Satelit Mata-mata Kedua Badan Pengintaian Nasional Amerika Serikat Diluncurkan

Pada  Jumat (28 Juni), perusahaan eksplorasi luar angkasa Amerika, SpaceX, berhasil meluncurkan batch kedua satelit mata-mata Amerika Serikat. Sementara itu, NASA juga mengumumkan bahwa dua astronot yang tertunda kepulangannya karena kerusakan kapal luar angkasa Boeing berada dalam keadaan aman. 

NTD

Pada Jumat, perusahaan eksplorasi luar angkasa Amerika, SpaceX, dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, berhasil meluncurkan roket Falcon 9, kembali membawa satelit mata-mata untuk Biro Pengintaian Nasional Amerika Serikat.

 Ini adalah batch terbaru setelah peluncuran batch pertama bulan lalu. Badan Pengintaian Nasional Amerika Serikat sebelumnya menyatakan bahwa mereka berencana untuk melakukan sekitar 6 peluncuran tahun ini hingga 2028. Tujuannya adalah untuk membangun sistem besar di orbit yang dapat dengan cepat mendeteksi hampir semua target di permukaan bumi.

Sementara itu, pada Jumat, NASA menyatakan bahwa dua astronot yang tertunda kepulangannya ke bumi berada dalam keadaan aman di stasiun luar angkasa.

 Manajer program awak komersial NASA, Steve Stich, mengatakan: “Saya ingin memperjelas bahwa Butch (Wilmore) dan Suni (Williams) tidak terjebak di luar angkasa. Kami berencana untuk terus menggunakan Starliner untuk mengembalikan mereka, dan mengirim mereka kembali ke rumah pada waktu yang tepat. Sebelum kepulangan akhir, masih ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi mereka aman di stasiun luar angkasa dan kapal luar angkasa mereka berfungsi dengan baik.”

 Kapal luar angkasa Boeing, Starliner, setelah mengalami penundaan selama bertahun-tahun, akhirnya berhasil diluncurkan pada  5 Juni di Florida, membawa dua astronaut Amerika ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

 Kedua astronaut tersebut awalnya dijadwalkan kembali ke bumi pada 14 Juni, tetapi karena masalah dengan sistem propulsi kapal luar angkasa, waktu kepulangan mereka beberapa kali ditunda.