Kisah J.D. Vance yang Menjadi Wakil Trump : Dari Anak Miskin Hingga Investor Sukses

oleh Lin Nan

Konvensi Nasional Partai Republik 2024 diadakan di Milwaukee, Wisconsin dari 15 hingga 18 Juli 2024. Pada hari pertama Konvensi Nasional Partai Republik (15 Juli), mantan Presiden Donald Trump secara resmi mengumumkan Senator Ohio James David Vance (J.D. Vance) sebagai pasangannya dalam persaingan dalam Pemilu 2024 dengan Partai Demokrat.

Pada Sabtu, Trump mengalami upaya pembunuhan di rapat umum di Butler, Pennsylvania. Vance yang berusia 39 tahun dianggap oleh dunia luar sebagai orang yang paling konsisten secara ideologis dengan Trump.

Hanya beberapa jam setelah Trump menunjuk Vance sebagai calon wakil presiden untuk pemilu tahun 2024, mantan calon presiden dari Partai Republik Vivek Ramaswamy menyatakan dukungannya terhadap keputusan Trump tersebut.

Vivek Ramaswamy mengatakan kepada “News Nation” di Konvensi Nasional Partai Republik : “Dia (Vance) tidak hanya benar-benar mewujudkan Impian Amerika, tetapi dia juga benar-benar peduli dalam melayani masyarakat… Dia adalah salah satu dari sedikit orang yang mencapai Impian Amerika dengan alasan yang benar.”

Ramaswamy dan Vance adalah alumni Yale Law School. Keduanya pernah bersama pergi menonton pertandingan sepak bola Cincinnati Bengals ketika masih kuliah. Ramaswamy mengatakan bahwa dirinya melihat tentang sikap tegas tentang masalah-masalah politik yang ada dalam diri Vance. “Saya sudah mengenal dirinya selama lebih dari satu dekade”. “Alasan mengapa dia terlibat, adalah karena kepeduliannya yang mendalam terhadap masa depan bangsa dan negara Amerika Serikat. Ucapannya bukan untuk pamer”.

Pada hari pertama Konvensi Nasional Partai Republik AS (15 Juli), Senator Ohio J.D. Vance diangkat oleh Trump sebagai pasangannya dalam Pemilu 2024. (Foto Epoch Times)

Menghabiskan masa kecilnya dalam kemiskinan

Vance menggambarkan tragedi dan kelahiran kembali satu keluarga kulit putih Amerika Serikat dalam buku memoar terlarisnya tahun 2016 “Hillbilly Elegy”. Dalam memoar tersebut ia menggambarkan bahwa masa kecilnya dilewati dalam kemiskinan. Ibunda Vance terus bergulat untuk melawan kecanduan narkoba, sehingga dia terpaksa menghabiskan tahun-tahun pertumbuhannya bersama neneknya yang dia panggil Oma.

Vance mengatakan di situs kampanyenya bahwa dia berasal dari Middletown, Ohio, sebuah kota manufaktur Amerika yang dulunya makmur di mana warga Ohio dapat menjalani kehidupan kelas menengah dengan mengandalkan tunggal penghasilan. Namun seiring berjalannya waktu, dia menyaksikan penurunan pertumbuhan. Lapangan kerja dan peluang ekonomi perlahan-lahan menghilang, dan anggota keluarga, teman, dan tetangga yang satu per satu menghilang.

Ia mengatakan, faktor keresahan sering terlihat di rumah dan di sekolah. Ayahanda Vance telah meninggalkan rumah ketika Vance masih kecil sekali. Ibunya terus berjuang melawan kecanduan narkoba sepanjang hidupnya. Neneknya, yang dipanggil Oma oleh Vance adalah pendukung dan satu-satunya orang dekat yang diandalkan. Cinta dan disiplinnya yang kuat membuat Vance tetap berada di jalan yang lurus dan menjaga integritas.

Oma mendidik Vance untuk terus berpijak pada iman dan pentingnya keluarga, serta terus berjuang untuk menggapai kehidupan yang lebih baik.

Vance kemudian masuk marinir untuk mengabdi kepada Amerika Serikat dan berpartisipasi dalam Perang Irak. Dia lulus dari Ohio State University menerima gelar sarjana hukum dari Yale Law School, dan menjadi investor sukses di Silicon Valley. Buku terlarisnya “Hillbilly Elegy” diadaptasi menjadi film di Netflix.

Menyusul kesuksesan bukunya, Vance menjadi komentator terkemuka di media yang dengan gigih membela kelas pekerja Amerika Serikat. Dia mengatakan bahwa dirinya telah melihat terlalu banyak nyawa dan keluarga yang hancur karena kehilangan pekerjaan, kecanduan narkoba dan ketidakstabilan ekonomi.

Pada tahun 2017, Vance pindah kembali ke Ohio untuk memulai bisnis di Cincinnati yang berfokus pada perusahaan berkembang yang menciptakan lapangan kerja bergaji tinggi. Vance mengatakan pengalaman bisnisnya menunjukkan kepadanya bahwa banyak perusahaan AS berjuang menghadapi persaingan tidak sehat dari Tiongkok dan bahwa pemerintah AS cenderung memberi penghargaan kepada perusahaan teknologi multinasional ketimbang bisnis kecil di Ohio.

Istri Vance, Usha Chilukuri Vance, juga seorang pengacara yang kelahiran San Diego, California, orang tuanya adalah imigran India. Keduanya bertemu di Universitas Yale dan menikah serta memiliki 3 orang anak.

