Kembali Terjadi 2 Orang Turis Tiongkok “Menghilang” dari Rombongan Wisata 

 oleh He Yating

Dalam dua tahun terakhir, tidak hanya jumlah penyelundupan orang Tiongkok melintasi perbatasan Meksiko – AS yang meningkat secara dramatis, tetapi juga insiden turis mengambil kesempatan untuk melarikan diri dari rombongan wisata saat bepergian ke luar negeri kembali terjadi. 

Baru-baru ini, dua warga negara Tiongkok melarikan diri dari rombongan tur ke Australia yang memicu diskusi beberapa orang netizen di Tiongkok. Bahkan ada yang mengungkapkan bahwa pernah terjadi 20 lebih turis dalam satu rombongan wisata ke luar negeri yang “menghilang” bersama, membuat pembawa rombongan panik untuk mencari mereka.

Beberapa hari  lalu, seorang netizen Tiongkok memposting di platform sosial online “Buku Merah Kecil” dan mengungkapkan bahwa agen perjalanan tempat dirinya bekerja menerima laporan atas “menghilangnya” 2 orang turis dari rombongan tur ke Australia.

Netizen ini juga membeberkan pemberitahuan internal terkait dari sebuah agen perjalanan di Shenzhen. Dalam pemberitahuan tersebut, pihak biro perjalanan memperingatkan stafnya bahwa jika terjadi turis melarikan diri dari rombongan, pihak biro perjalanan akan terkena sanksi. Meski tidak mudah untuk menarik wisatawan, namun pihak agen perjalanan tidak diperkenankan untuk melalaikan pemeriksaan terhadap informasi terkait calon turis yang ingin bergabung, selain itu standar pemeriksaannya perlu ditingkatkan guna memastikan bahwa informasi turis bersangkutan adalah asli.

Tak lama setelah postingan ini dipublikasikan, banyak netizen yang berkomentar. Banyak netizen yang teringat mengenai kejadian turis lain yang kabur dari rombongan wisata ke luar negeri menyampaikan komentar mereka. Diantaranya, salah satu netizen menulis : “Hanya ada 2 orang, tidak banyak. Beberapa waktu lalu, malahan lebih dari 20 orang turis yang melarikan diri dari rombongan, membuat pimpinan perjalanan panik untuk mencari mereka”. Ada netizen bercanda menulis : “Cari saja lewat kepala geng penyelundupan”. “Beberapa orang turis juga kabur dari rombongan saat berwisata di Pulau Jeju, Korea Selatan”.

Dalam hal ini, media mandiri “Florida Youliao” berkomentar : “‘Ketika sayap mimpi terbelenggu oleh kenyataan, beberapa orang akan memilih cara kabur yang paling ekstrem’. Komentar ini mungkin yang paling tepat untuk menjelaskan insiden turis warga Tiongkok yang ‘menghilang’ dari rombongan wisata ke Australia baru-baru ini.” 

Postingan tersebut menyatakan bahwa begitu hal ini terjadi pada agen perjalanan, maka agen selain akan menghadapi denda uang juga kesulitan dalam mengajukan visa bagi pelanggannya.

 “Agen perjalanan akan terkena blacklist oleh kedutaan kalau turis dalam rombongannya banyak yang ‘menghilang’, bahkan membuat agen perjalanan semakin sulit untuk menghasilkan uang,” tulisnya.

Karena insiden turis melarikan diri sering terjadi, agen perjalanan Tiongkok terpaksa menggunakan cara penempatan uang jaminan yang jumlahnya lebih besar. Menurut netizen Tiongkok, beberapa agen perjalanan mengenakan deposit hingga RMB.200.000,- per orang. Beberapa netizen yang sebelumnya bekerja di agen perjalanan mengatakan, bahwa untuk mencegah pelarian, agen perjalanan mereka mengharuskan tamu yang pergi ke Eropa, Amerika Serikat, dan Australia untuk membayar uang deposit per orang RMB.50.000,-.

Di sisi lain, karena seringnya turis melarikan diri dari rombongan tur, tingkat penolakan visa turis Australia juga meningkat akhir-akhir ini, sehingga membuat agen perjalanan berada dalam situasi yang lebih sulit. Ada banyak orang di komunitas online yang mengaku mendapat penolakan dari kedutaan saat mengajukan visa. 

Ada netizen mengeluh : “Tingkat penolakan visa Australia sangat tinggi tahun ini”. “Inilah alasannya mengapa negara yang memberikan bebas visa bagi Tiongkok kian lama kian sedikit”.

Menurut informasi publik, pada  Juni 2023, tingkat penolakan permohonan visa turis Australia bagi warga negara Tiongkok mencapai 22,8%. Pengacara imigrasi menyebutkan bahwa selama timbul sedikit saja keraguan dari para petugas Kantor Imigrasi terhadap pemohon visa warga negara Tiongkok, maka mereka akan langsung menolak pemberian visa. (sin)