudah amburadul, terutama pasar real estat yang sulit dipulihkan. Jadi terlalu banyak sub-isu yang perlu diatasi sebelum bisa menyelesaikan masalah utamanya”.

Para analis percaya bahwa dalam situasi adanya penekanan bahwa Partai Komunis Tiongkok yang memimpin segalanya, maka Sidang Pleno ke-3 nanti bakalan tidak melahirkan kebijakan ekonomi substantif yang dapat mengatasi kelesuan perekonomian Tiongkok.

“Saya kira tidak akan ada kebijakan substantif apa pun yang lahir dari Sidang Pleno Ketiga Komite Sentral, dan tidak ada kemungkinan berkembang ke arah itu untuk mendukung ekonomi pasar,” kata Li Hengqing. (sin)