Masuki dunia politik dan miliki pemikiran yang serupa dengan Trump

Pada 22 Februari 2023, Senator AS J.D. Vance menyaksikan mantan Presiden AS Trump yang menyampaikan pidato di stasiun pemadam kebakaran di Ohio. (Rebecca Droke/AFP)

Vance meluncurkan kampanye politik pertamanya untuk Senat AS di Ohio pada tahun 2021 dan memenangkan nominasi Partai Republik setelah menerima dukungan Trump. Padahal Vance tidak punya pengalaman politik sebelumnya.

Vance terpilih menjadi anggota Senat AS pada tahun 2022.

Pada 31 Januari 2023, Vance mendukung mantan Presiden Trump dalam pemilihan pendahuluan presiden Partai Republik tahun 2024. Kemudian dia menjadi pendukung setia Trump.

Dari segi kebijakan, Vance mendukung pengenaan tarif perdagangan dan menentang intervensi AS dalam konflik luar negeri, khususnya perang antara Rusia dan Ukraina. Dia juga secara terbuka menentang kemungkinan pemotongan terhadap Jaminan Sosial.

Selama kampanye Senat tahun 2021, Vance secara konsisten menyatakan penolakannya terhadap ketergantungan Amerika Serikat pada industri Tiongkok dan meminta pemerintah AS untuk mendukung kembalinya lapangan pekerjaan di sektor manufaktur. Dia mendukung “CHIP dan Science Act” yang dihasilkan bipartisan. Undang-undang tersebut memberikan subsidi miliaran dolar untuk manufaktur semikonduktor.

Vance dianggap bersikap konservatif. Dalam laporan tahun 2022 di “The Daily Telegraph”, Vance mengatakan : “Sebagai seorang senator, saya akan bekerja dengan siapa pun untuk memastikan kita menghentikan upaya komunis Tiongkok membeli lahan pertanian di Amerika Serikat”. “Ketika penduduk Ohio menghadapi harga pangan yang semakin tinggi, Tiongkok yang komunis secara agresif membeli sebagian besar lahan pertanian kita”.

Menurut laporan tersebut, investor Tiongkok membeli lahan AS senilai USD.6,1 miliar pada tahun 2021, dan pada akhir tahun 2020, investor Tiongkok menguasai 352.140 hektar lahan pertanian AS.

Vance telah memperkenalkan rancangan undang-undang di Senat yang akan membatasi akses pemerintah Tiongkok ke pasar modal dan bursa AS, alasannya adalah komunis Tiongkok sudah lama melakukan manipulasi mata uang dan menolak membayar bunga kepada AS sebagai pemegang obligasi.

Perwakilan Andy Ogles dari Tennessee yang memperkenalkan kepada DPR-AS rancangan undang-undang pendukung terkait Partai Komunis Tiongkok yang tidak mematuhi undang-undang keuangan, perdagangan, dan komersial internasional, mengatakan : “Saya merasa terhormat bisa bekerja sama dengan Senator J.D. Vance dalam langkah penting ini untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok”.

Menarik suara kerah biru di negara bagian mengambang (swing state)

Vance sering menyebut besi berkarat (Rust Belt) selama kampanye dan mendukung inisiatif pemulihan manufaktur AS (Manufacturing Reshoring Initiative) yang diusung Trump. “Rust Belt” mengacu pada wilayah timur laut, barat dan tengah Amerika Serikat, termasuk Wisconsin, Michigan, Pennsylvania, Ohio, Illinois, dan lain-lain. Sejak pertengahan abad ke-20, dengan menurunnya industri batu bara dan baja, sejumlah besar pabrik di sana telah ditutup, pekerja kehilangan lapangan, tingkat kejahatan meningkat, populasi menurun, kota kehilangan daya tariknya, kemakmuran tidak lagi bisa dirasakan. Seakan besi yang penuh dengan karat.

Masyarakat kelas pekerja merupakan tulang punggung negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama seperti Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania. Keunggulan Vance yang berasal dari Ohio diharapkan mempu membantu Partai Republik untuk memenangkan pemilu di beberapa negara bagian yang masih mengambang (swing state) yang menjadi medan pertempuran utama.

“Saya kagum dengan karirnya”, ujar Alex Triantafilou, ketua Partai Republik Negara Bagian Ohio yang berasal dari barat daya Ohio. “Ini adalah hal yang hebat bagi Partai Republik. Ini adalah hal yang hebat bagi Negara Bagian Ohio”.

Setelah pertemuan sarapan pagi dengan delegasi Partai Republik pada Senin pagi, Jaksa Agung Ohio Dave Yost mengatakan bahwa memilih Vance sebagai cawapres Trump akan menguntungkan negara bagian tersebut.

“Saya pikir dia ulet dan tangguh”, kata Mr. Yost. “Ini adalah pemimpin yang tak kenal takut. Saya suka latar belakangnya. Secara harfiah dia tidak punya apa-apa di pegunungan Kentucky, dan dia dibesarkan di Middletown ⋯⋯ Saya pikir sangat berguna bagi seorang pemimpin yang memiliki pengalaman yang dimiliki kebanyakan orang Amerika Serikat ⋯⋯Dia bersekolah di sekolah Ivy League, tetapi dia tidak dilahirkan dalam keluarga kaya.”

Pada 15 Juli, beberapa jam setelah mantan Presiden Donald Trump menunjuk Senator Ohio J.D. Vance sebagai pasangannya dalam Pemilu tahun 2024, mantan calon presiden dari Partai Republik Vivek Ramaswamy (kanan) menyatakan dukungannya terhadap keputusan Trump ini. (Li Juan/The Epoch Times)

Kaos Trump – Vance pada “Titik Balik: Konvensi Rakyat” yang diadakan di Huntington Square Convention Center di Detroit, Michigan pada 15 Juni 2024. (Jeff Kowalsky/AFP/Getty Images)