Danau Dongting Masih Kritis, Shandong, Tiongkok Kembali Dilanda Banjir Hingga Membanjiri Pedesaan dan Bandara

Tang Rui dan Xiong Bin – NTD

Bencana di Tiongkok terus berlanjut. Bendungan di Danau Dongting jebol, situasinya masih kritis, dan pihak berwenang berusaha keras untuk menutup-nutupi informasi. Pada  7 Juli, berbagai wilayah di Shandong kembali mengalami banjir. Bendungan di Linyi membuka pintu air, menyebabkan desa-desa dan bandara terendam, dengan jumlah korban yang tidak diketahui. 

Seorang Videografer berkata: “Jangan datang ke sini, air di sana sudah mencapai ketiak (dada) saya.”

Provinsi Shandong dilanda hujan lebat selama beberapa hari berturut-turut,  banyak tempat terendam banjir. Curah hujan di Jinan setara dengan volume air sekitar 700 Danau Daming.

Pada 7 Juli, video online menunjukkan bahwa beberapa pintu air dan bendungan di Linyi melepaskan banjir, mengakibatkan bak hamparan lautan yang  luas di Kota Linyi. Tidak hanya jalanan yang terendam banjir, mobil-mobil juga terjebak. Bahkan, bandara juga ikut terendam banjir.  Untuk mencapai ke lokasi aula bandara, warga  hanya bisa menempuhnya dengan berenang. 

Videografer: “Kita tinggal berenang ke bandara, berenang ke sana, ya Tuhan!”

Banjir di Kabupaten Sishui, Jining, bahkan lebih parah, ditambah dengan jebolnya bendungan setempat, desa-desa terendam banjir dan banyak kendaraan hanyut. Pihak berwenang hanya menyebutkan 2.400 orang  dievakuasi, namun masyarakat melaporkan ada beberapa orang yang hanyut akibat banjir. Jumlah sebenarnya korban jiwa tidak diketahui.

Host livestreaming daratan Tiongkok  Luo Ye Zhiqiu berkata: “Sesuatu telah terjadi, jadi saya tidak akan mengatakan lebih banyak di sini.”

Pada saat yang sama, bahaya jebolnya Danau Dongting di Hunan masih tetap serius. Garis pertahanan kedua di Danau Dongting juga mengalami retak.

Orang-orang mengungkapkan bahwa setelah garis pertahanan pertama jebol, seluruh Kotapraja Tuanzhou di Kabupaten Huarong, Kota Yueyang terendam banjir, menyebabkan kerusakan parah. Pihak berwenang gagal memberikan bantuan bencana, tetapi berusaha semaksimal mungkin untuk memblokir berita tersebut.

Perekam video: “Ini tidak mudah bagi para petani. Mereka sangat membutuhkan kebutuhan sehari-hari.”

Warga Kota Yueyang, Mr Wu (identitas disamarkan): “Begitu bendungan jebol, sudah tidak bisa diatasi lagi, terjebak di atas gedung berbahaya. Berapa banyak orang yang tewas belum jelas, belum ada data, mungkin banyak.” 

Jebolnya bendungan di Danau Dongting kali ini, para korban menyalahkan pihak berwenang yang menggunakan pasir untuk menutup bendungan membuat situasi semakin buruk, akhirnya rakyat yang menderita.

 Warga Kota Yueyang, Xulin (identitas disamarkan): “Tidak ada pasir, tidak ada karung untuk mengisinya, bagaimana mungkin bisa menutup bendungan? Awalnya lebar beberapa meter bisa ditutup, tetapi karena tindakan yang tidak efektif, rakyat yang menderita.” 

Pembawa acara “Foresight Review” Tang Jingyuan berkata: “Kami sebelumnya sudah mengatakan bahwa setiap kali terjadi bencana besar di Tiongkok di bawah rezim Partai Komunis Tiongkok, biasanya tiga puluh persen adalah bencana alam, tujuh puluh persen adalah bencana akibat manusia. Jebolnya bendungan di Huarong kali ini adalah contoh yang sama. Singkatnya, mereka gagal menutup air, tetapi berhasil menutup mulut, begitulah situasinya.” (Hui)