Jaringan Makanan dan Minuman dari Daratan Tiongkok Berjuang di Pasar Hong Kong

Beberapa toko terpaksa tutup dalam waktu setahun, di mana para analis menyalahkan margin keuntungan yang ketat di sektor ini, ditambah dengan kejenuhan pasar

 Leo Cheung – The Epoch Times

Dengan adanya pencabutan pembatasan COVID, banyak rantai makanan dan minuman bermerek dari daratan Tiongkok memasuki pasar Hong Kong, yang membuka toko di distrik-distrik yang sibuk. Namun, banyak dari merek-merek ini  kesulitan mempertahankan popularitas bisnisnya, di mana beberapa toko tutup dalam setahun pembukaan, termasuk “LMM Hand Crashed Lemon Tea,” “Radish Southward,” dan “GuluGulu.”

Para analis mengaitkan penutupan toko-toko ini dengan margin keuntungan yang ketat di sektor industri makanan dan minuman serta adanya kejenuhan pasar, sehingga menyulitkan merek-merek ini untuk diserap dengan cepat.

Data keseluruhan menunjukkan bahwa sejak pertengahan tahun 2023, setidaknya ada 42 merek katering daratan Tiongkok  mulai beroperasi di Hong Kong, mencakup “Tanyu,” “Muwu BBQ,” “Season Coconut Grove,” “Tai Er Suancai & Fish,” dan lainnya, di mana total berjumlah lebih dari 100 toko di lokasi-lokasi utama.

Pengunjung di Jalanan : Mencoba Sekali Sebagai Hal Baru, Tidak Percaya pada Merek Daratan

“Mixue Ice Cream & Tea,” yang akhirnya dibuka di pusat kota Mong Kok pada akhir tahun 2023, awalnya menarik banyak orang mengantri sampai di luar tetapi baru-baru ini telah kehilangan daya tariknya. 

The Epoch Times mewawancarai Ah Jun, salah satu pelanggan “Mixue Ice Cream & Tea” di Mong Kok. Ah Jun mengatakan bahwa minuman yang ada di Mong Kok “lebih murah daripada minuman yang dijual di toko-toko minuman di tempat-tempat lain. Limun yang saya minum harganya hanya HK$ 9 (U$D 1,2), sekitar setengah harga di toko-toko di tempat-tempat lain.” Menurutnya bahwa rasanya “kurang lebih sama dengan toko-toko di tempat-tempat lain, dan enak saja.” Ia mengaitkan peningkatan jumlah toko lemon karena rasa ingin tahu masyarakat Hong Kong. “Orang Hong Kong suka mencoba hal-hal baru,” katanya

Ah Jun mengatakan, ia juga pernah mencoba merek makanan  daratan, seperti ikan dengan acar dan BBQ di Hong Kong, namun ia mengakui bahwa ia “hanya ingin mencoba sesuatu yang baru, dan sekali coba saja sudah cukup.” Ia yakin banyak merek daratan yang gagal karena penduduk setempat tidak terbiasa dengan citarasanya.

 Kan, yang bekerja di industri perbankan, menunjukkan bahwa sementara Hong Kong menawarkan lingkungan bisnis yang bebas, pasar pada akhirnya memutuskan merek mana yang bertahan. Ia menyatakan keengganannya untuk berlangganan merek-merek daratan, mengutip kekhawatiran atas kualitas bahan-bahan meskipun harganya murah. Ia meragukan bahwa harga yang murah seperti itu masih mampu berkelanjutan mengingat harga sewa dan biaya tenaga kerja yang tinggi di Hong Kong, menunjukkan kemungkinan kompromi dalam kualitas bahan. Mungkin ada “manipulasi bahan-bahan mentah dengan satu atau lain cara. 

Ratusan Perusahaan di Daratan Berbondong-bondong ke Hong Kong, Banyak di antaranya yang ‘Bangkrut’

“LMM Hand Crashed Lemon Tea,” sebuah perusahaan dengan lebih dari 50 outlet di  daratan, datang ke Hong Kong pada  Juni 2023, membuka beberapa toko di lokasi yang berbeda. Salah satunya, di Gedung Hang Lung sepanjang Jalan Nathan di Mong Kok, yang disewa dengan harga HK$70.000 (sekitar U$D 9.000) per bulan untuk  luas lantai sekitar 300 kaki persegi (27,89 meter persegi). Sewa toko di lantai dasar gedung ini semula dijadwalkan sampai hingga  April 2025, namun sejak  Januari tahun ini (2024), toko itu telah kosong dengan harga sewa baru sebesar HK$50.000 (U$D 6.400) untuk mencari penyewa baru. Sampai saat ini toko tersebut belum dibuka kembali, hanya terpampang beberapa iklan poster agen real estate di pintu toko itu yang mencari penyewa baru.

Selain itu, merek masakan Hunan “Radish Southward” mulai menyewa lantai dasar Dundas Plaza, yang luasnya lebih dari 158 meter persegi, seharga HK$250.000 (U$D 32.000) per bulan. Sewa itu seharusnya berlangsung sampai bulan Desember 2026, namun hanya dalam beberapa bulan, toko tersebut kembali dipasarkan, mencari penyewa baru.

