Ursula Von der Leyen Terpilih Kembali sebagai Presiden Komisi Eropa, Menghalangi Ambisi Tiongkok untuk Menginvasi Taiwan

NTD

Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, berhasil terpilih kembali dalam pemilihan. Dia berjanji akan bekerja sama dengan empat negara Indo-Pasifik untuk menghalangi ambisi Tiongkok dalam menginvasi Taiwan.

Pada  Kamis 18 Juli, Ursula von der Leyen, Ketua Komisi Eropa, memenangkan pemilihan tanpa nama di Parlemen Eropa, memperoleh 401 dari 707 suara. Ia dengan mudah mengamankan masa jabatan lima tahun keduanya.

Ketua Parlemen Eropa, Roberta Metsola, menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya kembali von der Leyen. “Dukungan tegas dari anggota Parlemen Eropa membuktikan kepemimpinan yang kuat dan nilai-nilai teguhnya pada saat-saat sulit. Ini adalah keputusan terbaik bagi Eropa,” ujar Metsola.

Von der Leyen mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kepercayaan mayoritas anggota Parlemen Eropa. Dia berjanji akan bekerja tanpa henti untuk membangun Eropa yang kuat. “Kami berusaha mencapai kemakmuran ekonomi, meningkatkan daya saing, mencapai keadilan sosial, karena kami adalah ekonomi pasar sosial. Kami berusaha melindungi rakyat, memperkuat keamanan dan pertahanan,” kata von der Leyen.

Von der Leyen juga menekankan pentingnya demokrasi. “Demokrasi kita diserang dari dalam dan luar, oleh karena itu sangat penting bagi kekuatan demokrasi untuk bersatu mempertahankan demokrasi kita,” tambahnya.

Selain itu, von der Leyen beberapa kali menyebut tantangan dari Tiongkok dalam program kerjanya, termasuk peningkatan pengeluaran pertahanan Tiongkok sebesar 600% dari 2019 hingga 2021, sementara pengeluaran pertahanan Uni Eropa hanya meningkat 20% dalam periode yang sama.

Von der Leyen menyatakan, “Kami akan bekerja sama dengan Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia yang menghadapi tantangan serupa, termasuk upaya bersama untuk menerapkan strategi pemerintahan terpadu guna mencegah Tiongkok mengubah status quo secara sepihak dengan cara militer, terutama dalam isu Taiwan.”

Ini adalah pernyataan von der Leyen yang paling jelas tentang masalah Taiwan hingga saat ini.

Selanjutnya, von der Leyen akan mulai membentuk timnya yang terdiri dari 27 orang, masing-masing negara anggota Uni Eropa akan mencalonkan satu komisaris. Daftar kandidat diharapkan akan diumumkan pada  Agustus.