116 Orang Tewas Terinjak-injak di Acara Keagamaan Hindu di India

Reuters

Sebanyak 116 orang kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, tewas dalam desak-desakan di sebuah acara keagamaan Hindu di India utara pada  Selasa 2 Juli. Hal demikian disampaikan oleh pihak berwenang dalam salah satu tragedi terburuk di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.

Insiden tersebut terjadi di sebuah desa di distrik Hathras di Uttar Pradesh, sekitar 200 km tenggara ibukota negara, New Delhi, di mana pihak berwenang mengatakan bahwa ribuan orang berkumpul di tengah cuaca panas pada sore hari.

Desak-desakan terjadi ketika kerumunan orang mulai merangsek ke arah panggung setelah acara untuk menyentuh pengkhotbah yang turun, kata Yogi Adityanath, kepala menteri Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India.

Meskipun penyebabnya belum pasti, administrator distrik Hathras, Ashish Kumar, menyatakan bahwa hal ini mungkin terjadi “karena kepadatan yang berlebihan pada saat orang-orang mencoba untuk meninggalkan tempat tersebut”.

Seorang pejabat senior negara bagian lainnya, Chaitra V., mengatakan kepada penyiar India Today bahwa orang-orang mungkin telah kehilangan pijakan mereka ketika mereka mencari air di tengah cuaca yang panas.

“Ada lumpur basah di satu tempat di mana orang-orang mungkin terpeleset. Juga karena panasnya cuaca, orang-orang mungkin menuju ke tempat di mana air disimpan dan hal ini juga dapat menyebabkan insiden ini,” katanya, menambahkan bahwa 18 orang terluka dan dirawat di rumah sakit.

Polisi mengatakan bahwa mereka telah melakukan investigasi dan berjanji akan menindak siapa pun yang terbukti bertanggung jawab, dan menambahkan bahwa jumlah orang yang hadir mungkin lebih banyak dari yang diizinkan.

“Kelalaian pihak berwenang juga akan diselidiki dan tindakan akan diambil berdasarkan laporan yang akan tersedia dalam waktu 24 jam,” ujar kepala polisi negara bagian Prashant Kumar.

Klip video yang direkam oleh kantor berita ANI, di mana Reuters memiliki saham minoritas, menunjukkan mayat-mayat yang ditumpuk di bagian belakang truk dan diletakkan di dalam kendaraan.

Dompet dan tas yang tertutup debu, ditumpuk di tempat tersebut, dengan orang-orang yang duduk  memilah-milahnya untuk mengidentifikasi barang-barang mereka. Telepon genggam juga ditumpuk bersama, menunggu untuk diambil oleh pemiliknya.

Sebuah video di media sosial menunjukkan kerumunan orang memadati area tenda, berdiri dan mendengarkan lagu-lagu rohani sambil melambaikan tangan ke arah pemuka agama yang duduk di atas panggung.

Video tersebut juga menunjukkan beberapa wanita berpegangan pada tiang-tiang bambu yang menopang kanopi untuk mendapatkan pemandangan yang lebih baik di atas kerumunan massa.

Kantor berita Reuters tidak dapat segera memverifikasi gambar-gambar yang beredar di media sosial.

“Pasti ada sekitar 50.000 orang … di gerbang di jalan raya, beberapa orang pergi ke kiri dan beberapa orang pergi ke kanan, desak-desakan disebabkan oleh kebingungan tersebut,” Suresh Chandra, seorang saksi mata yang berada di pertemuan tersebut, mengatakan kepada media lokal.

Seema, seorang wanita yang melakukan perjalanan dari sebuah kota yang berjarak hampir 60 km jauhnya untuk menghadiri acara tersebut, mengatakan bahwa ia sedang meninggalkan tempat tersebut ketika insiden terjadi. Ia ditemani oleh tiga orang kerabatnya, dua di antaranya tewas.

Desak-desakan dan kecelakaan lain yang melibatkan kerumunan orang banyak di pertemuan keagamaan dan tempat ziarah kerap terjadi di masa lalu dan sering kali disalahkan dengan manajemen kerumunan yang buruk.

Sebuah insiden di India tengah pada  2013 menewaskan 115 orang, sementara hampir 250 orang tewas pada  2008 dan lebih dari 340 orang tewas saat ziarah tahunan di negara bagian barat Maharashtra pada 2005, menurut laporan media setempat.

Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan bahwa pemerintah federal membantu negara bagian ini dan mengumumkan sebuah kompensasi sebesar 200,000 rupee  untuk keluarga korban tewas dan 50,000 rupee untuk mereka yang terluka. (asr)