Pusat Transplantasi Organ Anak Didirikan di Shanghai,  Pakar AS  : Anak-anak Tiongkok Selalu Berada dalam Bahaya

oleh Guan Yue/Lin Qing

Rumah Sakit Anak Universitas Fudan di Shanghai baru-baru ini mengumumkan pembukaan Pusat Transplantasi Organ Anak, yang membuat banyak orangtua khawatir. Maraknya rumor pencurian organ dan hilangnya remaja membuat para orang tua khawatir anak-anak mereka menjadi sasaran kejahatan. Seorang ahli bedah toraks terkenal dari Amerika Serikat menyatakan bahwa orang tua di Tiongkok memiliki alasan kuat untuk khawatir, karena industri transplantasi organ anak-anak di Tiongkok menempatkan anak-anak dalam bahaya

Pada 21 Mei 2024, Rumah Sakit Anak Universitas Fudan, Shanghai mengadakan upacara pembukaan Pusat Transplantasi Organ Anak. Lebih dari 100 tenaga medis anak-anak dari seluruh negeri menghadiri acara tersebut. Rumah sakit ini mengklaim bahwa sejak Agustus 2022 hingga 17 Mei tahun ini, mereka telah melakukan 102 operasi transplantasi organ anak, termasuk 89 transplantasi ginjal, 9 transplantasi hati dan 4 transplantasi jantung.

Namun, informasi yang dibanggakan ini justru membuat banyak orangtua merasa cemas. Ada yang memperingatkan orang tua untuk “mengawasi anak-anak mereka.”

Profesor Bedah di Universitas Medis Carolina Selatan, Robert Sade, mengatakan kepada New Tang Dynasty Television bahwa orang tua memiliki alasan kuat untuk khawatir tentang pendirian pusat transplantasi organ anak di Shanghai.

“Faktanya, Tiongkok telah memanfaatkan organ dari orang-orang yang tidak setuju (menyumbangkan organ mereka), yang organnya diambil tanpa persetujuan mereka, yang dalam banyak kasus bisa menyebabkan kematian mereka. Hal ini sudah diketahui secara luas. Saya pikir hal yang sama sangat mungkin terjadi pada anak-anak.”

Dr. Sade adalah Profesor Bedah yang Terhormat di Universitas Medis Carolina Selatan, Direktur Institut Nilai Kemanusiaan dalam Perawatan Kesehatan, dan Direktur Program Etika Penelitian Klinis. Dr. Sade telah menulis ratusan artikel dan buku yang mencakup penelitian bedah toraks, pendidikan medis, etika biomedis, dan kebijakan kesehatan.

Dr. Sade menjabat sebagai Direktur Medis organisasi pengadaan organ LifePoint di Carolina Selatan dari 1998 hingga 2012. Ia juga pernah menjadi anggota Komite Etika dan Urusan Kehakiman American Medical Association, Ketua Komite Standar dan Etika Society of Thoracic Surgeons, serta Ketua Komite Etika American Association for Thoracic Surgery. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Forum Etika Bedah Toraks di American Association for Thoracic Surgery dan Society of Thoracic Surgeons, serta Wakil Editor The Annals of Thoracic Surgery.

BACA JUGA : “Pusat Transplantasi Organ Besar Anak” Berdiri di Shanghai, Tiongkok, Menambah Kekhawatiran Para Orangtua

BACA JUGA : Pusat Transplantasi Organ Anak yang Didirikan di Shanghai  Telah Melakukan Lebih dari 100 Operasi

“Anak-Anak Tiongkok Selalu dalam Bahaya”

Dr. Sade menyatakan bahwa anak-anak di Tiongkok selalu dalam bahaya.

“Saya percaya saat ini ada beberapa pusat di seluruh Tiongkok yang melakukan operasi transplantasi anak-anak, yang menempatkan anak-anak dalam bahaya diculik dan organ mereka ditransplantasikan kepada anak-anak dari keluarga berpengaruh yang membutuhkan organ. Ini adalah masalah yang mengkhawatirkan. Saya memiliki data mengenai transplantasi organ dewasa, tetapi tidak secara khusus tentang anak-anak. Namun, saya percaya anak-anak juga sangat mungkin menghadapi risiko menjadi donor organ yang tidak sukarela.”

Kasus hilangnya remaja di Tiongkok sering kali muncul. Pada Oktober 2022, seorang siswa sekolah menengah berusia 15 tahun, Hu Xinyu, dari Sekolah Menengah Zhiyuan di Qianshan County, Shangrao City, Jiangxi, hilang secara misterius di sekolah. Selain itu, ada banyak kasus siswa sekolah dasar dan menengah yang hilang di Sichuan, Guangdong, Hunan, Hubei, Zhejiang, dan tempat lainnya.

