Peringatan 25 Tahun Perjuangan Falun Gong Menentang Penganiayaan, Politisi dari Sejumlah Negara Menyatakan Dukungan Hingga Menyerukan Penindasan Segera Diakhiri

20 Juli 2024 menandakan penindasan ilegal Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong terus berlanjut selama 25 tahun. Menjelang “20 Juli”, sejumlah praktisi Falun Gong di berbagai negara termasuk dari Benua Amerika, Eropa dan Asia seperti Jepang, Indonesia dan Perancis menggelar kegiatan menuntut Partai Komunis Tiongkok segera menghentikan penganiayaan. Banyak pejabat menyatakan dukungannya

NTD

Reporter NTD Jepang, melaporkan dari Taman Aizen Osaka bahwa praktisi Falun Gong dari seluruh Jepang mengadakan rapat umum di sana. Mereka bertujuan mengungkap kejahatan PKT dalam menganiaya Falun Gong kepada komunitas internasional dan menyerukan upaya bersama untuk menghentikan penganiayaan ini.

Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Jepang, Yasuhide Nakayama, Shohei Okashit dan anggota Dewan Kota Osaka Yoshinobu Kinoshita menghadiri rapat umum untuk menyampaikan pidato dukungan.

Anggota Dewan Kota Osaka Yoshinobu Kinoshita berkata: “Kegiatan (anti-penganiayaan) seperti itu dapat diadakan di Jepang, dan masyarakat Jepang secara aktif mendukung kita.”

Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat  Shohei Okashit berkata: “Saya harap Anda tetap tegar dan tekun, karena ini adalah kesempatan untuk mengubah lingkungan Anda di Tiongkok. Mohon bekerja keras, saya dengan tulus mendukung Anda.”

Pada 14 dan 15 Juli, praktisi Falun Gong yang tinggal di Jepang mengadakan rapat umum dan parade di Osaka dan Kyoto dengan tema “anti-penganiayaan.” (Epoch Times Jepang)
Pada tanggal 14 dan 15 Juli, praktisi Falun Gong yang tinggal di Jepang mengadakan rapat umum dan parade di Osaka dan Kyoto dengan tema “anti-penganiayaan.” (Epoch Times Jepang)

Praktisi Falun Gong Zhang Yiwen berkata: ‘(Ibu saya) berada di kamp kerja paksa selama tiga tahun tiga bulan, di penjara selama tujuh tahun, dan saya sudah tidak bisa menghitung berapa kali dia ditahan untuk diinterogasi lagi. Saya berharap lebih banyak orang memperhatikan masalah ini, karena Partai Komunis sangat takut orang lain mengetahui perbuatan buruknya.'”

Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Yasuhide Nakayama: “Pihak berwenang Komunis Tiongkok menangkap ibu (Zhang Yiwen) yang tidak bersalah. Ini jelas bukan negara yang diatur oleh supremasi hukum. Hal-hal seperti itu harus dianggap sebagai masalah internasional.”

Mantan anggota DPR Jepang, Yasuhide Nakayama berbicara pada rapat umum sebelum parade (Epoch Times)

Setelah rapat umum, parade yang dipimpin oleh Tian Guo Marching Band melewati Shinsaibashi dan Namba di Osaka untuk menyampaikan fakta kebenaran kepada warga Osaka.

Pada  15 Juli, parade Falun Gong tiba di Prefektur Kyoto, Jepang. Mereka melewati tempat-tempat wisata terkenal seperti Kuil Yasaka dan Sungai Kamogawa di Kyoto. Praktisi Falun Gong membentangkan berbagai spanduk seperti “Falun Dafa Baik” dan “Hentikan Penganiayaan terhadap Falun Gong”. Para pejalan kaki berhenti untuk menonton dan mengambil foto untuk mengabadikan momen tersebut.

Sementara itu, Himpunan Falun Dafa Perancis baru-baru ini menerima surat dari mantan Menteri Pendidikan Perancis,  François Hostalier dan mantan Anggota Parlemen Perancis,  Frédérique Dumas.

Françoise Hostalier dalam suratnya : “Jutaan praktisi Falun Gong ditahan di kamp kerja paksa. Mereka adalah sumber utama pengambilan organ dan perdagangan manusia oleh Partai Komunis Tiongkok. Ini adalah kekejaman yang mengerikan. Parlemen Eropa mengeluarkan pernyataan pada bulan Januari tahun lalu resolusi untuk mengutuk keras penganiayaan ini dan menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang terlibat.”

Frédérique Dumas dalam suratnya: Saya sangat berharap tindakan ini dapat dihentikan secara permanen, keadilan dapat ditegakkan, dan para penjahat dapat dibawa ke pengadilan internasional untuk diadili. Mari kita terus bekerja sama untuk melindungi praktisi Falun Gong di Tiongkok dan menyampaikan suara mereka ke seluruh belahan dunia.

Françoise Hostalier dan Frédérique Dumas (NTD)

Pada acara tersebut, Tang Hanlong, ketua Himpunan Falun Gong, meminta PKT untuk segera menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong dan meminta Presiden Prancis Emanuel Macron untuk menyampaikan permintaan ini kepada PKT.

Sana, seorang warga negara Perancis berkata: “Sejujurnya, dari sudut pandang kemanusiaan, mereka percaya pada nilai-nilai dasar kemanusiaan.”

Warga negara Perancis, Claire: “Tentu saja saya akan mendukung para praktisi ini dan bekerja sama dengan mereka untuk menentang penyiksaan yang keji dan tak terkatakan itu.”

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang mencakup ajaran moral yang berpusat pada prinsip-prinsip Sejati-baik-sabar dan lima perangkat latihan termasuk meditasi.

Setelah diperkenalkan kepada publik di Tiongkok pada  1992, latihan ini semakin populer dan menyebar terutama dari mulut ke mulut. Menurut perkiraan resmi, 70 juta hingga 100 juta orang berlatih Falun Gong pada akhir dekade tersebut. Menganggap popularitas ini sebagai ancaman terhadap kontrol rezim, pemimpin PKT saat itu, Jiang Zemin, pada tahun 1999 memerintahkan kampanye penindasan skala besar untuk membasmi latihan ini.

Penggunaan propaganda, teknik pencucian otak, penangkapan ilegal, penyiksaan, dan bahkan pengambilan organ tubuh dari para tahanan hati nurani ini oleh PKT untuk menekan Falun Gong telah menuai kecaman dari masyarakat internasional.

Penganiayaan masih terus berlanjut hingga saat ini di Tiongkok, namun Falun Gong terus dipraktekkan di seluruh dunia, sekarang di lebih dari 100 negara.

Menurut laporan Minghui, 5.088 praktisi Falun Gong telah dianiaya hingga meninggal dunia sejak tahun 1999. (Hui)