Lebih 30 Orang Siswa Sekolah Menengah Korea Utara Dieksekusi di Depan Umum Karena Menonton Drama Korea Selatan

oleh Chen Juncun

Dalam balon propaganda yang diterbangkan ke Korea Utara oleh kelompok pembelot Korea Utara dari wilayah Korea Selatan terdapat USB flash drive yang berisi drama Korea Selatan. Lebih dari 30 orang siswa sekolah menengah Korea Utara yang menemukan flash drive ini dituduh menonton drama Korea Selatan sehingga dieksekusi di depan umum oleh pihak berwenang.

Media Korea Selatan “JoongAng Ilbo” mengutip laporan dari stasiun TV Korea Utara pada 12 Juli memberitakan, bahwa kelompok pembelot Korea Utara yang berada di Korea Selatan menerbangkan balon propaganda ke Korea Utara bulan lalu, dalam balon tersebut terdapat sejumlah USB flash drive yang berisi drama Korea Selatan. Lebih dari 30 orang siswa sekolah menengah Korea Utara yang menemukan flash drive ini karena dituduh telah menonton drama Korea Selatan sehingga dieksekusi di depan umum pada awal bulan Juli ini.

Korea Utara bulan lalu juga menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup dan hukuman mati kepada lebih dari 30 orang pemuda berusia sekitar 17 tahun karena alasan serupa. Termasuk beberapa penduduk Korea Utara yang memasak dan makan nasi dari beras dalam kantong plastik yang dihanyutkan lewat laut oleh sekelompok pembelot Korea Utara dari Korea Selatan, mereka juga dijatuhi hukuman kerja paksa dalam kamp.

Seorang pria pembelot Korea Utara mengatakan bahwa dirinya menyaksikan dengan mata sendiri eksekusi publik terhadap seorang pemuda berusia 22 tahun pada tahun 2022 hanya karena dia memiliki akses ke 70 lagu dan 3 film Korea Selatan dan menyebarkannya kepada orang lain, katanya dalam persidangan. 

“The Epoch Times” sebelumnya melaporkan bahwa Korea Utara merilis video persidangan publik mengenai dua orang anak laki-laki berusia 16 tahun yang dijatuhi hukuman 12 tahun kerja paksa karena menonton drama Korea Selatan pada awal tahun ini.

“JoongAng Ilbo” melaporkan bahwa ini adalah video pendidikan ideologi yang diproduksi oleh otoritas Korea Utara untuk warga mereka. Video tersebut juga menampilkan seorang wanita Pyongyang yang dilaporkan kepada pihak berwenang hanya karena berpakaian dan bertatanan rambut seperti dalam drama Korea Selatan.

Korea Utara menerapkan hukuman berat berdasarkan “Undang-undang Boikot Ideologi dan Budaya Kaum Reaksioner” yang disahkan pada bulan Desember 2020. Undang-undang ini menetapkan bahwa mereka yang menyebarkan video buatan Korea Selatan akan dihukum mati, dan bagi mereka yang menontonnya dapat dijatuhi hukuman hingga 15 tahun penjara. Siapapun yang menggunakan aksen atau gaya bernyanyi Korea Selatan akan dihukum 2 tahun kerja paksa. Begitu pula buku, lagu, dan foto Korea Selatan juga dilarang beredar.

Contoh Korea Utara yang menghukum keras penduduknya karena bersentuhan dengan budaya atau makanan Korea Selatan dapat dikonfirmasi dari kesaksian para pembelot Korea Utara dalam “Laporan Hak Asasi Manusia Korea Utara 2024” yang diterbitkan oleh Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

Misalnya, Korea Utara menganggap perilaku seperti mengenakan gaun pengantin berwarna putih alih-alih pakaian tradisional Korea Utara, minum anggur dengan gelas merah, dan mengenakan kacamata hitam sebagai tindakan yang “reaksioner”.

Meski ada kemungkinan hukuman berat, tak jarang warga Korea Utara secara sembunyi-sembunyi menonton drama Korea Selatan. Baru-baru ini, seorang wanita pembelot Korea Utara mengungkapkan, bahwa setelah menonton drama Korea Selatan, keinginan untuk mendapatkan kebebasan yang membuat dirinya memiliki tekad melarikan diri dari Korea Utara meskipun harus mempertaruhkan nyawanya.

“The Epoch Times” sebelumnya memberitakan bahwa dalam konferensi pers “Laporan Hak Asasi Manusia Korea Utara 2024” bulan lalu wanita tersebut bersaksi bahwa dia sering menonton drama dan program TV Korea Selatan melalui flash drive yang ia beli dari warga Tiongkok ketika dia berada di Korea Utara. 

Ia menyebutkan bahwa drama TV Korea Selatan yang sangat populer di kalangan anak muda Korea Utara antara lain “Winter Sonata”, “Autumn Fairy Tale”, “Gentleman and Lady”, “Itaewon Class”, “Descendants of the Sun”, “What’s Wrong with Sekretaris Kim” dan “The Heirs”, “Them”, “My Love from the Star”, dan lain-lain.

Dia mengatakan menonton drama TV Korea Selatan memberinya harapan, impian dan kebebasan terhadap dunia luar, karena itu dia bersama ibunya bertekad untuk meninggalkan Korea Utara meskipun harus mempertaruhkan nyawa. Dan berhasil. (sin)