Orang-orang menduga anak-anak yang hilang ini dibunuh dan organ mereka dicuri. Media di Tiongkok juga melaporkan beberapa kasus pencurian organ yang mengerikan, beberapa di antaranya bahkan masuk ke dalam putusan pengadilan di Tiongkok.

Pada 2009, situs transplantasi organ Tiongkok melaporkan bahwa di Guizhou terjadi kasus pembunuhan untuk mencuri organ yang mengerikan, di mana seorang dokter dari rumah sakit afiliasi sebuah universitas di Guangdong mungkin terlibat.

Pada Agustus 2014, Partai Komunis Tiongkok mengeluarkan putusan akhir untuk kasus perdagangan organ manusia ilegal. Putusan tersebut menyatakan bahwa 15 terdakwa, termasuk penyelenggara, perantara, pelanggan, dan tenaga medis, melakukan pengangkatan ginjal hidup di sebuah apartemen sewaan, kemudian melakukan transplantasi ginjal melalui seorang kepala departemen urologi di sebuah rumah sakit tingkat atas di Beijing, dengan tujuan mencari keuntungan besar. Kasus tersebut melibatkan 51 ginjal dan sejumlah uang sebesar 10,34 juta yuan.

“Sekolah di Amerika Tidak Pernah Mengambil Darah dari Siswa”

Sejak Maret tahun lalu, beberapa orangtua di Tiongkok melaporkan bahwa sekolah meminta siswa untuk diambil darahnya untuk pemeriksaan darah, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan orangtua. Mereka khawatir pemeriksaan darah di sekolah dilakukan untuk mencari calon donor organ yang potensial. Jika ditemukan cocok, siswa tersebut mungkin menjadi korban.

Profesor Sade menyatakan bahwa di Amerika Serikat, sekolah tidak pernah melakukan pemeriksaan darah kepada siswa. Sekolah-sekolah di Tiongkok yang melakukan hal ini sangat mencurigakan.

“Di sekolah-sekolah di negara ini (Amerika Serikat), atau saya yakin di mana pun di dunia Barat, kami tidak melakukan pemeriksaan darah pada anak-anak di sekolah. Fakta bahwa mereka melakukan pemeriksaan darah mengingatkan pada apa yang dilakukan di Tiongkok terhadap orang-orang Uighur dan praktisi Falun Gong.”

Otoritas Tiongkok melakukan pemeriksaan darah terhadap banyak praktisi Falun Gong. Misalnya, menurut laporan Minghui.org, pada 15 Juli 2014, polisi datang ke rumah seorang praktisi Falun Gong bernama Li Xixian di Kaili, Guizhou, dan mengambil dua tabung untuk mengambil darahnya.

Pada 16 Juli, seorang praktisi Falun Gong lainnya di Kaili, Yang Zhongxiu, didatangi oleh polisi dari kantor polisi Chengxi yang meminta untuk mengambil darahnya.

Pada 2019, putusan dari “China Tribunal,” sebuah lembaga independen di London yang menyelidiki pengambilan organ dari tahanan hati nurani di Tiongkok, mengungkapkan bahwa praktisi Falun Gong yang ditahan “secara sistematis menjalani pemeriksaan darah dan organ,” sementara tahanan lainnya tidak menjalani pemeriksaan.

Laporan investigasi oleh pengacara hak asasi manusia David Matas dan mantan anggota parlemen Kanada David Kilgour menyatakan bahwa praktisi Falun Gong tidak pernah diberi tahu alasan tes atau hasil tes. Mereka percaya bahwa pemeriksaan tersebut atau pemeriksaan organ tidak memiliki alasan kesehatan yang masuk akal, karena otoritas Tiongkok tidak peduli dengan kesehatan tahanan Falun Gong.

Profesor Sade berkata, “Mereka melakukan pemeriksaan darah untuk menemukan pasangan yang cocok dan organ yang mereka butuhkan. Setelah mereka membutuhkan organ, mereka melihat hasil pemeriksaan darah dan memilih seseorang yang paling mungkin memiliki organ yang cocok, lalu mengambil organ mereka. Saya pikir anak-anak sekolah mungkin menghadapi situasi yang sama. Saya tidak tahu alasan lain mereka perlu melakukan pemeriksaan darah pada anak-anak.” (Hui)