Aneh ! Artikel Khusus Xinhua Terkait Berita “Reformator Xi Jinping” Tiba-Tiba Lenyap

NTD

Pada hari pembukaan Sidang Pleno Ke-3 Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok Ke-20, Kantor Berita Xinhua, media resmi Partai Komunis Tiongkok menerbitkan artikel khusus yang panjang lebar menyanjung Xi Jinping dengan menjulukinya sebagai “sang reformator” bagi Partai Komunis Tiongkok. Namun kemudian artikel tersebut tiba-tiba lenyap dari seluruh jaringan Internet di Tiongkok, kecuali beberapa media Hongkong yang masih memberitakannya.

Sidang Pleno Ke-3 Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok Ke-20 diadakan di Beijing pada 15 Juli. Pada hari itu juga, media corong PKT “Xinhua” menerbitkan artikel panjang berjudul “Xi Jinping, Sang Reformator”. Xi Jinping disanjung sebagai “seorang reformis terkemuka setelah Deng Xiaoping”, dan reformasi di era baru ini disebutnya sebagai “reformasi gaya Xi Jinping” dan seterusnya. Namun, sehari kemudian artikel tersebut tidak lagi dapat ditemukan secara online, alias minta diturunkan dari peredaran oleh pihak berwenang.

Pada 17 Juli, ketika seorang reporter Epoch Times mencari artikel di Baidu, tidak ada jejak yang ditemukan.

(foto dari pencarian Baidu)

Namun jika dicari di Google, selain media asing Radio Free Asia, Radio France, dan “Lianhe Zaobao”, media Hongkong Ta Kung Network dan “Wen Wei Po” artikel masih bisa terlihat, bahkan “Hongkong 01” juga punya laporan yang relevan.

(foto dari pencarian Google)

Cai Shenkun, seorang komentator dan kolumnis independen melalui akunnya di platform sosial “X” menjelaskan : “Artikel yang berbau pelecehan ini muncul saat Sidang Pleno Ke-3. Artikel khusus yang disiapkan dengan cermat oleh Xinhua, ‘Sang Reformator Xi Jinping’ tiba-tiba lenyap dari jaringan Internet tak lama setelah dirilis. Saya pikir artikel ini lebih tentang menceritakan pengakuan dari keberhasilan yang secara alami terjadi sebagai prestasi diri seseorang. Yaitu mengambil semua pencapaian dari reformasi dan keterbukaan yang digarap oleh pemerintahan Deng Xiaoping sebagai prestasi diri Xi, Apa lagi Xi Jinping tidak menyukai kebijakan reformasi dan keterbukaan Deng Xiaoping. Jadi singkatnya, mungkin artikel khusus ini membuat Xi Jinping merasa canggung di dalam partai, jadi minta dihapus sajalah”.

Sebelumnya, setelah Kantor Berita Xinhua menerbitkan artikel khusus ini, komentator berita terkini Li Linyi mengatakan kepada media “The Epoch Times” bahwa predikat sebagai sang reformator yang diberikan kepada Xi itu telah menimbulkan perdebatan, sangat kontroversial karena politik PKT sesungguhnya sedang mengalami kemunduran, mundur ke era Mao Zedong. 

Li Linyi berpendapat bahwa dengan kekuasaan penuh berada dalam genggaman tangan Xi Jinping, ia tidak butuh pemberian gelar atau predikat palsu seperti itu. Ada pun alasan mengapa artikel tersebut sampai muncul adalah karena suara ketidakpuasan terhadap Xi di dalam partai sudah cukup tinggi, dan penguasa sengaja menghilangkannya dengan maksud membungkam mulut masyarakat. Jadi pendekatan ini justru menunjukkan kepada kita bahwa Partai Komunis Tiongkok saat ini berada dalam krisis yang serius. (sin)