Penelitian Mengungkapkan Bahwa Kita Dapat Mencegah 50% Kematian Akibat Kanker dengan Perubahan Gaya Hidup Ini

EtIndonesia. Kanker merupakan sekelompok besar penyakit yang ditandai dengan tumbuhnya sel abnormal di dalam tubuh, sel abnormal ini dapat tumbuh dan menyerang bagian tubuh manapun. Kanker sendiri merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia setelah stroke dan serangan jantung.

Prevalensi tumor/kanker di Indonesia sendiri menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018 (Riskesdas). Sedangkan data dari Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) menyebutkan, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dengan total kasus kematian sebesar 234.511.

Meskipun tidak semua kanker disebabkan oleh gaya hidup seseorang, sebuah studi baru menemukan bahwa ada beberapa perubahan penting yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mencegah hampir separuh kematian terkait kanker.

Studi yang dilakukan oleh American Cancer Society (ACS) mengamati data tahun 2019 mengenai 30 jenis kanker berbeda dan 18 faktor risiko.

Beberapa faktor ini dikaitkan dengan lebih dari 700.000 kasus kanker baru dan lebih dari 262.000 kematian di kalangan orang dewasa berusia 30 tahun ke atas, menurut laporan ABC News.

Berikut adalah beberapa faktor risiko utama yang diidentifikasi dalam penelitian ini…

Merokok

Risiko kanker ditemukan meningkat pada mereka yang saat ini merokok dan pernah merokok sebelumnya. Selain itu, mereka yang menjadi perokok pasif juga berisiko, menurut temuan ACS.

Mendukung hal ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa hampir sembilan dari 10 kematian akibat kanker paru-paru disebabkan oleh merokok atau paparan asap rokok.

Meskipun penelitian ini menemukan bahwa mantan perokok masih berisiko terkena kanker, perlu dicatat bahwa risiko ini turun sebesar 50 persen dengan berhenti merokok.

Berat badan berlebih

“Berat badan berlebih merupakan penyumbang terbesar ketiga terhadap total kasus kanker pada pria (4,8%; 43.720 kasus) dan kedua pada wanita (10,6%; 92.200),” jelas studi tersebut.

Secara khusus ditemukan bahwa kelebihan berat badan berkontribusi terhadap lebih dari separuh kanker korpus uteri dan sepertiga kanker kandung empedu.

Konsumsi alkohol

Penggunaan alkohol ditemukan menjadi penyumbang terbesar keempat dari seluruh kasus kanker pada pria dan terbesar ketiga pada wanita.

Beberapa jenis kanker yang terkait dengan konsumsi alkohol termasuk kanker payudara dan kolorektal.

Institut Nasional Penyalahgunaan Alkohol dan Alkoholisme menyarankan agar wanita hanya minum satu minuman beralkohol sehari, sedangkan pria tidak boleh minum lebih dari 2 minuman dalam satu hari.

Faktor makanan

Menurut temuan baru, risiko seseorang terkena kanker meningkat jika mereka mengonsumsi daging merah dan olahan serta tidak mengonsumsi cukup buah dan sayuran, serat makanan, dan kalsium.

Studi tersebut menyatakan: “Konsumsi buah dan sayuran yang rendah dikaitkan dengan 30,7% kanker rongga mulut, faring, esofagus, dan laring, dengan kanker rongga mulut memiliki jumlah kasus terbesar yang disebabkannya.”

Kurangnya olahraga

Kurangnya aktivitas fisik khususnya dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker perut, sementara kanker payudara dan usus besar juga dikaitkan dengan kurang olahraga.

Disarankan agar orang melakukan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik sedang atau 75 menit aktivitas aerobik berat dalam seminggu.

Radiasi ultraviolet dan kurangnya pemeriksaan vital juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena kanker. (yn)

Sumber: unilad