Toko makanan ringan Guangzhou “GuluGulu” (Meatball House) memiliki lebih dari 500 toko outlet di Tiongkok. Pada September 2023, “GuluGulu” membuka toko di Jalan Nathan dekat stasiun MTR Yau Ma Tei dengan sewa bulanan sebesar HK$60,000 (U$D 7.700). Namun, toko tersebut tersedia untuk disewakan kembali pada akhir  April, dan setiap calon penyewa baru akan mendapat manfaat tambahan dari pengambilan kepemilikan atas semua pakaian yang ditinggalkan oleh pemilik sebelumnya.

Selain itu, “XitaLaoTaiTai,” jaringan restoran barbekyu dengan lebih dari 400 gerai di Tiongkok, memiliki toko di New Mandarin Center di Tsim Sha Tsui East, yang disewakan per bulan sebesar HK$300.000 (U$D 38.400). Toko tersebut buka pada  April 2023, namun baru-baru ini dilaporkan bahwa pemilik toko itu telah menunggak uang sewa selama beberapa bulan. Toko itu telah disewakan lagi, tetapi restoran barbekyu akan tetap buka sampai ada penyewa baru.

Komentator: Sulit untuk Menjelaskan Mengapa Penduduk  Daratan Tiongkok Melakukan Hal-Hal yang Kacau

Law Ka-chung, komentator makroekonomi dan pasar global, mengatakan di salah satu program YouTube Epoch Times yang menampilkan merek-merek daratan Tiongkok  ini mungkin tidak memiliki pemahaman menyeluruh mengenai pasar Hong Kong, khususnya ketika citarasanya berbeda dari citarasa orang-orang Hong Kong. Ia juga mengamati bahwa para penduduk daratan cenderung melakukan hal-hal “yang kacau,” yang menurutnya sulit untuk dipahami.

Law Ka-chung, menunjukkan bahwa berbagai perusahaan  daratan biasanya memulai dengan heboh, “membuka 20 atau 30 toko sekaligus,” yang akan membawa masalah-masalah besar dalam pengelolaan pengeluaran. Ia mengatakan meskipun harga sewa di Hong Kong telah turun sepertiga dari harga tertingginya, harga sewa tersebut masih lebih mahal dibandingkan dengan harga sewa di daratan. Selain itu, pasar mungkin tidak mampu menampung semuanya. 

Sektor Ritel Lebih Buruk Dibanding Saat Pandemi, Sektor Kuliner Masih Belum Pulih Kembali Seperti Pada Kondisi Sebelum Pandemi

Pemulihan Hong Kong setelah pandemi berjalan lambat, begitu juga dengan situasi penjualan ritel yang bahkan menjadi lebih buruk. Menurut Departemen Sensus dan Statistik, total nilai penjualan ritel sementara di  April adalah HK$29.576 miliar (U$D 3,8 miliar), turun 14,7 persen tahun-ke-tahun. Itu adalah penurunan tahun-ke-tahun yang terbesar sejak bulan Juli 2020 selama pandemi. Dibandingkan dengan angka di  April, bahkan lebih buruk dibandingkan April 2022 saat pandemi.

Adapun pendapatan restoran mencapai HK$9,342 miliar (U$D 1,196 miliar) pada Maret 2024, sedikit lebih rendah dibandingkan HK$9,361 miliar (U$D 1,198 miliar) yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu, namun masih lebih rendah dibandingkan HK$9.194 miliar hingga 10,589 miliar (U$D 1,177 hingga 1,356 miliar) pada periode yang sama dari tahun 2017 hingga 2019 sebelum pandemi.

Meskipun laju pemulihan Hong Kong masih lemah, pemerintah daerah masih tetap mendorong berbagai perusahaan Tiongkok  membuka usaha di Hong Kong.

Pada  November 2023, Invest Hong Kong berangkat ke Kota Nantong di Provinsi Jiangsu untuk bersama-sama menyelenggarakan seminar dengan Pemerintah Provinsi Jiangsu untuk mendorong perusahaan di Provinsi Jiangsu untuk “go global” dan berekspansi ke pasar-pasar luar negeri. Hadir pula Li Xuelin, Ketua Jiangsu Hefu Catering Management Co. Ltd. yang berbagi pengalamannya pergi ke Hongkong untuk memperluas bisnis di luar negeri. Menurut catatan, “Mie Hefu” miliknya memiliki 400 toko di lebih dari 60 kota di Tiongkok Daratan. “Mie Hefu” juga dibuka di Causeway Bay pada Februari tahun ini (2024).

Pada  April tahun ini, Invest Hong Kong pergi ke Chengdu di Sichuan dan, bersama dengan Departemen Perdagangan Provinsi Sichuan, mengadakan pertemuan pertukaran berjudul “Hong Kong – Platform Anda untuk Menjadi Global” untuk membantu perusahaan Makanan dan Minuman Sichuan “Go Global.” Hal itu untuk mempromosikan berbagaipeluang investasi dan pengembangan di industri katering Hong Kong dan mendorong perusahaan katering Sichuan untuk memanfaatkan peluang dan meningkatkan merek-mereknya melalui reputasi internasional Hong Kong sebagai platform untuk memasuki pasar luar negeri. (vv)